Parlemen AS Tuding Facebook Bersikap Angkuh Terkait Keamanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Anggota parlemen Amerika Serikat dalam persidangan pada Selasa (5/10) waktu setempat menuding raksasa media sosial, Facebook, telah bersikap angkuh terkait keamanan para penggunanya. Mantan pegawai Facebook telah memberikan kesaksian terkait permasalahan ini.
1. Anggota parlemen dari kedua partai menyetujui perlu membuat aturan baru untuk Facebook
Dilansir dari Reuters.com, anggota parlemen AS menggempur Facebook pada Selasa waktu setempat dengan menuduh CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mendorong keuntungan yang lebih tinggi sambil bersikap angkuh tentang keamanan penggunan serta mereka menuntut regulator menyelidiki tuduhan pelapor bahwa perusahaan media sosial tersebut membahayakan kesehatan mental anak-anak serta memicu perpecahan.
Zuckerberg justru membela perusahaan dengan mengatakan tuduhan itu bertentangan dengan tujuan Facebook.
"Argumen bahwa kami sengaja mendorong konten yang membuat orang marah demi
keuntungan dinilai sangat tidak masuk akal. Kami menghasilkan uang dari iklan dan pengiklan secara konsisten memberi tahu kami bahwa mereka tidak ingin iklan mereka berada di samping konten berbahaya," ungkap pernyataan Zuckerberg seperti yang dilansir dari The Guardian.
Di era ketika bipartisan jarang terjadi di Washington, D.C, AS, anggota parlemen dari kedua belah pihak mengecam perusahaan tersebut yang menggambarkan meningkatnya kemarahan di Kongres dengan Facebook, yang juga memiliki Instagram dan WhatsApp.
Senator dari Partai Republik, Dan Sullivan, mengatakan dia prihatin bagaimana Facebook dan anak perusahaan seperti Instagram mempengaruhi kesehatan mental anak-anak.
"Kita akan melihat 20 tahun ke belakang dari sekarang dan kita semua akan seperti apa yang kita pikirkan?" ungkap sebuah pertanyaan dari Dan Sullivan seperti yang dilansir dari The Guardian.
Ketua Panel Senator dari Partai Demokrat, Richard Blumenthal, mengatakan Facebook tahu produknya membuat ketagihan. Dia juga mempertanyakan kepada Zuckerberg mengapa dia menolak rekomendasi untuk membuat produk lebih aman bagi para pengguna.
2. Sejumlah saran ditawarkan oleh mantan pegawai Facebook dalam menangani konten-konten yang berbahaya
Baca Juga: Mark Zuckeberg Kehilangan 7 Miliar Dolar AS Gegara Facebook Cs Down
Kesaksian yang disampaikan oleh mantan pegawai Facebook, Frances Haugen, kemungkinan akan meningkatkan tekanan pada anggota parlemen AS untuk melakukan tindakan legislatif konkret terhadap perusahaan teknologi yang sebelumnya tidak tersentuh, setelah bertahun-tahun dengar pendapat dan diskusi melingkar mengenai kekuatan teknologi besar yang berkembang.
Editor’s picks
Dengan 15 tahun berpengalaman di industri sebagai ahli dalam algoritma dan desain, Haugen menawarkan sejumlah saran, termasuk mengubah umpan berita menjadi kronologis daripada algoritmik, menunjuk badan pemerintah untuk pengawasan teknologi serta membutuhkan lebih banyak transparansi dalam penelitian internal.
Akan tetapi, dia mengatakan Facebook telah merugikan anak-anak, menabur perpecahan, serta merusak demokrasi dalam mengejar pertumbuhan yang sangat berbahaya serta keuntungan astronomis.
Banyak sekali undang-undang yang diperkenalkan atau dibahas sejauh ini di Kongres membidik pasal 230, sebagian dari peraturan internet AS yang membebaskan platform dari tanggung jawab hukum atas konten yang dibuat oleh para penggunanya.
Sementara beberapa organisasi, termasuk Common Sense, menyerukan reformasi pasal 230, pendukung kebebasan internet lainnya telah memperingatkan bahwa penargetan hukum dapat memiliki konsekuensi negatif yang tidak diinginkan terhadap HAM, aktivisme, dan kebebasan berekspresi.
Direktur kelompok aktivis Fight for the Future, Evan Greer, mengatakan usulan yang disampaikan Haugen untuk membuat ukiran di pasal 230 mengenai amplifikasi algoritmik akan lebih berbahaya ketimbang kebaikan.
3. Pihak Facebook justru membantah karakterisasi Haugen
Setelah sidang, Facebook membantah karakterisasi Haugen, tetapi perusahaan itu mengatakan setuju bahwa lebih banyak regulasi yang diatur.
Direktur Komunikasi Kebijakan Facebook, Lena Pietsch, mengatakan pihaknya setuju pada satu hali, di mana saatnya untuk mulai membuat aturan standar untuk internet.
"Setelah 25 tahun semenjak aturan internet diperbarui dan alih-alih mengharapkan industri membuat keputusan sosial yang menjadi milik legislator, sekarang saatnya Kongres bertindak," ungkap pernyataan dari Lena Pietsch seperti yang dilansir dari The Guardian.
Greer berargumen bahwa Facebook mempromosikan perubahan pada Undang-Undang
Internet sehingga dapat ikut serta dalam menyusun undang-undang yang sebagian besar akan menguntungkan perusahaan besar.
Kelompok-kelompok advokasi juga meminta Kongres untuk memperbarui Undang-Undang Perlindungan Privasi Daring Anak, yang saat ini merupakan mekanisme utama untuk melindungi anak-anak secara online.
Perubahan yang diusulkan akan menghentikan perusahaan dari membuat profil remaja serta penargetan mikro mereka dengan iklan dan konten yang dirancang khusus untuk membuat ketakutan dan ketidakamanan mereka.
Baca Juga: Ganggu Akses Pengawas, Update Baru Facebook Tuai Kritik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.