Kota di Argentina Alami Rekor Suhu Tertinggi, 45 Derajat

Cuaca tersebut membebani jaringan listrik negara itu

Buenos Aires, IDN Times - Beberapa kota di Argentina serta negara-negara Amerika Selatan lainnya mengalami rekor tertinggi suhu udara yang terjadi pada Jumat (14/1/2022) waktu setempat. Cuaca panas tersebut membebani jaringan listrik yang ada di negara itu.

1. Sebanyak lebih dari 75 ribu warga mengalami pemadaman listrik di Buenos Aires  

Dilansir dari Aljazeera.com, beberapa kota di Argentina dan negara-negara tetangga di
Amerika Selatan lainnya telah mencapai rekor suhu tertinggi saat wilayah tersebut mengalami cuaca panas terik di bawah gelombang panas bersejarah ini.

Seorang ahli meteorologi di Badan Meteorologi Nasional resmi di Argentina, Cindy Fernandez, mengatakan hampir semua wilayah Argentina dan juga negara-negara tetangga seperti Uruguay, Brasil bagian selatan, dan Paraguay mengalami har-hari terpanas dalam sejarah.

Banyak kota telah mencatat suhu tertinggi sejak pencatatan dimulai, dengan beberapa zona memanas hingga 45 derajat Celcius.

"Di Argentina, dari pusat Patagonia ke utara negara itu, nilai termal tercatat mencapai atau melebihi 40 derajat," ungkap pernyataan dari Cindy Fernandez yang dilansir dari Aljazeera.com.

Cuaca panas dan kekeringan yang berkepanjangan telah melanda tanaman negara penghasil biji-bijian, meskipun ada harapan bahwa penurunan suhu yang diperkirakan minggu depan akan membawa periode curah hujan untuk mendinginkan tanaman serta warga sekitar.

Selain itu, cuaca panas tersebut juga membebani jaringan listrik di Argentina. Di Provinsi Buenos Aires di sekitar ibu kota, lebih dari 75 ribu warga setempat mengalami pemadaman listrik pada Jumat waktu setempat.

Argentina sendiri mencatat tingkat konsumsi listrik tertinggi pada Jumat sore waktu setempat.

2. Ahli meteorologi setempat mengatakan massa udara hangat telah terbentuk di atas wilayah Argentina 

Baca Juga: Argentina: Pemadaman Listrik Terjadi di Tengah Gelombang Panas

Ilmuwan pemerintah Amerika Serikat pada Kamis (13/1/2022) lalu melaporkan bahwa tahun 2021 lalu merupakan tahun terpanas ke-6 dalam catatan serta mereka menyalahkan perubahan iklim.

Selama 8 tahun terakhir ini merupakan 8 tahun terpanas dan dekade terakhir adalah yang
terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1880 lalu.

Fernandez mengatakan massa udara hangat telah terbentuk di atas wilayah Argentina, tepat di tengah musim panas belahan bumi selatan.

"Kami mengalami hari-hari cerah di mana radiasi matahari sangat intens serta dalam konteks kekeringan ekstrem yang dialami Argentina selama sekitar 2 tahun. Ini berarti bahwa tanahnya sangat kering dan tanah yang kering lebih panas daripada tanah yang lembab," ungkap pernyataan dari Cindy Fernandez terkait massa udara hangat yang dilansir dari Aljazeera.com.

Beberapa hari lalu, ahli meteorologi setempat lainnya, Lucas Berengua, mengatakan gelombang panas tersebut tidak dapat diprediksi dan dapat memecahkan rekor di Argentina.

"Ini adalah gelombang panas dengan karakteristik luar biasa, dengan nilai suhu ekstrem
yang bahkan akan dianalisis setelah selesai serta mungkin menghasilkan beberapa catatan sejarah untuk suhu Argentina dan persistensi panas," ungkap penjelasan dari Lucas Berengua yang dilansir dari Reuters.com.

3. Tak hanya di Argentina, Australia juga mengalami hal serupa 

Pada Kamis lalu, Australia telah menyamai rekor hari terpanasnya setelah kota pesisir
terpencil melaporkan suhu mencapai 50,7 derajat Celcius.

Suhu di Onslow, Australia Barat, telah menyamai rekor yang dibuat pada tahun 1962 lalu
di Australia Selatan. Onslow dan wilayah sekitarnya bisa melihat rekor pecah lagi dengan suhu yang akan naik sedikit sehari setelahnya.

Hal itu terjadi setelah Australia Barat telah melaporkan kejadian kebakaran hutan besar pada bulan Desember 2021 lalu.

Menurut sumber setempat, suhu rata-rata di Onslow saat ini mencapai angka 36,5 derajat
Celcius. Sedangkan dua kota lainnya, Mardie dan Roebourne, melaporkan suhu lebih dari
50 derajat Celcius pada hari yang sama.

Seorang ahli meteorologi setempat, Luke Huntington, mengatakan bahwa penumpukan udara panas di wilayah tersebut disebabkan oleh kurangnya badai petir.

Dia mengatakan warga sekitar harus ekstra hati-hati untuk tetap berada di dalam ruangan
dengan AC atau jika mereka harus berada di luar ruangan untuk tetap berada di tempat
teduh.

Cuaca panas yang memecahkan rekor datang hanya beberapa hari setelah sebuah laporan dari sistem satelit Uni Eropa mengkonfirmasi bahwa 7 tahun terakhir telah menjadi tahun terpanas dengan memecahkan rekor.

Dunia telah menghangat sekitar 1,2 derajat Celcius sejak era industri dimulai dan suhu akan terus meningkat kecuali pemerintah di seluruh dunia melakukan pemotongan tajam terhadap emisi.

Baca Juga: Brasil Tolak Bantuan Penanganan Banjir Bandang dari Argentina

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya