Konflik Perbatasan, Armenia Ungkap 6 Pasukannya Tewas

Sebelumnya, Armenia-Azerbaijan sepakat gencatan senjata

Jakarta, IDN Times - Konflik terakhir yang terjadi belum lama ini membuat pihak Armenia mengungkapkan 6 pasukannya tewas dalam pengumumannya pada Jumat (19/11) waktu setempat. Padahal beberapa hari sebelumnya, Armenia dan Azerbaijan sudah melakukan gencatan senjata.

1. Kedua negara tersebut saling menyalahkan satu sama lain

Dilansir dari Rferl.org, dalam sebuah pernyataan pada Jumat waktu setempat, pihak Kementerian Pertahanan Armenia memberikan nama 5 prajurit yang tewas dalam bentrokan, termasuk 1 perwira. Sedangkan identitas tentara lain yang tewas belum ditetapkan.

Sedangkan pihak Azerbaijan mengatakan 7 tentaranya tewas dan 10 lainnya terluka dalam
pertempuran yang terjadi pada Selasa (16/11) lalu. Hal inilah yang menyebabkan kedua negara ini saling menyalahkan satu sama lain.

Kementerian sebelumnya melaporkan kematian seorang tentara serta mengatakan bahwa komunikasi dengan 24 prajurit lainnya terputus, sementara 13 prajurit lainnya ditawan oleh pasukan Azerbaijan.

"Pekerjaan intensif dengan mediasi dan partisipasi pihak Rusia sedang dilakukan untuk
memulangkan tentara yang ditawan atau hilang akibat pertempuran," ungkap pernyataan dari Kementerian Pertahanan Armenia yang dilansir dari Rferl.org.

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinian, mengatakan pada Kamis (18/11) waktu setempat bahwa proposal Rusia tentang "tahap persiapan" dari proses delimitasi dan demarkasi perbatasan dapat diterima oleh pihak Armenia.

2. Beberapa hari lalu, Rusia desak Armenia dan Azerbaijan mundur dari konfrontasi

Baca Juga: Armenia Umumkan Gencatan Senjata dengan Azerbaijan

Pada Selasa lalu, Armenia dan Azerbaijan menyetujui gencatan senjata di perbatasan mereka setelah Rusia mendesak mereka untuk mundur dari konfrontasi menyusul bentrokan paling mematikan sejak perang tahun 2020 lalu.

Armenia meminta Rusia untuk membantu mempertahankannya setelah pertempuran terburuk sejak perang selama 44 hari tahun 2020 lalu antara pasukan etnis Armenia dan tentara Azeri di daerah kantong Nagorno-Karabakh.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, bersama Nikol Pashinyan membahas situasi di perbatasan
melalui telepon.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, juga berbicara melalui telepon dengan Menteri
Pertahanan Armenia dan Azerbaijan melalui telepon.

Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pasukannya mendapatkan serangan dari Azerbaijan dan 12 tentaranya telah ditangkap, sementara dua posisi tempur di dekat perbatasan dengan Azerbaijan telah hilang.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan telah menanggapi provokasi skala besar setelah pasukan Armenia menembaki posisi tentara Azeri serta bahwa operasinya sendiri telah berhasil.

3. Konflik di wilayah Nagorno-Karabakh yang terus berlanjut

Konflik Perbatasan, Armenia Ungkap 6 Pasukannya TewasSuasana di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh. (Unsplash.com/sarinave)

Sampai perang tahun 2020 lalu atas nama wilayah Nagorno-Karabakh, perbatasan itu disangga oleh wilayah di dalam Azerbaijan di bawah kendali de facto Armenia sejak 1990an lalu.

Tetapi dengan kemenangan militer Azerbaijan dan merebut kembali hampir semua wilayahnya yang hilang, daerah perbatasan antara Provinsi Syunik dan Gegharkunik di Armenia serta wilayah Zangezur Timur Azerbaijan yang baru didirikan telah menjadi garis depan militer.

Seorang analis senior di International Crisis Group, Olesya Vartanyan, mengatakan di daerah
pegunungan, kedua pasukan ingin membangun posisi di tempat terbaik yang berbeda.

Menurutnya, ketika satu sisi mengamati beberapa truk besar dengan tentara, dia langsung
mencurigai kemungkinan adanya persiapan serangan serta tidak ada cara untuk memeriksa sebelum memulai serangan.

Provinsi Syunik memisahkan Azerbaijan dari eksklavenya, Republik Otonomi Nakhchivan, di beberapa tempat dengan jarak kurang dari 40 km.

Pembela HAM Armenia, Arman Tatoyan, menuduh Azerbaijan melakukan kebijakan isolasi yang disengaja, menggambarkan rute alternatif yang hampir tidak dapat dilalui oleh penduduk desa setempat.

Sementara Azerbaijan meyatakan bahwa Armenia memprovokasi pertempuran terakhir, geolokasi dari beberapa rekaman yang direkam sejak Selasa lalu dengan kuat menunjukkan serangan oleh angkatan bersenjata Azerbaijan di dalam wilayah Armenia.

Kehadiran militer Rusia di Armenia seharusnya menjamin keamanan Armenia serta sepatu bot Rusia di tanah di Karabakh dapat membantu menjaga perdamaian yang rapuh, meskipun dengan sesekali adanya kekerasan secara lokal.

Baca Juga: Yerevan Tuduh Azerbaijan Punya Dendam Etnis ke Armenia

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya