Pemerintah Guinea Kerja Cepat Batasi Penyebaran Ebola

Pekan lalu, sebanyak 3 orang tewas akibat virus ini

Conakry, IDN Times - Pihak berwenang di Guinea tampaknya berlomba dengan waktu untuk mencegah penyebaran meluasnya virus Ebola. Sebelumnya, pada pekan lalu virus Ebola telah memakan korban sebanyak 3 orang yang membuat status virus ini menjadi epidemi di Guinea. Bagaimana awal ceritanya?

1. Meski ada aturan ketat, orang-orang di Guinea terlihat tampak skeptis meski ada virus Ebola

Pemerintah Guinea Kerja Cepat Batasi Penyebaran EbolaSituasi di sekitar wilayah yang ada di Guinea. (Twitter.com/SylOlaBlyden)

Dilansir dari Aljazeera.com, meskipun ada aturan ketat dengan melarang pertemuan lebih dari 5 orang, termasuk acara pernikahan dan pasar mingguan, orang-orang di wilayah Gouecke, Guinea tampak skeptis terhadap aturan yang dibuat, di mana virus Ebola sebelumnya telah menewaskan sebanyak 2.500 orang di Guinea selama epidemi sebelumnya yang melanda Afrika Barat antara tahun 2014 dan 2016 lalu.

Menurut salah seorang warga sekitar bernama Paul Lamah mengatakan bahwa ia merasa tidak takut dan ia tahu bahwa Tuhan menyertainya yang membuatnya menentang aturan ketat tersebut. Serupa dengan pernyataan sebelumnya, seorang warga lainnya bernama Fatoumata Diabate, yang merupakan penjual minyak merah dari wilayah N'Zerekore, mengatakan langkah-langkah pembatasan yang diumumkan oleh pemerintah setempat merupakan ancaman bagi orang-orang yang berjuang untuk bertahan hidup. 

2. Para korban tewas akibat virus Ebola di Guinea sebelumnya merasakan beberapa gejala 

Pemerintah Guinea Kerja Cepat Batasi Penyebaran EbolaPara petugas kesehatan dalam mencegah penyebaran meluasnya virus Ebola. (Twitter.com/IFLScience)

Virus Ebola muncul di Guinea pertama kali berawal dari seorang perawat kesehatan setempat meninggal pada tanggal 28 Januari 2021 lalu dan 6 orang yang menghadiri pemakaman merasakan beberapa gejala yang mirip dengan virus Ebola seperti muntah, diare, dan pendarahan. Akibatnya, 3 orang diantaranya meninggal akibat virus Ebola dan pada tanggal 14 Februari 2021 lalu, pemerintah Guinea mengumumkan status epidemi virus Ebola.

Tubuh para korban terlihat sangat beracun dan masa inkubasi bisa berlangsung dari 2 hari hingga 3 minggu. Selama wabah virus Ebola berada di Afrika Barat, WHO dan mitranya mendukung Guinea untuk membangun kapasitasnya dalam menanggapi virus Ebola dan negara tersebut telah mengembangkan keahlian yang penting. Petugas kesehatan Guinea telah memainkan peran kunci dalam mendukung RD Kongo dengan wabah baru-baru ini bersama tim pemberi vaksin membantu melatih petugas kesehatan di RD Kongo.

Baca Juga: Sudah Reda sejak Ada Vaksin, Wabah Ebola Muncul Lagi di Guinea

3. Kebangkitan virus Ebola dapat melumpuhkan sistem perawatan kesehatan yang tegang di tengah pandemi COVID-19

Pemerintah Guinea Kerja Cepat Batasi Penyebaran EbolaPara petugas kesehatan dalam mencegah penyebaran meluasnya virus Ebola. (Twitter.com/Jayyorkman)

Kebangkitan virus Ebola dapat melumpuhkan sistem perawatan kesehatan yang sudah tegang di negara-negara di kawasan itu pada saat mereka juga sudah berjuang melawan pandemi virus COVID-19. Pakar kesehatan menekankan bahwa menyampaikan informasi pendidikan kesehatan yang baik dan jelas adalah kunci di awal respons virus Ebola, tetapi wilayah Gouecke beberapa penduduk berpendapat bahwa pesan yang membingungkan tersebut telah berperan dalam keengganan orang untuk mengindahkan arahan pihak berwenang.

Seorang pejabat di prefektur yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa pihak berwenang mempertimbangkan pengiriman pasukan keamanan untuk menegakkan larangan tersebut, tetapi pad akhirnya mereka memutuskan untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Sumber itu mengatakan faktor utama dalam keputusan itu adalah ketakutan akan meningkatnya ketegangan dan potensi bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjung pasar, sesuatu yang pernah terjadi pada tahun 2014 lalu, tepatnya saat masa epidemi virus Ebola.

Menteri Kesehatan Guinea, Remy Lamah, yang merupakan penduduk asli Gouecke tiba di kampung halamannya pada hari Sabtu, 20 Februari 2020 lalu mengatakan untuk meyakinkan orang-orang yang tinggal di daerah setempat akan manfaat pengambilan vaksin Ebola. Kedatangan vaksin Ebola yang diharapkan tiba dengan jumlah 11.000 dosis ditunda karena cuaca yang buruk dan vaksin tersebut dikembangkan oleh perusahaan farmasi, Merck, dan proses vaksinasi virus Ebola akan dilakukan pada hari Selasa, 23 Februari 2021, waktu setempat.

Baca Juga: Sudah Reda sejak Ada Vaksin, Wabah Ebola Muncul Lagi di Guinea

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya