Korea Utara Kecam Korea Selatan karena Diragukan Bebas COVID-19

Para ahli menilai Korea Utara mustahil bebas dari virus itu

Pyongyang, IDN Times - Korea Utara belum lama ini mengecam pihak Korea Selatan yang meragukan negaranya telah bebas dari virus COVID-19. Padahal, para ahli menilai Korea Utara mustahil bisa lolos dari virus tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kim Yo-jong menilai Menteri Luar Negeri Korea Selatan mengeluarkan pernyataan sembrono

Korea Utara Kecam Korea Selatan karena Diragukan Bebas COVID-19Adik dari Kim Jong-un, Kim Yo-jong. (Instagram.com/kim_yo_jong1987)

Dilansir dari The Guardian, Kim Yo-jong telah melancarkan serangan verbal yang pedas terhadap Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha, karena mempertanyakan klaim Korea Utara yang sampai saat ini terbebas dari COVID-19. Ia juga menilai pernyataan dari Kang Kyung-wha sebagai pernyataan sembrono dan menuduhnya berusaha merusak hubungan yang sudah tegang antara Korea Utara dengan Korea Selatan. Kang mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa sulit untuk mempercayai desakan Korea Utara yang masih terbebas dari COVID-19 selama setahun terakhir ini.

Kim menilai niat dari pihak Korea Selatan terlihat sangat jelas dan pemerintah Korea Utara tidak akan melupakan pernyataannya dan dia mungkin harus membayar mahal untuk itu. Pihak Korea Utara sendiri sampai saat ini belum secara resmi mengkonfirmasi adanya COVID-19, meskipun dikatakan ada ribuan kasus yang telah dicurigai. Pekan lalu, Korea Utara telah memberlakukan tindakan darurat kelas atas dan Korea Utara ditempatkan pada tingkat kewaspadaan tinggi terhadap virus COVID-19.

Para ahli sebelumnya menilai Korea Utara mustahil bisa lolos dari COVID-19 meskipun berbagai cara dilakukan dengan memberlakukan ketat perbatasan dengan negara-negara tetangga Korea Utara. Pelarangan ketat tersebut mulai dilakukan sejak bulan Januari 2020 lalu, di mana wabah COVID-19 baru mulai pada saat itu.

2. Hubungan kedua negara Korea ini akhir-akhir ini semakin memburuk dalam setahun terakhir

Korea Utara Kecam Korea Selatan karena Diragukan Bebas COVID-19Ilustrasi bendera Korea Utara dan Korea Selatan. (Pixabay.com/www_slon_pics)

Hubungan antara Korea Utara dengan Korea Selatan sempat dingin pada tahun 2018 lalu setelah pertemuan puncak antara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dengan Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, yang pada saat itu mengadakan pertemuan sebanyak 3 kali. Sayangnya, hubungan tersebut semakin lama semakin merenggang setelah pada bulan Juni 2020 lalu, pihak Korea Utara telah meledakkan kantor penghubung yang didirikan untuk meningkatkan komunikasi dengan Korea Selatan terkait rencana pembelot untuk mengirimkan selebaran propaganda anti Korea Utara melintasi perbatasan.

Tak lama, bulan September 2020 lalu, Kim Jong-un mengeluarkan pernyataan minta maaf publik yang jarang terjadi setelah tentara Korea Utara menembak mati seorang pejabat Korea Selatan yang terbawa arus melintasi perbatasan negara dan kemungkinan mereka mengira pejabat terus berupaya untuk membelot. Badan Intelijen Korea Selatan juga mengklaim bulan November 2020 lalu telah menggagalkan upaya peretas dari Korea Utara untuk mengganggu upaya pengembangan vaksin COVID-19.

Baca Juga: Korea Utara Coba Retas Vaksin COVID-19 Korea Selatan

3. Upaya mencegah COVID-19 oleh Kim Jong-un dinilai terlalu berlebihan

Korea Utara Kecam Korea Selatan karena Diragukan Bebas COVID-19Presiden Korea Utara, Kim Jong-un. (Instagram.com/marshalkimjongun)

Upaya dalam pencegahan virus COVID-19 oleh Presiden Korea Utara, Kim Jong-un, dinilai terlalu berlebihan karena langsung melakukan penjagaan sangat ketat di perbatasan negara yang hampir tidak bisa dilewati sama sekali serta memutus hampir semua perdagangan dengan Tiongkok. Tak hanya itu saja, Kim Jong-un juga melakukan eksekusi mati kepada para pejabat bea cukai yang dinilai gagal menangani barang impor dengan tepat. Pihak Tiongkok sendiri mengekspor barang ke Korea Utara hanya mencapai nilai total sebesar 253 ribu dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp3,56 miliar pada bulan Oktober 2020 lalu, turun sekitar 99 persen dari September 2020 hingga Oktober 2020 lalu.

Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Korea Utara dan secara efektif merupakan garis hidup ekonomi rezim Korea Utara saat ini. Sebelum sanksi besar dari PBB yang diberlakukan sebagai hukuman untuk program senjata nuklir Korea Utara pada tahun 2016 dan 2017, Tiongkok telah menyumbang lebih dari 90 persen perdagangan luar negeri Korea Utara. Saat ini, Korea Utara belum secara terbuka mengenai penurunan perdagangan di negaranya atau alasan di baliknya, tetapi pandemi COVID-19 merupakan penjelasan yang paling mungkin di balik semua ini.

Baca Juga: Korea Utara Coba Retas Vaksin COVID-19 Korea Selatan

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya