Jim Mattis Mengundurkan Diri Sebagai Menteri Pertahanan AS

Hal ini karena tidak setuju dengan keputusan dari Trump

Washington D.C., IDN Times - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, resmi menyatakan mundur dari jabatannya pada hari Kamis, 20 Desember 2018, waktu setempat. Pengunduran diri Jim Mattis ini disebabkan karena tidak sepakat dengan keputusan Trump yang menarik ribuan pasukan Amerika Serikat di Suriah.

1. Ia sempat meminta Trump untuk bisa menerima nasihatnya pada hari Kamis sore

Jim Mattis Mengundurkan Diri Sebagai Menteri Pertahanan AStwitter.com/tictoc

Dilansir dari The Guardian, pengunduran diri Jim Mattis dari jabatannya sebagai Menteri Pertahanan Amerika Serikat menunjukkan perbedaan atas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam perlakuannya terhadap sekutu dan pendekatan Amerika Serikat terhadap "aktor jahat dan pesaing strategis" di panggung dunia. Pengunduran dirinya ini terjadi setelah Trump dengan tiba-tiba mengumumkan penarikan ribuan pasukannya dari Suriah dan di tengah laporan dia juga memerintahkan pulang setengah dari 14.000 pasukan militer yang berada di Afghanistan.

Mattis dilaporkan pergi ke Gedung Putih pada hari Kamis sore (20/12) dalam upaya untuk membujuk Trump menyetujui penarikan pasukan secara bertahap dari Suriah dan meninggalkan kekuatan hingga tersisa ratusan pasukan seperti yang diungkapkan oleh pihak diplomatik Amerika Serikat. Ia juga menentang rencana Trump dengan membagi dua kontigen Amerika Serikat di Afghanistan untuk kembali ke negara asalnya. Sayangnya, permohonan ini ditolak oleh Trump sehingga langsung mengajukan pengunduran diri setelah itu.

Meski mundur, Mattis tetap berada di Kantor Kementerian Pertahanan hingga pensiun pada tanggal 28 Februari 2019 dengan memberi waktu untuk mencari pengganti dirinya. Keputusan pengunduran diri Mattis ini akan mengkhawatirkan sekutu Amerika Serikat di Eropa yang melihat Mattis sebagai perwujudan kelanjutan dalam kebijakan pertahanan Amerika Serikat dalam pemerintahan tidak menentu dan seringkali dalam kondisi radikal. Mattis dengan gigih menekankan pentingnya sekutu, khususnya kepada NATO dalam menghadapi skeptisisme yang terang-terangan dari Presiden.

Surat pengunduran dirinya ini menekankan bahwa tetap tegas dan tidak ambigu dalam pendekatan ke Tiongkok dan Rusia. "Satu keyakinan inti yang selalu saya pegang adalah bahwa kekuatan kami sebagai bangsa tidak bisa dilepaskan dari kekuatan sistem aliansi dan kemitraan kami yang unik dan komprehensif. Sementara Amerika Serikat tetap menjadi bangsa yang sangat penting di dunia bebas, kami tidak dapat melindungi kepentingan kami atau menjalankan peran itu secara efektif tanpa mempertahankan aliansi yang kuat dan menunjukkan rasa hormat kepada sekutu tersebut.

"Demikian pula, saya percaya kita harus tegas dan tidak ambigu dalam pendekatan kita terhadap negara-negara yang kepentingan strategisnya semakin tegang dengan negara kita," ungkap pernyataan Jim Mattis seperti yang dikutip dari The Guardian.

2. Keputusan ini sangat disayangkan oleh pihak parlemen

Jim Mattis Mengundurkan Diri Sebagai Menteri Pertahanan AStwitter.com/nbcchicago

Keputusan yang diambil oleh Jim Mattis ini sangat disayangkan oleh pihak parlemen. Menurut mereka, Jim Mattis dinilai secara luas sebagai sosok yang dapat memberikan pengaruh yang menstabilkan di Gedung Putih apabila kondisi sedang dalam kacau. Senator Partai Republik dari Florida, Marco Rubio, mengatakan bahwa mundurnya Mattis ini membuat kita sedang dalam menuju serangkaian kesalahan beberapa kebijakan yang tentunya membahayakan negaranya, merusak persekutuan, serta memberdayakan pihak musuh.

Senator Partai Republik dari Maine, Susan Collins, mengatakan mundurnya Mattis adalah kerugian nyata bagi Amerika Serikat, pasukan militernya, serta adminstirasi ini. Ketua DPR Amerika Serikat yang juga merupakan anggota Partai Republik dari Wisconsin, Paul Ryan, menilai pihak DPR harus berhutang budi kepadanya atas jasa-jasa yang ditorehkannya. Ketua Senat dalam Bidang Hubungan Luar Negeri, Bob Corker, memuji Mattis sebagai seorang patriot yang selalu menempatkan negara di atas dirinya dan merupakan yang terbaik di Amerika Serikat.

Pemimpin minoritas DPR dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, sangat terkejut mendengar kabar ini. Sosok Jim Mattis sendiri merupakan sosok yang nyaman sebagai suara penengah dalam administrasi kebijakan Trump.

3. Sebelumnya, keputusan Trump ini ditentang oleh rekan-rekannya sendiri

Jim Mattis Mengundurkan Diri Sebagai Menteri Pertahanan AStwitter.com/cnni

Tak hanya Jim Mattis saja, kebijakan Trump ini justru mendapat pertentangan dari rekannya di Partai Republik, Lindsey Graham. Menurutnya, ini adalah keputusan yang salah besar dan itu juga dilakukan oleh Barack Obama yang justru memiliki konsekuensi menghancurkan baik di Suriah maupun di negara sekitarnya. Ia juga merasa khawatir akan menyerahkan pengaruh tersebut ke wilayah Rusia dan Iran.

Bob Corker yang juga berasal dari Partai Republik mengatakan itu jauh lebih buruk daripada keputusan Barack Obama yang juga melakukan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Irak saat itu. "Ini adalah keputusan politik transaksional. Itu bukan keputusan berdasarkan fakta di lapangan," ungkap pernyataan Bob Corker seperti yang dikutip dari BBC.

Sementara Perancis, yang telah menjadi bagian penting dari koalisi pimpinan AS terhadap ISIS di Suriah dan Irak, mengatakan pasukannya akan tetap berada di Suriah Utara untuk saat ini karena ISIS belum disapu bersih. Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan keputusan Amerika Serikat ini berisiko merusak perjuangan melawan ISIS.

Pasukan Demokrat Suriah (SDF), sebuah aliansi pimpinan Kurdi di Suriah, memperingatkan bahwa penarikan itu akan berdampak negatif terhadap kampanye anti ISIS dan memungkinkan kelompok itu menghidupkan kembali dirinya sendiri.

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya