Komentari Korban Tewas, Blogger China Dipenjara 8 Bulan

Ia juga diperintahkan untuk minta maaf secara terbuka

Beijing, IDN Times - Seorang blogger asal Tiongkok, Qiu Ziming, divonis 8 bulan penjara pada hari Selasa, 1 Juni 2021, waktu setempat setelah didakwa mengomentari jumlah korban tewas yang dialami pasukan tentara Tiongkok dalam bentrokan di perbatasan Himalaya. Ia juga diperintahkan untuk meminta maaf secara terbuka di hadapan publik. Bagaimana awal ceritanya?

1. Qiu Ziming merupakan terdakwa pertama yang dihukum menyusul adanya amandemen hukum pidana

Komentari Korban Tewas, Blogger China Dipenjara 8 BulanBlogger asal Tiongkok, Qiu Ziming. (Twitter.com/CheshtaBakshi)

Dilansir dari BBC, Qiu Ziming mendapatkan vonis hukuman penjara selama 8 bulan setelah didakwa bersalah atas komentarnya mengenai jumlah tentara Tiongkok yang tewas dalam bentrokan perbatasan Himalaya dengan pasukan India pada tahun 2020 lalu. Ia dinyatakan bersalah karena dianggap melakukan fitnah terhadap pahlawan dan martir. Dengan demikian, dia adalah orang pertama yang didakwa secara pidana berdasarkan pelanggaran tersebut menyusul amandemen hukum pidana Tiongkok.

Mereka yang didakwa berdasarkan undang-undang ini dapat dipenjara hingga maksimal 3 tahun penjara. Qiu juga diperintahkan untuk segera meminta maaf secara terbuka di hadapan publik dan muncul di televisi setempat di mana dia mengatakan sangat malu pada dirinya sendiri. Alasan ia melakukan hal tersebut karena demi mendapatkan perhatian netizen setempat, memutarbalikkan fakta di Weibo, dan memfitnah serta merendahkan para pahlawan yang mempertahankan perbatasan Tiongkok-India.

Tak hanya itu saja, akun Weibo milik Qiu juga dibekukan selama setahun ke depan atas peristiwa tersebut.

2. Sebelumnya, ia ditangkap pada akhir Februari 2021 lalu

Komentari Korban Tewas, Blogger China Dipenjara 8 BulanIlustrasi seseorang ditangkap oleh polisi. (Pixabay.com/4711018)

Qiu ditangkap pada akhir Februari 2021 lalu di tempat tinggalnya di Nanjing setelah menanyai akun resmi Tiongkok mengenai bentrokan di Himalaya. Dalam pesan yang disampaikan kepada 2,5 juta pengikutnya di media sosial Weibo, dia menyarankan korban jiwa akan dinaikkan lebih tinggi karena menurut akun resmi, beberapa tentara tewas ketika membantu pasukan dalam kesulitan yang dalam pandangannya akan menderita kerugian
juga. Dia juga mempertanyakan mengapa pengumuman itu memakan waktu 8 bulan, sebaliknya India justru segera mengenali jumlah korban tewas yang saat itu sebanyak 20 tentara.

Kepolisian Nanjing memberikan pernyataan alasan penangkapan Qiu karena memberikan informasi palsu dan mencemarkan nama baik 4 pahlawan yang tewas serta seorang yang mengalami luka-luka ketika berurusan dengan pelanggaran ilegal militer India. Tak hanya itu, tindakan Qiu tersebut dapat menimbulkan masalah yang membawa dampak sosial negatif yang parah. Tak hanya Qiu, Kepolisian Nanjing juga menangkap 2 blogger lainnya
dan ditahan di Beijing, Tiongkok, karena komentar yang dibuat selama obrolan di grup WeChat, aplikasi pengiriman pesan.

Baca Juga: Bangladesh Hukum Mati Pembunuh Blogger AS

3. Peristiwa bentrokan di perbatasan Tiongkok-India terjadi pada bulan Juni 2020 lalu

Komentari Korban Tewas, Blogger China Dipenjara 8 BulanSuasana di sekitar wilayah perbatasan Tiongkok-India. (Pixabay.com/Jeevan)

Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Juni 2020 lalu, di mana peristiwa terseebut menyusul meningkatnya ketegangan kedua negara ini dan merupakan bentrokan mematikan pertama di daerah perbatasan yang setidaknya dalam 45 tahun terakhir ini. Tentara India awalnya mengatakan hanya 3 tentaranya yang tewas serta menambahkan bahwa kedua belah pihak juga menderita korban jiwa. Akan tetapi, kemudian beberapa hari setelahnya, para pejabat mengatakan sejumlah tentara yang terluka parah telah meninggal karena luka-luka yang dideritanya.

Kementerian Luar Negeri India menuding Tiongkok melanggar kesepakatan yang dicapai minggu sebelumnya untuk menghormati Garis Kontrol Aktual (LAC) di Lembah Gelwan. India menuding Tiongkok mengirim ribuan pasukan ke Lembah Gelwan di Ladakh, India, dan mengatakan Tiongkok menempati sejauh 38 ribu km persegi dari wilayahnya. Beberapa putaran pembicaraan dalam 3 dekade terakhir telah gagal menyelesaikan sengketa perbatasan. Sungai, danau, dan lapisan salju di sepanjang perbatasan kedua negara ini berarti garis dapat bergeser, yang artinya membawa tentara berhadapan di banyak titik sehingga memicu konfrontasi.

Namun demikian, kedua negara ini memiliki perjanjian lama untuk tidak menggunakan senjata atau bahan peledak di sepanjang perbatasan. Pada bulan Januari 2021 lalu, kedua tentara juga bentrok di sepanjang perbatasan di timur laut di Negara Bagian Sikkim, India, yang menyebabkan luka-luka pada tentara kedua belah pihak. Tetapi India dan Tiongkok sejak saat itu setuju untuk melepaskan diri dari perbatasan sekarang di tengah-tengah menarik kembali pasukan dari bagian-bagiannya.

Baca Juga: Bangladesh Hukum Mati Pembunuh Blogger AS

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya