Partai Demokrat Serukan Pemakzulan Trump Usai Tragedi Capitol

Sebelumnya, Trump mengutuk keras peristiwa tersebut

Washington, D.C, IDN Times - Pihak partai Demokrat meminta untuk memakzulkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dari jabatannya usai tragedi mengerikan di gedung Capitol pada hari Rabu, 6 Januari 2021, lalu. Sebelumnya, usai tragedi tersebut Trump langsung mengutuk keras aksi kekerasan yang dilakukan para pendukungnya. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pemakzulan Trump membutuhkan dukungan dari partai Republik

Partai Demokrat Serukan Pemakzulan Trump Usai Tragedi CapitolGedung Capitol Hill di Washington, D.C, Amerika Serikat. (Pixabay.com/cytis)

Dilansir dari BBC, partai Demokrat di dua Majelis Kongres telah menyerukan untuk memakzulkan Trump dari jabatannya setelah peristiwa penyerangan yang dilakukan para pendukung Trump ke arah gedung Capitol. Senator dari partai Demokrat, Chuck Schumer, mengatakan Trump harus dicopot dan jika tidak, ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi, mengatakan Trump bisa dimakzulkan saat itu juga. Pemakzulan Trump akan membutuhkan dukungan dari partai Republik dan sampai saat ini masih sedikit yang mendukungnya.

Pelosi menggambarkan sosok Trump sebagai orang yang sangat berbahaya dan ini merupakan keadaan darurat paling besar yang pernah ada dalam sejarah. Ia juga membiarkan opsi impeachment terbuka jika rekan-rekan Trump tidak memulai proses Amandemen ke-25. Namun, pihak partai Demokrat perlu mengandalkan dukungan dari partai Republik untuk mengamankan dua pertiga mayoritas yang dilakukan di Senat untuk menghukum Trump berdasarkan pasal pemakzulan dalam konstitusi dan kemungkinan tidak akan mendapatkan angka tersebut.

Bahkan, anggota Kongres dari partai Republik, Adam Kinzinger, merupakan salah satu dari anggota partai Republik yang menyerukan penggunaan Amandemen ke-25. Begitu juga dengan Gubernur Maryland dari partai Republik, Larry Hogan, menyerukan agar Trump dicopot dari jabatannya.

2. Pernyataan Trump usai peristiwa di gedung Capitol sangat kontras dengan pernyataan saat para demonstran melakukan penyerangan

https://www.youtube.com/embed/tcfcTB9-S2s

Usai peristiwa tersebut, Trump mengutuk kekerasan yang dilakukan para pendukungnya sendiri serta menjanjikan transisi pemerintahan yang damai. Ia juga menambahkan Amerika Serikat harus selalu menjadi negara hukum dan ketertiban serta menganggap para demonstran yang menyusup ke gedung Capitol telah mencemarkan demokrasi Amerika Serikat. Bahkan, Trump tidak menganggap para demonstran tersebut mewakili Amerika Serikat sehingga mereka patut mendapatkan hukuman yang setimpal.

Pernyataan yang disampaikan oleh Trump sangat kontras dengan pernyataan saat para demonstran memasuki ke gedung Capitol. Meskipun Trump memberitahu kepada para demonstran untuk bersikap damai, Trump justru menganggap para demonstran sebagai orang-orang istimewa. Akibat pernyataan yang disampaikan lewat media sosial Twitter, pihak Facebook dan Twitter langsung memblokir Trump melakukan aktivitas selama 12 jam ke depan usai peristiwa tersebut dan saat ini, Trump sudah bisa menggunakan media sosial Twitter miliknya.

Baca Juga: Twitter Aktif Lagi, Trump Serukan Persatuan bagi Seluruh Warga AS

3. Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sampai geram dengan sikap Trump

Partai Demokrat Serukan Pemakzulan Trump Usai Tragedi CapitolMantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, saat berkampanye untuk mendukung Joe Biden beberapa bulan lalu. (Facebook.com/barackobama)

Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sampai ikut mengecam aksi para pendukung Trump yang dianggap sebagai aib besar bagi bangsa Amerika Serikat. Ia juga meminta anggota parlemen dari partai Republik untuk berbicara menentang Trump setelah para pendukungnya menyerbu gedung Capitol. Obama menilai bahwa tindakan para demonstran tersebut adalah konsekuensi dari retorika yang digunakan Trump setelah Pemilu Presiden Amerika Serikat beberapa bulan lalu

Ia juga mengatakan bahwa partai Republik dan partai Demokrat harus bekerja sama untuk memulihkan keamanan dan tujuan politik Amerika Serikat. Istri Barack Obama yang juga mantan First Lady, Michelle Obama, merilis pernyataan yang meminta perhatian pada perbedaan rasial dalam cara penyampaian protes terus diawasi. Dia juga menggambarkan Trump sebagai "presiden kekanak-kanakan dan tidak patriotik".

Baca Juga: Kerusuhan di Gedung Capitol, 4 Pendukung Donald Trump Meninggal  

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya