Para Aktivis HAM Meksiko Berunjuk Rasa Menentang Krisis Femisida

Sebelumnya, telah terjadi penembakan beberapa hari lalu

Mexico City, IDN Times - Para aktivis HAM di Meksiko menggelar unjuk rasa dengan menentang krisis femisida di Meksiko dalam beberapa hari terakhir ini. Sebelumnya, telah terjadi penembakan pada hari Senin, 9 November 2020, lalu yang 4 wartawan terluka serta penangkapan terhadap 8 demonstran saat itu. Bagaimana awal peristiwa ini terjadi?

1. Menurut kelompok feminis di Meksiko, sebanyak 10 wanita Meksiko menjadi korban pembunuhan setiap harinya

Para Aktivis HAM Meksiko Berunjuk Rasa Menentang Krisis FemisidaIlustrasi unjuk rasa. (Pixabay.com/OrnaW)

Dilansir dari The Guardian, unjuk rasa yang dilakukan oleh para demonstran dengan sebagian besar wanita ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, kasus kekerasan terhadap wanita di Meksiko semakin hari semakin meningkat dan belum lama ini pihak gerakan feminis Meksiko mengatakan bahwa sebanyak 10 wanita di Meksiko menjadi korban pembunuhan serta kekerasan setiap harinya. Seperti yang terjadi di wilayah Cancun, Meksiko dengan melakukan penembakan terhadap 2 demonstran wanita pada akhir pekan lalu.

Salah seorang korban bernama Bianca "Alexis" Lorenzana, yang diketahui berusia 20 tahun tersebut telah ditemukan dalam keadaan meninggal dan sebelumnya dilaporkan hilang. Protes tersebut menjadi awal kekecewaan para demonstran yang menilai pemerintah Meksiko tidak mampu membendung kekerasan terhadap wanita. Belum lagi ditambah dengan pernyataan Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, yang telah meremehkan masalah gender dan menuduh kritikus feminis bersekutu dengan lawan politiknya.

Akibat unjuk rasa ini, beberapa tempat mengalami pecah jendela serta ditemukannya beberapa grafiti yang disemprotkan ke kantor kejaksaan setempat.

2. Gubernur Quintana Roo, Carlos Joaquin Gonzalez, mengutuk keras apa yang dilakukan polisi saat itu

Para Aktivis HAM Meksiko Berunjuk Rasa Menentang Krisis FemisidaGubernur Quintana Roo, Carlos Joaquin Gonzalez, saat berpidato dalam Conference Cycle pada tanggal 6 November 2020 lalu. (Twitter.com/CarlosJoaquin)

Gubernur Quintana Roo, Carlos Joaquin Gonzalez, mengutuk keras terhadap penembakan yang dilakukan oleh kepolisian setempat yang ia sebut dengan tindakan kekerasan oleh polisi serta intimidasi terhadap para demonstran. Secara pribadi, ia mengakui bahwa telah memberikan perintah yang jelas bahwa tidak boleh ada penggunaan senjata saat unjuk rasa berlangsung.

Ia juga menambahkan kepala kepolisian daerah yang dipimpinnya telah mengabaikan perintahnya dan justru menggunakan senjata dengan menembak ke udara untuk membubarkan unjuk rasa. Ironisnya, peluru yang digunakan bukanlah peluru karet, melainkan peluru tajam.

Begitu juga dengan Walikota Cancun, Mara Lezama, yang juga mengutuk tindakan anggota polisi tersebut. Kementerian Dalam Negeri Meksiko menyerukan penyelidikan secara menyeluruh untuk menyelesaikan kasus ini.

Baca Juga: Presiden Meksiko dan Brasil Masih Enggan Ucapkan Selamat Kepada Biden

3. Sebelumnya insiden serupa juga pernah terjadi pada bulan September 2020 lalu

Para Aktivis HAM Meksiko Berunjuk Rasa Menentang Krisis FemisidaIlustrasi polisi saat menyiramkan air ke arah demonstran. (Pixabay.com/StockSnap)

Ternyata insiden ini tak hanya kali ini saja di tahun 2020, insiden serupa sebelumnya juga pernah terjadi pada bulan September 2020 lalu. Ketika itu, di kota Atizapan, Meksiko, para anggota polisi memukul dan menyerang para demonstran serta menembakkan gas air mata ketika memperingati International Safe Abortion Day. Lalu, sehari sebelum kejadian di kota Cancun, di kawasan Cuautitlan juga terjadi insiden penembakkan gas air mata terhadap 40 demonstran yang menentang kasus pembunuhan seorang wanita bernama Amber Viridiana Ulicab.

Sayangnya tidak ada satupun otoritas lokal yang bertanggung jawab atas insiden-insiden ini. Kekerasan yang dilakukan para anggota polisi mencerminkan pola kekerasan terhadap dunia pers. Banyak yang menganggap Meksiko merupakan salah satu negara paling berbahaya bagi para jurnalis.

Dalam sebulan terakhir saja, sebanyak 3 jurnalis menjadi korban pembunuhan dengan nama-nama korban di antaranya Arturo Alba di wilayah Ciudad Juarez, Jesus Alfonso Pinuelas di wilayah Sonora, dan Israel Vazquez Rangel di wilayah Guanajuato.

Baca Juga: Unik, Ini 5 Makanan Khas untuk Festival Hari Kematian di Meksiko

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya