Oposisi Hungaria Ambil Peluang Jelang Pemilu

Berawal dari masalah pembangunan kampus dari Tiongkok

Budapest, IDN Times - Protes terhadap Tiongkok yang terjadi akhir-akhir ini memberikan peluang untuk kubu oposisi di Hungaria menjelang digelarnya Pemilu Hungaria pada tahun 2022 ini. Semuanya berawal dari pembangunan kampus Tiongkok, Fudan University, di Budapest, Hungaria. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menurut Walikota Budapest, masalah Fudan University merupakan tentang apakah akan menjadi bangsa yang bebas 

Oposisi Hungaria Ambil Peluang Jelang PemiluWalikota Budapest, Gergely Karacsony. (Instagram.com/karacsony_gergely)

Dilansir dari The Guardian, protes terhadap pembangunan sebuah universitas dari Tiongkok di Budapest telah memberikan energi kepada kubu oposisi Hungaria menjelang Pemilu Hungaria yang digelar tahun 2022 ini dan memaksa pemerintah Hungaria untuk memutar balik yang jarang terjadi. Kemarahan pada rencana untuk membangun kampus Fudan University menjadi seruan bagi oposisi dengan menarik ribuan orang untuk memprotes yang bertentangan dengan peraturan pemerintah. Protes lebih dari 500 orang merupakan ilegal dengan alasan pencegahan COVID-19, meskipun kerumunan besar dapat berkumpul di pertandingan sepak bola.

Jadi penyelenggara protes telah merencanakan beberapa protes kecil di Budapest, yang berkumpul di luar gedung parlemen Hungaria di Kossuth Square. Proyek ini telah memungkinkan penentang Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, untuk mengubah retorika nasionalis yang telah ia terapkan dengan sukses dalam beberapa dekade terakhir melawan pemerintahanya sendiri. Menurut Walikota Budapest, Gergely Karacsony, masalah Fudan University adalah tentang mengenai apakah Hungaria akan menjadi bangsa yang bebas.

Para demonstran telah membawa spanduk yang bertuliskan "Uang Hungaria untuk Universitas Hungaria" dan "Hungaria tidak akan menjadi koloni". Itu adalah unjuk kekuatan yang tampaknya membuat pemerintah Hungaria khawatir.

2. Jajak pendapat saat ini memberikan koalisi oposisi unggul tipis atas koalisi pemerintahan 

Oposisi Hungaria Ambil Peluang Jelang PemiluSebagian besar warga Hungaria memprotes keberadaan pembangunan Fudan University di Budapest, Hungaria. (Twitter.com/RichardsDalene)

Pemilu yang dijadwalkan untuk musim semi mendatang diharapkan menjadi pertama kalinya Partai Fidesz sayap kanan yang berkuasa di Orban akan menghadapi ancaman nyata dalam Pemilu setelah 3 kemenangan telak berturut-turut, karena semua partai oposisi utama membentuk aliansi luas untuk menentangnya. Koalisi sekutu yang tidak mungkin, dari Partai Jobbik sayap kanan hingga Partai Hijau, yang merupakan partai dari Karacosny, terikat bersama oleh keinginan mereka untuk menggulingkan Orban, yang sudah memerintah Hungaria sejak 2010 lalu.

Itu adalah taktik yang membawa Budapest dan kota-kota utama lainnya di bawah kendali oposisi pada tahun 2019 lalu serta mereka berharap untuk mengulanginya pada tahun 2022 ini. Jajak pendapat saat ini memberikan koalisi oposisi untuk sementara unggul tipis atas Partai Fidesz, meskipun Pemilu masih jauh. Protes terhadap pembangunan Fudan University dapat membantu menyatukan para oposisi dan memobilisasi serta menginspirasi pendukung mereka, terutama saat ini mereka telah meraih kemenangan tipis.

Baca Juga: Hungaria: Ribuan Warga Protes Pembangunan Universitas Fudan

3. Sikap anti-komunis Orban justru membuka antusias Tiongkok di bawah kebijakan "Pembukaan Timur" 

Oposisi Hungaria Ambil Peluang Jelang PemiluPerdana Menteri Hungaria, Viktor Orban. (Instagram.com/orbanviktor)

Para kritikus menunjukkan bahwa pemerintah Orban baru-baru ini memaksa sebuah universitas internasional bergengsi keluar dari Budapest, Hungaria. Kampus The Central European University harus memindahkan kampusnya ke Wina, Austria, setelah kemampuannya untuk mengeluarkan gelar dicabut. Sikap anti-komunis Orban yang sengit di Hungaria tidak menghalangi antusias Tiongkok di bawah kebijakan "Pembukaan Timur".

Itu telah membuatnya meningkatkan hubungan dengan bisnis bersama dan proyek infrastruktur besar-besaran, sementara memblokir pernyataan Uni Eropa baru-baru ini yang mengecam catatan HAM Tiongkok. Hal itu telah memicu meningkatnya kegelisahan di dalam negeri, karena sebagian diantara mereka mengenai jebakan utang. Montenegro belum lama ini mencari bantuan dari Uni Eropa untuk mencegah default pada pinjaman jalan raya sebesar 1 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp14,2 triliun dari Tiongkok akan tetapi ditolak.

Laporan pinjaman yang direncanakn untuk membangun kampus Fudan University muncul setelah bertahun-tahun kekhawatiran mengenai peningkatan kontroversial senilai 3 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp42,7 triliun yang didukung Tiongkok ke jalur kereta api Budapest (Hungaria), ke Beograd (Serbia), sebuah investasi yang menurut proyeksi saat ini dapat memakan waktu ratusan tahun untuk dilunasi. Kedutaan Besar Tiongkok melancarkan serangan sengit, meskipun anonim, terhadap Karacsony dan demonstran terhadap Fudan, yang mempertanyakan apakah pidato dan tanda-tanda yang dibawa oleh beberapa orang di kerumunan tersebut menunjukkan beberapa adanya niat tidak baik.

Baca Juga: ECJ Tolak Upaya Hungaria Batalkan Resolusi Parlemen Eropa

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya