Masih Pandemi COVID-19, Ekuador akan Gelar Pemilu Presiden

Siapapun yang terpilih, vaksinasi menjadi prioritas utama

Quito, IDN Times - Di tengah situasi pandemi COVID-19, Ekuador akan menggelar Pemilu Presiden pada hari Minggu, 11 April 2021, waktu setempat. Siapapun yang akan terpilih, program vaksinasi harus menjadi prioritas utama di Ekuador untuk mengendalikan wabah virus COVID-19. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pemilu Presiden Ekuador kali ini digelar dilatarbelakangi kemerosotan ekonomi terburuk dalam sejarah

Masih Pandemi COVID-19, Ekuador akan Gelar Pemilu PresidenSuasana di sekitar wilayah Quito, Ekuador. (Unsplash.com/vincefleming)

Dilansir dari BBC, ketika Ekuador bergulat dengan dampak sosial dan ekonomi yang sedang lumpuh akibat pandemi COVID-19, Ekuador justru akan menggelar Pemilu Presiden pada hari Minggu, 11 April 2021, waktu setempat, di mana apakah teknokrat dan ekonom sayap kiri atau bankir konservatif yang akan terpilih sebagai Presiden Ekuador berikutnya. Pemilu Presiden Ekuador 2021 ini dilatarbelakangi kemerosotan ekonomi terburuk sepanjang sejarah Ekuador. Dalam bayang-bayang ini, warga Ekuador akan memutuskan apakah mereka menginginkan kebijakan sosialis dari mantan menteri, Andres Arauz (36 tahun), yang tak lain adalah anak didik dari mantan Presiden Ekuador sayap kiri, Rafael Correa, atau justru mantan bankir sekaligus calon Presiden Ekuador 3 kali, Guillermo Lasso (65 tahun).

Sementara itu, beberapa lembaga survei memperkirakan bahwa Arauz dapat memenangkan putaran kedua dengan margin yang sama, yakni sekitar lebih dari 10 persen, yang dia selesaikan dengan keunggulan pada margin tersebut di bulan Februari 2021 lalu, sedangkan lembaga survei lainnya justru memprediksi hasil yang lebih ketat. Masih belum ada ketidakpastian yang cukup besar mengenai di mana suara yang diperoleh calon Presiden Ekuador yang tersingkir di putaran pertama, Yaku Perez. Ketika itu, Perez mengecam penipuan suara pada putaran pertama serta menuntut adanya penghitungan ulang dan telah menolak untuk memberikan dukungan kepada Arauz dan Lasso.

Tak hanya itu saja, Perez juga menyarankan kepada para pendukungnya untuk tidak memberikan hak suara dalam Pemilu Presiden Ekuador 2021 putaran kedua ini.

2. Kedua calon Presiden Ekuador ini sama-sama memiliki keunggulan masing-masing

Masih Pandemi COVID-19, Ekuador akan Gelar Pemilu PresidenKedua calon Presiden Ekuador, Andres Arauz (kiri) dan Guillermo Lasso (kanan). (Twitter.com/MarcuswevansSr)

Kedua calon Presiden Ekuador ini memiliki keunggulan masing-masing di bidangnya. Jika Arauz terpilih sebagai Presiden Ekuador, itu akan menjadikannya sebagai Presiden Ekuador termuda sepanjang sejarah dan saat ini sedang memegang beberapa jabatan tertinggi, termasuk menjadi pimpinan bank sentral Ekuador dan menjadi Menteri Kebudayaan Ekuador 2007-2017 di masa Presiden Ekuador saat itu, Rafael Correa, sehingga inilah yang membuat namanya semakin menonjol di sayap kiri. Hubungan dekat Arauz dengan Correa, yang saat ini tinggal di Belgia dan menghadapi hukuman penjara selama 8 tahun karena tuduhan korupsi di Ekuador, telah membuka tuduhan bahwa dia akan memerintah sebagai "orang Correa".

Meskipun dia tidak malu menggunakan citra dari Correa untuk menggalang dukungan di jalur kampanye, Arauz bersikeras bahwa dia akan membuat keputusannya sendiri jika terpilih sebagai Presiden Ekuador berikutnya. Sebaliknya, seorang pengusaha dan mantan bankir, Lasso, mewakili sektor bisnis negara itu dan telah berjanji untuk melepaskan diri dari kebijakan kiri pemerintahan sebelumnya yang telah menyeret Ekuador terpuruk di sektor ekonomi. Namun, terlepas dari kritiknya terhadap Correa dan pemerintahan pusat Presiden Ekuador saat ini, Lenin Moreno, Lasso dituduh oleh para kritikus menawarkan kelanjutan dari pemerintahan Moreno yang tidak populer, yang telah terpukul parah oleh krisis kesehatan dan ekonomi yang saling terkait.

Baca Juga: Chile Donasikan Ribuan Vaksin Sinovac ke Ekuador dan Paraguay

3. Mereka juga saling memberikan janji terkait program vaksinasi COVID-19

Masih Pandemi COVID-19, Ekuador akan Gelar Pemilu PresidenIlustrasi vaksin COVID-19. (Unsplash.com/hakannural)

Menurut bank sentral Ekuador, ekonomi telah menyusut sekitar 7,8 persen pada tahun 2020 lalu dan data dari Institut Statistik dan Sensus Nasional (INEC) menunjukkan bahwa sekitar 2,5 juta orang tetap menganggur pada bulan Januari 2021 lalu. Selain gejolak ekonomi, tuduhan korupsi di lingkungan Kementerian Kesehatan Ekuador menyebabkan penundaan hampir 2 bulan dalam merancang rencana vaksinasi nasional. Tak heran, kedua calon Presiden Ekuador ini telah memfokuskan beberapa janji langsung mereka mengenai cara menangani keadaan darurat kesehatan.

Arauz mengatakan tujuannya adalah untuk memvaksinasi 2,5 juta warga dalam sebulan melalui rencana vaksinasi nasional gratis yang membutuhkan perekrutan hampir 6.000 petugas kesehatan. Dia juga telah menjanjikan sekitar 3 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp43,8 triliun dalam pinjaman produktif yang menurutnya akan digunakan terutama untuk para pengusaha, kaum anak-anak muda, para komunitas adat, ;ara wanita korban kekerasan, serta para petani. Sementara itu, Lasso telah berjanji untuk memvaksinasi 9 juta warga Ekuador dalam 100 hari pertama pemerintahannya serta berjanji akan memimpin negosiasi langsung yang lebih baik dengan perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin COVID-19.

Di bidang ekonomi, dia telah mengusulkan kenaikan upah minimum bulanan menjadi 500 dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp7,3 juta serta pemotongan pajak untuk usaha kecil dan penciptaan dana untuk mewujudkan kewirausahaan.

Baca Juga: Bentrokan Penjara di Ekuador Sebabkan 75 Tahanan Tewas

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya