Lockdown, Macron Tutup Seluruh Sekolah di Seluruh Prancis

Kebijakan tersebut akan diberlakukan akhir pekan ini

Paris, IDN Times - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, secara resmi mengumumkan untuk menutup seluruh sekolah di Prancis di tengah memasuki lockdown yang ketiga kalinya pada hari Rabu, 31 Maret 2021, waktu setempat. Kebijakan tersebut akan diberlakukan pada akhir pekan ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Situasi di Prancis saat ini menurut Macron sangat sensitif

Lockdown, Macron Tutup Seluruh Sekolah di Seluruh PrancisSuasana di sekitar wilayah Paris, Prancis. (Pixabay.com/pierre9x6)

Dilansir dari BBC, dalam pidatonya yang disiarkan langsung di televisi pada hari Rabu, 31 Maret 2021, waktu setempat, Macron menggambarkan situasi di Prancis sebagai situasi sensitif dan mengatakan bahwa bulan April 2021 akan terbukti penting. Menurutnya, pihaknya akan kehilangan kendali jika tidak bergerak dari sekarang. Kepala negara berusia 43 tahun juga mengatakan itu merupakan perlombaan antara vaksinasi di satu sisi dan upaya untuk mengendalikan penyebaran virus COVID-19 di sisi lain.

Untuk anak-anak sekolah setelah akhir pekan ini, proses pembelajaran akan dilakukan secara daring selama seminggu ke depan, setelahnya sekolah tersebut libur selama 2 minggu, yang untuk sebagian besar sekolah di Prancis akan lebih awal dari yang sudah dijadwalkan. Setelah itu, para siswa TK dan SD akan kembali ke sekolah sementara siswa SMP dan SMA melanjutkan pembelajaran melalui daring selama seminggu waktu tambahan.

2. Sebagian besar rumah sakit di Prancis mengalami lonjakan permintaan tempat tidur di ruang ICU

Lockdown, Macron Tutup Seluruh Sekolah di Seluruh PrancisIlustrasi ruang ICU di rumah sakit. (Pixabay.com/1662222)

Sebagian besar rumah sakit di Prancis mengalami tekanan seiring bertambahnya jumlah kasus COVID-19 yang telah mengakibatkan lonjakan permintaan tempat tidur di ruang ICU, sedangkan beberapa rumah sakit di sekitar wilayah Paris juga telah mengurangi perawatan pasien non-COVID-19. Federasi Rumah Sakit Prancis (FHF) pada pekan lalu telah memperingatkan bahwa bangsal di seluruh Prancis menghadapi kejutan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya serta beberapa pekan ke depan jika pihak berwenang tidak dapat menghentikan peningkatan kasus.

Hal ini juga mendesak pemerintah Prancis untuk mengeluarkan tindakan lockdown ketat atau resiko rumah sakit menjadi kewalahan. Kepala Ahli Penyakit Menular di Rumah Sakit Tenon, Paris, Gilles Pialoux, mengatakan bahwa pembatasan lockdown seharusnya diterapkan lebih cepat serta ia menambahkan bahwa beberapa staf rumah sakit mengalami kelelahan. Dukungan publik yang diberikan untuk melakukan lockdown secara nasional semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir, dengan poling dari survei Elabe Institute yang dirilis pada hari yang sama bahwa sekitar 54 persen warga setempat mendukung lockdown nasional.

Walikota Paris, Anne Hidalgo, mendukung langkah penutupan sekolah yang menilai langkah tersebut diperlukan berada dalam situasi yang sangat serius. Sekelompok guru sekolah di Prancis sebelumnya telah mengajukan keluhan hukum terhadap Menteri Pendidikan Prancis, Jean-Michel Blanquer, karena dianggap membahayakan nyawa orang lain serta menuduhnya gagal melindungi staf dalam kontak rutin dengan anak-anak di ruang kelas.

Baca Juga: Prancis Lockdown Nasional Ketiga, Sekolah Tutup 3 Minggu

3. Jumlah kasus COVID-19 di Prancis sampai saat ini

Lockdown, Macron Tutup Seluruh Sekolah di Seluruh PrancisMenara Eiffel di Paris, Prancis. (Pixabay.com/nuno_lopes)

Sampai hari Rabu, 31 Maret 2021, waktu setempat, jumlah kasus COVID-19 di Prancis sudah mencapai total sebanyak 4.644.423 kasus dengan rincian 95.640 kasus berakhir meninggal dunia serta 294.638 kasus berakhir sembuh. Penambahan jumlah kasus di hari yang sama telah mencapai 41.907 kasus dengan rincian 303 kasus berakhir meninggal dunia. Untuk sementara, Prancis berada di urutan ke-4 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Macron mengatakan kampanye vaksinasi di negaranya harus dipercepat. Tergerus sejak dini dalam birokrasi serta diperlambat oleh kekurangan pasokan, baru saat ini telah menemukan langkahnya sekitar 3 bulan kemudian, dengan hanya sekitar 12 persen dari total populasi yang sudah divaksinasi. Ia juga mengatakan orang-orang berusia 60 tahun akan memenuhi syarat untuk mengambil program vaksinasi dari pertengahan April 2021 ini sedangkan mereka yang berusia 50 tahun akan dilakukan sebulan kemudian.

Target sebanyak 30 juta orang berusia dewasa yang divaksinasi pada pertengahan Juni 2021 ini tetap menjadi target pemerintah Prancis.

Baca Juga: PBB: Serangan Udara Prancis di Mali Tewaskan 19 Warga Sipil 

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya