Pangeran Salman Dituduh Lakukan Pembunuhan pada Intelijen Arab Saudi

Ia dituduh akan membunuh seorang mantan intelijen Arab Saudi

Riyadh, IDN Times - Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, mengajukan mosi menolak gugatan terhadap kasus yang dituduh akan melakukan pembunuhan berencana. Tuduhan tersebut berawal dari seorang mantan intelijen Arab Saudi yang mengaku akan dibunuh oleh pihak regu tembak yang dikirim oleh Pangeran Mohammed bin Salman. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pangeran Mohammed bin Salman justru menuding Saad al-Jabri menyembunyikan kejahatannya sendiri

Pangeran Salman Dituduh Lakukan Pembunuhan pada Intelijen Arab SaudiPutera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. (Instagram.com/special_royal)

Dilansir dari BBC, Putera Mahkota Arab Saudi ini belum lama ini mengajukan mosi menolak gugatan yang dialamatkan kepadanya dengan tudingan berencana membunuh terhadap seorang mantan intelijen Arab Saudi yang diketahui bernama Saad al-Jabri. Bahkan, Pangeran Mohammed bin Salman menuding Jabri sedang menyembunyikan kejahatan yang dilakukannya.

Pengajuan tersebut menuduh Jabri dan rekan-rekannya mengambil uang negara sekitar 11 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp155,1 triliun dan Jabri sendiri langsung membantahnya. Pihak kuasa hukum dari Pangeran Mohammed bin Salman ini menganggap Jabri penuh banyak drama dan juga termasuk perkenalan yang menyamai Putera Mahkota Arab Saudi dengan salah satu penjahat terbesar, Shakespeare. Pihaknya juga menambahkan terlepasnya dari manfaatnya sebagai literatur, keluhan yang disampaikan dianggap gagal sebagai pembelaan hukum.

2. Keluhan yang disampaikan Jabri terlampir dalam sebuah dokumen setebal 106 halaman

Pangeran Salman Dituduh Lakukan Pembunuhan pada Intelijen Arab SaudiMantan intelijen Arab Saudi, Saad al-Jabri. (Twitter.com/MansurChauhan)

Keluhan yang diajukan oleh Jabri setebal 106 halaman di Washington, D.C, Amerika Serikat ini pada bulan Agustus 2020 lalu menuduh Pangeran Mohammed bin Salman merencanakan pembunuhan terhadapnya karena dia memiliki informasi yang memberatkan. Dokumen tersebut mengatakan ini dugaan korupsi dan mengawasi tim tentara bayaran pribadi berlabel Tiger Squad. Anggota Tiger Squad terlibat dalam pembunuhan jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, yang tewas dibunuh dalam Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada tahun 2018 lalu.

Jabri juga menuduh Pangeran Mohammed bin Salman melakukan upaya berulang untuk mengembalikannya ke Arab Saudi setelah memutuskan kabur ke Kanada pada tahun 2017 lalu. Kemudian, kurang dari 2 minggu setelah pembunuhan Khashoggi, Jabri mengatakan pasukan Tiger Squad pergi ke Kanada untuk melakukan pembunuhan terhadapnya. Pengajuan pengadilan itu juga mengatakan kelompok tersebut membawa dua tas alat forensik, akan tetapi agen perbatasan Kanada dengan cepat curiga terhadap kelompok tersebut dan menolak mereka masuk setelah mewawancarai mereka.

Baca Juga: Arab Saudi Izinkan Ibadah Haji 2020, Bagi Warga dan WNA di Saudi 

3. Sebelumnya, Jabri merupakan tangan kanan dari Pangeran Mohammed bin Nayef

Pangeran Salman Dituduh Lakukan Pembunuhan pada Intelijen Arab SaudiMantan intelijen Arab Saudi, Saad al-Jabri. (Twitter.com/ColossusDiplo)

Sebelumnya, Jabri merupakan tangan kanan dari Pangeran Mohammed bin Nayef, yang secara luas dianggap berhasil mengalahkan pemberontakan Al-Qaeda di tahun 2000an. Dia juga merupakan kunci utama dalam semua hubungan Arab Saudi dengan badan intelijen "Five Eyes" yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Jabri naik pangkat dengan memasuki sebagai menteri di kabinet dan memegang pangkat mayor jenderal di Kementerian Dalam Negeri. 

Akan tetapi, pada tahun 2015 lalu situasi menjadi berubah total, di mana Raja Arab Saudi sebelumnya, Raja Abdullah, telah meninggal dunia dan saudara tirinya, Pangeran Mohammed bin Salman, naik tahta dan ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi. Pada tahun 2017 lalu, Pangeran Mohammed bin Salman melakukan kudeta tak berdarah sekaligus menggulingkan Pangeran Mohammed bin Nayef, yang seharusnya menjadi Putera Mahkota Arab Saudi saat ini. Sejak saat itu juga, Jabri memutuskan untuk melarikan diri dari negaranya ke Kanada hingga saat ini.

Baca Juga: Mesir: Arkeolog Kesal Pemerintah Pinjamkan Artefak Islam ke Arab Saudi

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya