Korsel dan Korut Bahas Dibukanya Kembali Kantor Penghubung

Sebelumnya, kedua negara sepakat memulihkan jalur komunikasi

Seoul, IDN Times - Korea Utara dan Korea Selatan sedang membahas dibukanya kembali kantor penghubung bersama pada hari Jumat, 30 Juli 2021, waktu setempat. Sebelumnya, kedua negara ini sepakat membuka kembali jalur komunikasi yang sempat terputus selama setahun lebih. Bagaimana awal ceritanya?

1. Kedua pemimpin ini telah mencari cara untuk meningkatkan hubungan yang tegang sejak April 2021 lalu 

Korsel dan Korut Bahas Dibukanya Kembali Kantor PenghubungPemimpin Korea Utara, Kim Jong-un (kiri) dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in (kanan). (Twitter.com/taqinmord)

Dilansir dari Aljazeera.com, Korea Utara dan Korea Selatan sedang dalam pembicaraan untuk membuka kembali kantor penghubung bersama yang dihancurkan Korea Utara tahun 2020 lalu dan mengadakan pertemuan puncak sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan hubungan. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mencari cara untuk meningkatkan hubungan yang tegang dengan bertukar beberapa surat sejak April 2021 lalu. Diskusi tersebut menandakan peningkatan hubungan yang sempat memburuk tahun 2020 lalu setelah pertemuan puncak 3 pemimpin pada tahun 2018 yang menjanjikan perdamaian dan rekonsiliasi.

Pembicaraan antar-Korea juga dapat membantu memulai kembali yang macet antara Korea Utara dan Amerika Serikat yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal Korea Utara dengan imbalan keringanan sanksi. Masalahnya adalah kunci bagi Moon, yang menghadapi penurunan dukungan di tahun terakhirnya menjabat. Moon mempertaruhkan warisannya untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Utara dan membantu mengatur pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, pada tahun 2018 dan 2019 lalu.

2. Peningkatan hubungan kedua negara Korea apakah dimulainya kembali hubungan antara AS dengan Korea Utara

Korsel dan Korut Bahas Dibukanya Kembali Kantor PenghubungHubungan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara. (Pixabay.com/geralt)

Pihak Korea Selatan telah memberi tahu Jepang dan Amerika Serikat melalui saluran diplomatik sebelum mengumumkannya pada awal pekan ini kesepakatannya dengan Korea Utara untuk memulihkan jalur komunikasi antar-Korea. Pemberitahuan sebelumnya mengenai pengumuman yang disampaikan hari Selasa, 27 Juli 2021, lalu menandakan pemerintah Presiden Korea Selata, Moon Jae-in, menempatkan pentingnya kerja sama dengan Amerika Serikat dan Jepang dalam masalah Korea Utara meskipun memiliki hubungan yang dingin dengan Jepang mengenai tenaga kerja masa perang dan masalah lainnya.

Pemerintah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bekerja untuk memulihkan hubungan dengan sekutunya yang sempat berantakan di bawah pemerintahan pendahulunya, Donald Trump, dan telah mementingkan kerangka trilateral yang melibatkan Amerika Serikat dan sekutu utamanya di Asia. Pemerintah Moon tampaknya merespons dengan baik dan salah seorang pejabat pemerintah Jepang mengatakan pihaknya percaya Korea Selatan akan terus bekerja sama dengan Jepang dan Amerika Serikat ke depan.

Dengan Korea Utara menutup perbatasannya karena pandemi COVID-19, Korea Selatan
berharap dapat mengadakan konsultasi antar-Korea secara online. Masih harus dilihat apakah Korea Utara akan setuju untuk mengadakan pembicaraan substantif mengenai masalah-masalah seperti respons pandemi dan masalah lainnya. Sementara itu, pembicaraan nuklir antara Amerika Serikat dan Korea Utara tetap menemui jalan buntu setelah pertemuan puncak antara Trump dan Kim berakhir tanpa adanya kesepakatan pada Februari 2019 lalu.

Tidak jelas apakah peningkatan terbaru dalam hubungan Korea Utara-Korea Selatan dapat menyebabkan dimulainya kembali hubungan Amerika Serikat-Korea Utara.

Baca Juga: 13 Negara yang Bebas dari Virus Corona, Ada Korea Utara

3. Saat ini, Korea Utara menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak bencana kelaparan pada tahun 1990-an

Korsel dan Korut Bahas Dibukanya Kembali Kantor PenghubungSuasana di sekitar salah satu wilayah yang berada di Korea Utara. (Pixabay.com/StillWZ)

Dihantam oleh pandemi COVID-19 dan topan tahun 2020 lalu, Korea Utara menghadapi krisis ekonomi terburik sejak bencana kelaparan pada tahun 1990an yang menewaskan sebanyak 3 juta orang saat itu. Bank Sentral Korea Selatan mengatakan di hari Jumat, 30 Juli 2021, waktu setempat bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) berkontraksi 4,5 persen tahun 2020 lalu secara riil. Hal itu merupakan kinerja terburuk sejak 1997 lalu dan pembalikan pertumbuhan 0,4 persen yang dilaporkan pada tahun 2019 lalu.

Seorang pejabat Bank Sentral Korea Selatan mengatakan seiring dengan sanksi PBB yang terus berlanjut, tindakan lockdown Korea Utara untuk memerangi pandemi COVID-19 dan kondisi cuaca yang memburuk seperti hujan lebat dan topan adalah pendorong utama kontraksi tersebut. Korea Utara diperkirakan akan melanjutkan perdagangan dengan Tiongkok, sekutu utamanya, pada awal Agustus 2021 ini, yang melibatkan layanan kereta kargo, setelah membatalkan rencana untuk melakukannya pada bulan April 2021 lalu terutama karena kekhawatiran atas varian COVID-19 yang lebih menular.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar dan panggilan ke Kedutaan Besar Tiongkok di Korea Selatan tidak ada jawaban.

Baca Juga: Korea Utara: Krisis Pangan, Rusia Tawarkan Vaksin COVID-19

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya