Pengadilan Korsel Tolak Klaim Korban Perbudakan Seksual

Para aktivis yang mewakili korban mengecam putusan tersebut

Seoul, IDN Times - Pengadilan Korea Selatan mengambil keputusan untuk menolak klaim para korban perbudakan seksual dari negaranya sendiri serta kerabat mereka atas kompensasi dari pemerintah Jepang. Para aktivis yang mewakili korban mengecam keputusan yang diambil oleh pengadilan setempat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Amnesty Internasional menganggap keputusan yang diambil sebagai kekecewaan yang besar

Pengadilan Korsel Tolak Klaim Korban Perbudakan SeksualIlustrasi palu pengadilan. (Unsplash.com/tingeyinjurylawfirm)

Dilansir dari Aljazeera.com, pengadilan Korea Selatan telah menolak klaim korban perbudakan seksual Korea Selatan dan kerabat mereka atas kompensasi dari pemerintah Jepang atas penderitaan mereka di masa perang. Para aktivis yang mewakili korban mengutuk keputusan Pengadilan Distrik Pusat Seoul yang dinilai mengabaikan perjuangan mereka untuk memulihkan kehormatan dan martabat wanita. Pengadilan juga memutuskan bahwa pemerintah Jepang harus dibebaskan dari yurisdiksi sipil berdasarkan prinsip hukum internasional.

Amnesty International menggambarkan putusan yang diambil hari Rabu, 21 April 2021, waktu setempat sebagai kekecewaan besar yang gagal memberikan perlindungan bagi para korban dan keluarga mereka. Menurut seorang peneliti dari Amensty International untuk Asia Timur, Arnold Fang, menilai putusan ini bertentangan dengan keputusan pengadilan yang sama pada bulan Januari 2021 lalu, yang mewajibkan Jepang menerima tanggung jawab hukum atas perbudakan seksual sistematis yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.

2. Bulan Januari 2021 lalu, Jepang memprotes keras terhadap keputusan untuk membayar kompensasi kepada para korban

Pengadilan Korsel Tolak Klaim Korban Perbudakan SeksualIlustrasi uang. (Unsplash.com/ninjason)

Pada bulan Januari 2021 lalu, pihak pemerintah Jepang memprotes keputusan pengadilan Korea Selatan yang saat itu mewajibkan Jepang membayar kompensasi sebesar 100 juta won atau setara dengan Rp1,3 miliar kepada para korban perbudakan seksual selama Perang Dunia II. Keputusan tersebut telah memperbaharui ketegangan antara kedua negara dengan Jepang segera menolak keputusan tersebut.

Saat itu, Jepang tidak akan mematuhi putusan tersebut dan Kepala Sekretaris Kabinet Perdana Menteri Jepang, Katsunobu Kato, mengatakan keputusan itu sangat disesalkan serta Jepang tidak tunduk pada yurisdiksi Korea.

Sebanyak tujuh dari 12 wanita yang disebutkan dalam gugatan tersebut meninggal sebelum putusan dijatuhkan. Gugatan terpisah yang diajukan oleh 20 wanita, beberapa di antaranya sekarang sudah meninggal, akan diputuskan minggu setelahnya. Namun, para korban perbudakan seksual telah menjelaskan bahwa itu bukan uang yang mereka pedulikan, tetapi permintaan maaf dari pihak pemerintah Jepang.

Baca Juga: Protes Nuklir Fukushima, Mahasiswa Korsel Ramai-Ramai Cukur Rambut 

3. Akibat pertikaian historis, hubungan kedua negara ini menjadi memburuk

Pengadilan Korsel Tolak Klaim Korban Perbudakan SeksualBangunan tradisional Jepang. (pixabay.com/leolevng)

Seperti yang diketahui, Korea Selatan dan Jepang merupakan mitra dagang utama dan memiliki kepentingan bersama lainnya, termasuk menangkis ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang semakin meningkat. Tetapi hubungan kedua negara ini menjadi memburuk karena pertikaian historis yang telah memanas dalam beberapa tahun terakhir ini, sehingga memengaruhi pengaturan perdagangan dan keamanan, terutama setelah Mahkamah Agung Korea Selatan pada tahun 2018 lalu memerintahkan 2 perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi kepada beberapa pekerja paksa di masa perang.

Di masa lalu, Amerika Serikat telah turun tangan untuk menjadi penengah, termasuk menjelang kesepakatan yang dibuat tahun 2015 lalu. Namun, para kritikus justru mengatakan pengabaian pemerintahan Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, terhadap sekutunya telah memungkinkan perselisihan membara yang tak bisa diselesaikan. Bahkan, para mantan buruh Korea Selatan berusaha untuk menyita dan menjual aset beberapa perusahaan Jepang di Korea Selatan sebagai kompensasi, yang telah diperingatkan Jepang akan membawa situasi menjadi lebih serius.

Baca Juga: Bikin Resah, Kafe Sex Dolls di Korsel Tutup Hanya 3 Hari Sejak Dibuka

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya