Myanmar akan Dengar Kesaksian Pertama Aung San Suu Kyi

Sebelumnya, ia ditangkap militer sejak awal Februari 2021

Naypyitaw, IDN Times - Pengadilan Myanmar pada hari Senin, 14 Juni 2021, waktu setempat akan mendengar kesaksian pertama dari pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi. Sebelumnya, ia ditangkap pada saat awal kudeta militer pada awal Februari 2021 lalu. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pihak kuasa hukumnya akan memeriksa saksi-saksi atas tuduhan beberapa kasus Suu Kyi 

Myanmar akan Dengar Kesaksian Pertama Aung San Suu KyiProses persidangan terhadap Aung San Suu Kyi bersama pejabat-pejabat tinggi Myanmar usai kudeta pada awal Februari 2021 lalu. (Twitter.com/TostevinM)

Dilansir dari The Guardian, tim kuasa hukum akan memeriksa saksi-saksi atas tuduhan dia mengimpor walkie-talkie secara ilegal dan melanggar pembatasan COVID-19 selama Pemilu Myanmar tahun 2020 lalu yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi dengan keunggulan telak. Pengacaranya, yang telah diizinkan untk bertemu dengannya hanya dua kali sejak ditempatkan di bawah tahanan rumah, mengatakan mereka mengharapkan persidangan selesai pada tanggal 26 Juli 2021 ini. Sidang ini sendiri untuk kasus tersebut akan berlangsung setiap hari Senin.

Jika terbukti bersalah atas semua tuduhan, Suu Kyi akan menghadapi hukuman lebih daru satu dekade penjara. Salah satu pengacaranya bernama Khin Maung Zaw mengatakan pihaknya mengharapkan yang terbaik tetapi bersiap untuk yang terburuk. Kasus terpisah dijadwalkan akan dimulai pada tanggal 15 Juni 2021 ini, di mana dia didakwa dengan penghasutan bersama Presiden Myanmar terguling, Win Myint, dan anggota senior NLD lainnya.

2. Sebelumnya, Suu Kyi pernah menjalani tahanan rumah selama 15 tahun setelah bebas pada tahun 2010 lalu

Myanmar akan Dengar Kesaksian Pertama Aung San Suu KyiPemimpin Myanmar terpilih, Aung San Suu Kyi. (Twitter.com/albertoallen)

Baca Juga: Aung San Suu Kyi Dituduh Terima Suap Rp8,5 Miliar dan Emas 11 Kilogram

Suu Kyi pernah menghabiskan lebih dari 15 tahun lamanya di bawah tahanan rumah selama pemerintah junta sebelumnya yang pada akhirnya bebas tahun 2010 lalu. Status internasionalnya berkurang menyusul gelombang kekerasan militer yang menargetkan komunitas Muslim Rohingya Myanmar, tetapi kudeta telah mengembalikan Suu Kyi ke peran ikon demokrasi yang tertutup. Pada hari Kamis, 10 Juni 2021, lalu dia dituduh melakukan kasus korupsi tambahan karena secara ilegal menerima uang tunai sebesar 600 ribu dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp8,5 miliar dan sekitar 11 kg emas.

Pengacaranya pada akhirnya menolak tuduhan baru tersebut, yang membuat Suu Kyi dijatuhi hukuman penjara tambahan yang dianggap sebagai tidak masuk akal. Menurutnya, ada latar belakang politik yang tidak dapat disangkal untuk menjauhkannya dari panggung negara dan mencoreng prestasinya, karena itulah salah satu alasan untuk menuntutnya, untuk menjauhkannya dari tempat kejadian. Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet, pada hari Jumat, 11 Juni 2021, lalu mengatakan Myanmar telah terjerumus ke dalam bencana HAM sejak kudeta serta menambahkan bahwa kepemimpinan militer sangat bertanggung jawab atas krisis tersebut.

3. Pemimpin junta militer membenarkan perebutan kekuasaan dengan mengutip adanya kecurangan Pemilu 

Myanmar akan Dengar Kesaksian Pertama Aung San Suu KyiSebagian besar warga Myanmar menuntut pembebasan pemimpin terpilih mereka, Aung San Suu Kyi. (Twitter.com/KenRoth)

Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, telah membenarkan perebutan kekuasannya dengan mengutip adanya dugaan kecurangan Pemilu Myanmar di bulan
November 2020 lalu, yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dengan keunggulan telak. Junta sebelumnya mengatakan akan mengadakan Pemilu baru daam waktu 2 tahun ke depan, tetapi juga mengancam akan membubarkan NLD. Kekerasan yang terus berlanjut di Myanmar telah mendorong beberapa gerakan anti-junta militer untuk membentu apa yang disebut Angkatan Pertahanan Rakyat (PDF) di kota-kota mereka, yang terdiri dari warga sipil yang melawan pasukan keamanan dengan senjata rakitan.

Akan tetapi, mereka sering kalah jumlah dan senjata dalam bentrokan dengan militer Myanmar, salah satu yang paling brutal di Asia Tenggara. Bachelet juga mengecam penangkapan besar-besaran di Myanmar terhadap para aktivis, jurnalis dan penentang rezim yang mengutip beberapa sumber yang dapat dipercaya dengan mengatakan setidaknya 4.804 orang telah ditahan secara sewenang-wenang. Wakil Direktur Human Rights Watch Regional Asia, Phil Robertson mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tuduhan yang dihadapi Suu Kyi palsu serta adanya motivasi politik dan harus dibatalkan, yang mengakibatkan pembebasannya segera dan tanpa syarat.

Baca Juga: Markas Aung San Suu Kyi Dilempar Bom Molotov

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya