Meski Kasus Naik, Denmark Cabut Semua Pembatasan COVID-19

Lebih dari 60 persen warga Denmark terima vaksin tambahan

Kopenhagen, IDN Times - Meski terus mencetak rekor kasus harian COVID-19, pemerintah Denmark mencabut semua pembatasan COVID-19 pada Selasa (1/2/2022) waktu setempat. Sebanyak lebih dari 60 persen warga Denmark telah menerima vaksin tambahan.

1. Otoritas Kesehatan Denmark menjelaskan sekitar 80 persen warga Denmark terlindungi dari bentuk penyakit yang parah

Dilansir dari Channelnewsasia.com, Denmark mengandalkan tingkat vaksinasi yang tinggi untuk mengatasi varian Omicron yang menyebar di negaranya.

Setelah upaya pertama untuk mencabut semua perbatasan antara September 2021 hingga November 2021 lalu, negara Skandinavia ini sekali lagi mencabut pembatasan COVID-19 dengan tidak mewajibkan mengenakan masker, izin COVID-19, serta jam buka terbatas untuk bar dan restoran.

Klub malam dibuka kembali pada Selasa waktu setempat, ketika batasan jumlah orang yang diizinkan pada pertemuan dalam ruangan juga berakhir.

Meski demikian, hanya beberapa batasan yang tetap berlaku di perbatasan negara, untuk para turis yang tidak divaksinasi yang datang dari negara non-Schengen.

Pelonggaran tersebut dilakukan ketika Denmark mencatat rata-rata sekitar 40 ribu hingga 50 ribu kasus COVID-19 setiap hari atau hampir 1 persen dari 5,8 juta penduduk Denmark.

Lebih dari 60 persen warga Denmark telah menerima dosis tambahan, satu bulan lebih cepat dari jadwal otoritas kesehatan, dibandingkan dengan rata-rata negara Uni Eropa yang hanya di bawah 45 persen.

Termasuk mereka yang baru saja terkena COVID-19, otoritas kesehatan setempat memperkirakan bahwa 80 persen populasi di Denmark terlindungi dari bentuk penyakit yang parah.

2. Mereka yang terdeteksi positif COVID-19 disarankan menjalani isolasi selama 4 hari

Baca Juga: PM Denmark: COVID-19 Bukan Ancaman Buat Masyarakat

Ahli Epidemiologi Denmark, Lone Simonsen, dari University of Roskilde mengatakan ke depannya, Denmark didesak untuk menjalankan tanggung jawab pribadi.

"Tanpa COVID pass akan terjadi pergeseran tanggung jawab," ungkap pernyataan tambahan dari Lone Simonsen yang dilansir dari Channelnewsasia.com.

Denmark saat ini semakin sering menggunakan tes di rumah untuk mendeteksi COVID-19, tetapi ini sekarang sedang dihapus dan sebagai gantinya, siapa pun yang memiliki gejala disarankan untuk tinggal di rumah.

Otoritas Kesehatan Denmark saat ini merekomendasikan mereka yang terinfeksi COVID-19 untuk menjalani isolasi selama 4 hari, sementara kasus kontak tidak perlu lagi menjalani karantina.

Begitu juga dengan penggunaan masker dan sertifikat pass COVID-19 juga direkomendasikan untuk kunjungan rumah sakit.

Pemerintah Denmark mengatakan bahwa mereka tidak berharap harus kembali ke penutupan baru lagi, tetapi tetap optimis dengan hati-hati.

Perdana Menteri Denmark, Mette Fredriksen, pada pekan lalu mengatakan pihaknya tidak dapat memberikan jaminan apa pun dalam hal buologi.

Dengan demikian, ini adalah yang kedua kalinya Denmark mencoba kembali ke kehidupan normal sebelum pandemi COVID-19.

3. Jumlah kasus COVID-19 di Denmark sampai saat ini

Meski Kasus Naik, Denmark Cabut Semua Pembatasan COVID-19Suasana di sekitar wilayah Kopenhagen, Denmark. (Pixabay.com/photodrishti)

Jumlah kasus COVID-19 di Denmark sampai Senin (31/1/2022) waktu setempat mencapai angka 1.667.768 kasus dengan rincian 3.755 kasus berakhir meninggal dunia serta 1.117.205 kasus berakhir sembuh.

Di hari yang sama, Denmark mengalami penambahan kasus baru sebanyak 27.606 kasus baru dengan rincian 17 kasus berakhir meninggal dunia. Untuk saat ini, Denmark berada di urutan ke-41 negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Beberapa pekan lalu, Irlandia juga menerapkan hal serupa dengan mencabut semua pembatasan COVID-19 meski saat itu dilanda varian Omicron yang menyebabkan lonjakan besar dalam jumlah kasus harian.

Irlandia memiliki tingkat kasus COVID-19 tertinggi kedua di Eropa pekan sebelumnya, tetapi juga salah satu negara dengan tingkat penggunaan vaksin tambahan tertinggi di Eropa.

Tak sampai di situ, Irlandia menjadi salah satu negara yang paling berhati-hati di Uni Eropa
tentang risiko COVID-19, memberlakukan beberapa pembatasan perjalanan serta keramahtamahan terlama.

Tetapi mengikuti saran dari pejabat kesehatan masyarakat setempat, pemerintah Irlandia
memutuskan bahwa bar dan restoran tidak perlu lagi tutup pada jam 8 malam waktu setempat, pembatasan diberlakukan akhir tahun 2021 lalu ketika gelombang varian Omicron melanda atau untuk meminta bukti vaksinasi kepada pelanggan.

Baca Juga: Data Rahasia Bocor, Kepala Intelijen Denmark Ditangkap

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya