Mantan Pejabat Saudi akan Ditanyai Soal Tragedi 11 September

Keluarga korban menuding mereka mendukung tragedi tersebut

New York, IDN Times - Mantan pejabat Arab Saudi akan menghadapi pertanyaan pada hari Kamis, 24 Juni 2021, ini waktu setempat terkait tragedi pemboman yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 lalu di pengadilan New York. Keluarga korban menuding mereka telah mendukung tragedi tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pemerintah Arab Saudi tidak segera memberikan komentar meski membantah terlibat dalam tragedi tersebut

Mantan Pejabat Saudi akan Ditanyai Soal Tragedi 11 SeptemberPeristiwa tragedi pemboman 11 September 2001 lalu di New York, Amerika Serikat. (Twitter.com/IslamGuardian)

Dilansir dari The Guardian, mantan pejabat Arab Saudi akan ditanyai tentang dugaan hubungan mereka dengan serangan tragedi 11 September di pengadilan bulan Juni 2021 ini oleh pengacara yang juga bertindak sebagai keluarga korban, yang melihatnya sebagai terobosan dalam upaya untuk membuktikan hubungan antara Arab Saudi dengan para pembajak. Keluarga korban berusaha untuk membuktikan bahwa warga negara Arab Saudi membantu mendukung 2 pembajak 11 September, yakni Khalid al-Mihdhar dan Nawaf al-Hazmi, di California Selatan pada bulan-bulan menjelang serangan itu, serta dukungan tersebut dikoordinasikan oleh seorang diplomati di Kedutaan Arab Saudi di Washington, D.C, Amerika Serikat.

Isi deposisi bulan Juni 2021 ini dirahasiakan, tetapi ketika peringatan 20 tahun tragedi sudah mendekat, keluarga tersebut meningkatkan dorongan baru untuk membuat pemerintah Amerika Serikat menghapus bukti dalam kasus pengadilan terhadap Arab Saudi dan merilis hasil penyelidikan, dengan nama sandi Operasi Encore, atas keterlibatan Arab Saudi dalam serangan itu. Sebanyak 15 dari 19 pembajak merupakan warga negara Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi sendiri tidak menanggapi permintaan komentar, tetapi telah membantah peran apapun dalam serangan tersebut.

2. Salah satu pejabat Arab Saudi yang terkait sempat tidak diketahui hingga Mei 2020 lalu

Mantan Pejabat Saudi akan Ditanyai Soal Tragedi 11 SeptemberMonumen memperingati tragedi 11 September. (Twitter.com/911day)

Baca Juga: Koalisi Saudi Hancurkan 6 Drone Houthi di Langit Arab Saudi

Ketiga warga negara Arab Saudi yang diperiksa adalah Omar al-Bayoumi, Fahad al-Thumairy, dan Musaed al-Jarrah. Bayoumi adalah mantan PNS yang bekerja di penerbangan sipil yang resmi menjadi mahasiswa di California dan gugatan itu menuduhnya bertindak sebagai agen Arab Saudi pada tahun 2000 dan 2001 lalu, menerima tunjangan besar dari pemerintah Arab Saudi untuk "pekerjaan hantu" yang tidak dia lakukan. Segera setelah serangan dia pindah ke Inggris, di mana dia diinterogasi oleh Kepolisian Inggris atas nama FBI.

Bayoumi mengklaim bahwa dia hanya memiliki kenalan yang lewat dengan Mihdhar dan Hazmi, yang merupakan bagian dari tim yang menerbangkan American Airlines Penerbangan 77 ke Pentagon. Gugatan di depan pengadilan federal di Distrik New York bagian selatan menuduh dia menghabiskan banyak waktu dengan mereka. Pihak berwenang Amerika Serikat mencabut visanya setelah serangan 11 September dengan alasan "kegiatan kuasi-teroris".

Thumairy adalah seorang pejabat konsulat Arab Saudi di Los Angeles, Amerika Serikat serta imam Masjid King Fahd di sana. Bayoumi dikatakan telah mengunjunginya sebelum bertemu dengan Mihdhar dan Hazmi dan Thumairy sendiri mengaku tidak pernah bertemu dengan para pembajak, tetapi saksi mengatakan kepada agen FBI bahwa mereka telah melihatnya di perusahaan mereka. Setelah serangan tersebut, visa diplomatiknya dicabut
karena dicurigai terkait dengan aktivitas terorisme.

Identitas Jarrah sempat tidak diketahui publik hingga Mei 2020 lalu ketika Wakil Direktur FBI, Jill Sanborn, secara tidak sengaja mengungkapkannya dalam pengajuan pengadilan. Nama telah dihapus dari teks kecuali dalam satu paragraf, di mana ditemukan oleh seorang reporter investigasi dari Yahoo, Michael Isikoff. Jarrah adalah seorang diplomat tingkat menengah di Kedutaan Amerika Serikat pada tahun 1999 dan 2000 lalu, mengawasi pengawai Kementerian Urusan Islam di masjid-masjid dan pusat-pusat kebudayaan di seluruh Amerika Serikat.

Bayoumi diperkisa pada tanggal 9-11 Juni 2020 lalu dan deposisi Jarrah terjadi minggu lalu serta Thumairy akan dilakukan pada pekan berikutnya. Semua deposisi dilakukan secara virtual, oleh tim hukum keluarga korban, yang tidak diizinkan untuk membagikan hasilnya kepada klien mereka.

3. Bulan Mei 2021 lalu, keluarga korban menginginkan akses penuh ke Laporan Akhir Operasi Encore

Mantan Pejabat Saudi akan Ditanyai Soal Tragedi 11 SeptemberMonumen memperingati tragedi 11 September. (Twitter.com/911day)

Pada bulan Mei 2021 lalu, keluarga korban menginginkan akses penuh ke Laporan Akhir Operasi Encore, yang merupakan penyelidikan FBI terhadap hubungan pemerintah Arab Saudi dengan para pembajak tragedi 11 September. Anggota Kongres Amerika Serikat mendukung dorongan untuk memaksa Jaksa Agung Amerika Serikat, Merrick Garland untuk membuka buku sebelum peringatan tragedi 11 September yang berusia 20 tahun. Salah seorang keluarga korban bernama Brett Eagleson, yang ayahnya bernama Bruce menjadi salah satu korban tewas, mengatakan deposisi tersebut merupakan momen penting dalam kasus hukum panjang keluarga korban terhadap pemerintah Arab Saudi, karena dia merasa yakin itu akan mengungkapkan inkonsistensi dalam pernyataan resmi Arab Saudi.

Ia juga berpikir bahwa yang paling penting adalah 19 pembajak datang ke Amerika Serikat, tanpa pengetahuan mengenai budaya Amerika Serikat, tanpa pengetaguan bahasa Inggris, tanpa uang, serta tanpa ide bagaimana menerbangkan pesawat. Tak hanya itu, dia juga menambahkan bahwa sudah diberitahukan kepadanya oleh mantan pejabat intelijen bahwa jika bukan karena jaringan yang didukung Arab Saudi yang ada serta didirikan di sini sebelum 11 September, orang-orang ini bahkan tidak akan tahu bagaimana menemukan jalan keluar dari bandara.

Baca Juga: Resmi! Arab Saudi Batasi Haji 2021 Cuma untuk 60.000 Penduduknya

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya