Pangeran MBS Dikabarkan Setuju Operasi Pembunuhan Khashoggi

AS sendiri mengumumkan sanksi terhadap pelaku yang terlibat

Riyadh, IDN Times - Sebuah laporan dari intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, dikabarkan setuju operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, pada hari Jumat, 26 Februari 2021, waktu setempat. Amerika Serikat sendiri akan memberikan sanksi terhadap lusinan orang Arab Saudi yang terlibat dalam kasus tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Beberapa alasan yang meyakini bahwa Putra Mahkota menyetujui operasi tersebut

Pangeran MBS Dikabarkan Setuju Operasi Pembunuhan KhashoggiPutra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. (Twitter.com/muzamilkashmi14)

Dilansir dari BBC, menurut laporan dari kantor Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, pihak Amerika Serikat menilai bahwa Pangeran Mohammed bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki, untuk melakukan operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap Khashoggi. Saat ini, Putra Mahkota Arab Saudi, yang tak lain merupakan putra dari Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud (Raja Arab Saudi), dianggap sebagai penguasa Kerajaan Arab Saudi yang efektif. Laporan intelijen juga mencatumkan 3 alasan untuk meyakini bahwa Pangeran Mohammed bin Salman telah menyetujui operasi tersebut:

  • Kontrolnya atas pengambilan keputusan di Kerajaan sejak 2017 lalu.
  • Keterlibatan langsung dalam pengoperasian salah satu penasihatnya serta anggota dari bagian pelindungnya
  • Dukungannya untuk menggunakan tindakan kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri.

Laporan tersebut juga selanjutnya menyebutkan nama-nama yang diduga terlibat atau bertanggung jawab atas kematian Khashoggi, akan tetapi dikatakan pihak Amerika Serikat tidak tahu seberapa jauh sebelumnya mereka yang terlibat berencana untuk melakukan pembunuhan terhadap jurnalis tersebut. Otoritas Arab Saudi menyalahkan pembunuhan itu sebagai "operasi nakal" oleh tim agen yang dikirim untuk mengembalikan jurnalis ke Arab Saudi, serta pihak pengadilan Arab Saudi mengadili dan menghukum 5 orang pelaku dengan vonis 20 tahun penjara pada September 2020 lalu.

Pada tahun 2019 lalu, pelapor khusus PBB, Agnes Callamard, menuduh Arab Saudi melakukan pembunuhan yang disengaja dan direncanakan terhadap Khashoggi dan menolak pengadilan Arab Saudi sebagai antitesis keadilan.

2. Menteri Luar Negeri AS mengumumkan pembatasan perjalanan yang dikenal sebagai 'Khashoggi Ban'

Pangeran MBS Dikabarkan Setuju Operasi Pembunuhan KhashoggiMenteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. (Twitter.com/SecBlinken)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikar, Antony Blinken, setelah laporan itu dirilis telah mengumumkan pembatasan perjalanan, yang juga dikenal dengan istilah "Khashoggi Ban". Mereka yang menjadi sasaran diyakini terlibat langsung dalam kegiatan kontra pembangkang ekstrateritorial yang serius. Ia juga memperingatkan pelaku yang menargetkan para pembangkang yang dianggap atas nama pemerintah asing tidak boleh diizinkan mencapai tanah Amerika Serikat.

Selain itu, Departemen Keuangan Amerika Serikat memberi sanksi kepada beberapa orang di sekitar Putra Mahkota Arab Saudi, di mana yang terdiri dari salah satu pembantu dekatnya, mantan Wakil Kepala Intelijen Arab Saudi (Ahmad Asiri), serta para pasukan pelindung pribadinya, yang terlibat dalam pembunuhan itu. Sejak tahun 2018 lalu, CIA dilaporkan merasa yakin bahwa Putra Mahkota Arab Saudi telah memerintahkan pembunuhan itu, tetapi tuduhan bahwa dia terlibat tidak pernah diungkapkan secara terbuka oleh pejabat Amerika Serikat hingga saat ini.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, diharapkan mengambil langkah yang lebih tegas dibandingkan pendahulunya, Donald Trump, tentang HAM universal dan supremasi hukum di Arab Saudi. Tak hanya itu, pemerintahan Biden juga mempertimbangkan pembatalan kesepakatan senjata dengan Arab Saudi yang menimbulkan masalah HAM serta pembatasan penjualan militer di masa depan untuk senjata pertahanan.

Baca Juga: Tunangan Jamal Khashoggi Gugat Putera Mahkota Saudi atas Pembunuhan

3. Pejabat pemerintah Amerika Serikat ungkap untuk tidak memberikan hukuman kepada Pangeran Mohammed bin Salman

Pangeran MBS Dikabarkan Setuju Operasi Pembunuhan KhashoggiPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Twitter.com/POTUS)

Meskipun telah berjanji untuk memberikan hukuman kepada para pemimpin senior Arab Saudi selama kampanye, Biden justru menolak menerapkan sanksi kepada orang yang menurut komunitas intelijen Amerika Serikat bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi, yakni Pangeran Mohammed bin Salman. Pilihan untuk tidak memberikan hukuman kepada Pangeran Mohammed bin Salman secara langsung memberikan kelegaan yang tajam pada jenis pengambilan keputusan yang menjadi lebih rumit bagi seorang Presiden versus seorang kandidat, yang menunjukkan kesulitan untuk memutuskan hubungan dengan sekutu yang bermasalah di wilayah yang bergejolak.

Dua pejabat pemerintah Amerika Serikat ungkap alasan untuk tidak memberikan hukuman kepada Pangeran Mohammed bin Salman karena beroperasi di bawah keyakinan itu akan terlalu rumit dan dapat membahayakan kepentingan militer Amerika Serikat di Arab Saudi. Akibatnya, pemerintah Amerika Serikat bahkan tidak meminta Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk menentukan pilihan bagaimana menargetkan Pangeran Mohammed bin Salman dengan sanksi. Pernyataan tersebut jauh dari komentar yang diungkapkan Biden pada November 2019 lalu di mana Biden berjanji untuk menghukum para pemimpin senior Arab Saudi dengan cara yang tidak akan dilakukan oleh Trump.

Baca Juga: Tunangan Jamal Khashoggi Gugat Putera Mahkota Saudi atas Pembunuhan

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya