Mike Pompeo Pertama Kali Kunjungi Pemukiman Yahudi di Tepi Barat

Kunjungan tersebut justru sangat disesalkan warga Palestina

Tel Aviv, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, dikabarkan telah mengunjungi pemukiman Yahudi di Tepi Barat untuk pertama kalinya pada hari Kamis, 19 November 2020, waktu setempat. Akan tetapi, kunjungan tersebut disesali oleh warga Palestina yang menentang pemukiman di tanah mereka yang klaim. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pemukiman tersebut dinilai Pompeo tidak bertentangan dengan hukum internasional

Mike Pompeo Pertama Kali Kunjungi Pemukiman Yahudi di Tepi BaratMike Pompeo saat berkunjung ke Israel pada hari Jumat, 20 November 2020, waktu setempat. (Twitter.com/SecPompeo)

Dilansir dari BBC, perjalanan ke wilayah Tepi Barat, tepatnya di Psagot, merupakan perjalanan pertama seorang pejabat tinggi Amerika Serikat dan ini dilakukan setahun setelah Pompeo mengatakan pemukiman itu tidak bertentangan dengan hukum internasional. Hal ini justru membuat marah warga Palestina yang telah mengklaim tanah mereka untuk kemerdekaan Palestina ke depannya. Pompeo juga kemudian melakukan kunjungan serupa ke Dataran Tinggi Golan.

Pada hari yang sama, Pompeo telah bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan mengumumkan bahwa pihak Departemen Luar Negeri akan mendeklarasikan gerakan global Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) sebagai anti Semit. Pihak Israel mengatakan bahwa BDS menentang keberadaan negara itu dan dimotivasi oleh anti Semit. BDS sendiri menolak tuduhan tersebut dengan mengatakan Israel menggunakannya sebagai kedok atas tindakannya.

Pompeo juga mengatakan kepada para media bahwa membutuhkan waktu yang lama pihak Departemen Luar Negeri mengambil pandangan yang salah tentang pemukiman di Tepi Barat. Setelahnya, Pompeo kemudian melakukan perjalanan dengan helikopter ke kilang anggur Psagot, di pemukiman Yahudi dekat Ramallah.

2. Para pemimpin Palestina menyebut kunjungan Pompeo sebagai tindakan provokasi

Mike Pompeo Pertama Kali Kunjungi Pemukiman Yahudi di Tepi BaratPresiden Palestina, Mahmoud Abbas. (Facebook.com/President.Mahmoud.Abbas)

Para pemimpin Palestina menilai tindakan Pompeo tersebut sebagai tindakan provokatif. Menurut juru bicara Presiden Palestina, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan kunjungan Pompeo ke tanah yang diduduki merupakan partisipasi aktif dalam pendudukan. Suriah juga mengimbau PBB mengutuk kunjungan provokatif tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Suriah.

Sebagian besar warga Palestina mengibarkan bendera negaranya dan telah memasang tulisan di atas spanduk berukuran besar dengan meminta Pompeo kembali ke negaranya. Anggota Komite Eksekutif Palestine Liberation Organization (PLO), Hanan Ashrawi, mengatakan bahwa Pompeo masuk tanpa izin di tanah Palestina yang sudah dicuri oleh Israel untuk perusahaan kolonial pemukim ilegal.

Baca Juga: Temui Mike Pompeo, Menlu Retno Tegaskan Kebijakan RI Tetap Independen

3. Joe Biden mencoba untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Timur Tengah

Mike Pompeo Pertama Kali Kunjungi Pemukiman Yahudi di Tepi BaratJoe Biden saat berkampanye menjelang Pemilu Presiden Amerika Serikat tahun ini. (Facebook.com/joebiden)

Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, berencana untuk membatalkan kebijakan Trump dalam penyelesaian masalah di Timur Tengah usai dilantik. Biden memang mengisyaratkan bahwa dia akan kembali ke posisi lama Amerika Serikat dalam memperlakukan Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah yang diduduki. Akan tetapi, belum diketahui apakah akan menghadapi warisan yang ditinggalkan Pompeo dan Trump usai menjabat dengan para staffnya telah mengindikasikan rencana ambisius untuk negosiasi damai dengan Palestina tidak masuk dalam agenda.

Tak hanya itu saja, Biden juga mengatakan ingin bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir yang ditinggalkan oleh Trump selama Iran kembali mematuhi aturan. Ini akan membalikkan kebijakan tekanan maksimum Trump yang menekan Iran dengan sanksi yang sangat tegas, yang bertujuan memaksa Iran untuk menerima perjanjian yang lebih luas dengan membatasi program misil dan intervensi regional, yang didukung oleh Israel, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Menlu Pompeo Melawat ke Asia, AS Diduga Bentuk Aliansi Hadapi Tiongkok

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya