Kekerasan Terus Terjadi, Presiden Afghanistan Salahkan AS

Kelompok Taliban terus menguasai wilayah di Afghanistan

Kabul, IDN Times - Tindakan kekerasan yang terus terjadi di Afghanistan membuat Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menyalahkan Amerika Serikat dalam pernyataannya pada hari Senin, 2 Agustus 2021, waktu setempat. Kelompok Taliban terus menguasai beberapa wilayah Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Proses perdamaian yang tergesa-gesa membuat adanya keraguan dan ambiguitas bagi warga Afghanistan

Kekerasan Terus Terjadi, Presiden Afghanistan Salahkan ASPresiden Afghanistan, Ashraf Ghani. (Instagram.com/ashrafghani.af)

Dilansir dari The Guardian, Presiden Afghanistan menyalahkan penarikan cepat pasukan pimpinan Amerika Serikat atas memburuknya tindakan kekerasan di negaranya, ketika pasukan pemerintah berjuang untuk mencegah kota-kota provinsi jatuh ke tangan kelompok Taliban dalam eskalasi besar dalam pertempuran. Pejuang Taliban menyerang setidaknya 3 ibu kota provinsi semalam, yakni Lashkar Gah, Kandahar, dan Herat, setelah pertempuran sengit akhir pekan yang mengakibatkan ribuan warga sipil melarikan diri dari gerilyawan yang maju. Pada hari Senin, 2 Agustus 2021, waktu setempat, Ghani mengatakan kepada parlemen bahwa proses perdamaian yang diimpor dan tergesa-gesa tidak hanya gagal membawa perdamaian tetapi juga menciptakan keraguan dan ambiguitas di antara warga Afghanistan.

Dalam pengakuan yang jelas mengenai skala kemajuan Taliban, Ghani mengatakan bahwa pemerintahannya saat ini akan fokus untuk melindungi ibu kota provinsi dan daerah perkotaan utama dalam menghadapi kemajuan cepat kelompok Taliban. Menurutnya, kelompok Taliban tidak percaya pada perdamaian yang abadi atau adil. Pertempuran berkecamuk di Lashkar Gah, ibu kota Provinsi Helmand, di mana Taliban melancarkan serangan terkoordinasi di pusat kota dan penjaranya setelah pemerintah mengumumkan pengerahan ratusan pasukan komando ke daerah itu.

2. Setelah Presiden memberikan pernyataan, kelompok Taliban menguasai gedung radio dan TV milik pemerintah provinsi

Kekerasan Terus Terjadi, Presiden Afghanistan Salahkan ASKelompok Taliban menguasai beberapa wilayah di Afghanistan setelah keputusan Amerika Serikat menarik para pasukannya. (Twitter.com/FawadAman2)

Baca Juga: Gelombang Pertama Relokasi Warga Afghanistan Tiba di AS

Beberapa jam setelah pernyataan Presiden, para pejuang Taliban menguasai gedung radio dan TV milik pemerintah provinsi, menggantikan siaran normal dengan lagu-lagu religi. Bangunan itu terletak hanya 400 meter di sebelah utara kantor Gubernur Provinsi, yang masih di bawah kendali pemerintah, bersama dengan beberapa instalasi pemerintah lainnya. Salah seorang warga setempat bernama Hawa Malalai memperingatkan krisis yang berkembang di wilayah itu, seperti adanya pertempuran, pemadaman listrik, orang sakit di rumah sakit, dan jaringan telekomunikasi mati. Lebih parahnya, ia mengungkapkan tidak ada obat-obatan serta apotek tutup.

Selama bertahun-tahun, Provinsi Helmand adalah pusat dari kampanye militer Amerika Serikat dan Inggris di Afghanistan, hanya untuk itu tergelincir lebih dalam ke dalam ketidakstabilan. Provinsi ini merupakan tempat pertempuran paling sengit antara pasukan asing dan kelompok Taliban selama bertahun-tahun ketika puluhan ribu tentara dikerahkan untuk mendukung mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Ladang opium yang luas di beberapa provinsi menyediakan bagian terbesar dari opium untuk perdagangan heroin internasional, dengan menjadikannya sumber pajak dan uang tunai yang menguntungkan untuk peti perang Taliban.

Hilangnya ibu kota Provinsi Helmand akan menjadi pukulan strategis psikologis besar-besaran bagi pemerintah setempat, yang berjanji untuk mempertahankan ibu kota provinsi dengan segala cara setelah kehilangan sebagian besar pedesaan ke Taliban selama musim panas lalu.

3. Presiden AS menilai meningkatnya kekerasan Taliban dapat memperluas kelayakan penerimaan pengungsi untuk warga Afghanistan

Kekerasan Terus Terjadi, Presiden Afghanistan Salahkan ASPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Instagram.com/potus)

Di hari yang sama, pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengumumkan bahwa karena meningkatnya kekerasan oleh kelompok Taliban, itu memperluas kelayakan penerimaan pengungsi untuk warga Afghanistan yang memiliki hubungan dengan Amerika Serikat. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa kelayakan yang diperluas akan mencakup warga Afghanistan yang bekerja dengan organisasi media yang berbasis di Amerika Serikat atau organisasi non-pemerintah atau pada proyek yang didukung oleh dana Amerika Serikat. Tetapi, Amerika Serikat tidak bermaksud membantu mereka meninggalkan negara itu atau mendukung mereka selama proses pengadilan 12-14 bulan.

Sebuah laporan yang diungkapkan belum lama ini dari Komisi HAM Independen Afghanistan (AIHRC) menemukan bahwa kelompok Taliban telah membunuh setidaknya 40 orang sejak 16 Juli 2021 lalu di Distrik Spin Boldak di Provinsi Kandahar, Afghanistan. Komisi itu mengatakan temuannya, yang dirilis pada hari Sabtu, 31 Juli 2021, lalau mengungkapkan bahwa Taliban telah membalas terhadap pejabat pemerintah serta penduduk masa lalu dan saat ini yang menyambut pasukan keamanan Afghanistan selama perebutan kembali Distrik Spin Boldakpada tanggal 14 Juli 2021 lalu. Pada minggu yang sama, pejuang Taliban membunuh 22 anggota pasukan khusus Afghanistan ketika mereka mencoba untuk menyerah.

Baca Juga: Veteran Perang Afghanistan dari Australia Bakar Medali Dinas

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya