Pengadilan Filipina Izinkan Maria Ressa Terbang ke Norwegia

Sebelumnya, ia berhasil menangkan Nobel Perdamaian

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Filipina pada Jumat (3/12) waktu setempat mengizinkan jurnalis asal Filipina, Maria Ressa, terbang ke Norwegia di mana ia sebelumnya sedang tersangkut berbagai kasus hukum di negara tersebut. Sebelumnya, pada Oktober 2021 lalu ia berhasil meraih penghargaan Nobel Perdamaian.

1. Pengadilan banding Filipina mencatat bahwa dia bukan risiko penerbangan 

Dilansir dari Independent.co.uk, Maria Ressa telah diizinkan melakukan perjalanan ke
Norwegia untuk menerima penghargaan Nobel Perdamaian secara langsung.

Pada Jumat waktu setempat, Pengadilan Banding Filipina mengabulkan permintaan Ressa untuk melakukan perjalanan ke Norwegia pada (10/12) ini serta mencatat bahwa dia bukan risiko penerbangan.

Komite Nobel Norwegia mengadakan upacara penghargaan secara langsung pada tahun 2021 ini di Oslo, ibu kota Norwegia.

Saat ini, situs berita milik Ressa, Rappler, telah ditangguhkan lisensinya dan dia terlibat dalam berbagai kasus hukum.

Para pendukungnya mengatakan dia menjadi sasaran karena pengawasannya terhadap
kebijakan pemerintah, termasuk perang mematikan terhadap narkoba yang diluncurkan oleh Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.

Jurnalis tersebut bebas dengan jaminan saat mengajukan banding atas hukuman 6 tahun
penjara yang dijatuhkan tahun 2020 lalu karena tuduhan pencemaran nama baik, menghadapi 5 tuduhan penggelapan pajak, dan kasus perusahaan dengan regulator.

Pemerintah Filipina sendiri telah menyangkal mengganggu media dan mengatakan masalah apa pun yang dihadapi organisasi adalah legal, bukan politis. Selain itu, dikatakan
bahwa mereka percaya pada kebebasan berbicara.

2. Beberapa hari lalu, PBB mendesak Filipina izinkan Ressa terbang ke Norwegia  

Baca Juga: 5 Fakta Maria Ressa, Jurnalis Peraih Nobel Perdamaian 2021

Pada Senin (29/11) lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Filipina untuk
mengizinkan jurnalis tersebut melakukan perjalanan ke Norwegia untuk menerima
penghargaan tersebut.

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengatakan PBB sangat prihatin
tentang pembatasan perjalanan yang diberlakukan pada Ressa oleh pemerintah Filipina.

Ressa sendiri telah meminta persetujuan pemerintah Filipina, namun pada saat itu masih belum ada jawaban.

Pemerintah Filipina sendiri terlambat memberikan ucapa selamat kepada Ressa atas
keberhasilan meraih penghargaan tersebut pada Oktober 2021 lalu tetapi membantah bahwa jurnalis tersebut diberangus.

Saat mengumumkan kemenangannya, komite Nobel mencatat pekerjaan media Rappler dan Ressa dalam menyoroti kampanye anti-narkoba yang kontroversial dan mematikan Duterte.

Ia juga memuji upayanya untuk menegakkan kebebasan berekspresi di Filipina.

Peringkat Filipina dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia 2021 turun dua tingkat menjadi 138 dari 180 negara.

Selain itu, Committee to Protect Journalists menempatkan Filipina di urutan ke-7 dalam
indeks impunitas globalnya, yang melacak kematian anggota media yang pembunuhnya
dibebaskan.

3. Ressa berhasil keluar sebagai pemenang bersama Nobel Perdamaian dengan jurnalis asal Rusia, Dmitry Muratov 

Keberhasilan Ressa dan jurnalis asal Rusia, Dmitry Muratov, memenangkan Nobel
Perdamaian pada Oktober 2021 lalu membuat pihak komite Nobel menyebut keduanya adalah perwakilan semua jurnalis yang membela cita-cita ini.

Mereka dikenal karena investigasi yang membuat marah penguasa negara mereka dan
menghadapi ancaman signifikan.

Keduanya telah berbicara untuk membela kebebasan pers setelah kemenangan mereka.

"Jurnalisme yang bebas, independen, dan berdasarkan fakta berfungsi untuk melindungi
dari penyalahgunaan kekuasaan, kebohongan, dan propaganda perang," ungkap pernyataan dari komite Nobel yang dilansir dari BBC.

Mereka menambahkan tanpa kebebasan berekspresi dan kebebasan pers, akan sulit untuk berhasil mempromosikan persaudaraan antar bangsa, perlucutan senjata, dan tatanan dunia yang lebih baik untuk berhasil di zaman saat ini.

Jika Ressa berhasil karena mengungkapkan penyalahgunaan kekuasaan serta penggunaan kekerasan di Filipina, Muratov memiliki media Novata Gazeta yang tak lain adalah salah satu dari sedikit media yang tersisa di Rusia yang sangat kritis terhadap elit penguasa, khususnya Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Tak hanya itu, Ressa dan Muratov merupakan pemenang ke-102 dari hadiah tersebut.

Baca Juga: 5 Fakta Maria Ressa, Jurnalis Peraih Nobel Perdamaian 2021

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya