Pengadilan Rusia Putuskan Organisasi Navalny sebagai Ekstremis

Hukuman penjara menanti jika masih melanjutkan organisasi

Moskow, IDN Times - Pengadilan Rusia pada hari Rabu, 9 Juni 2021, waktu setempat mengambil sebuah keputusan bahwa organisasi-organisasi yang dikelola oleh tokoh oposisi utama Rusia, Alexei Navalny, sebagai organisasi ekstremis. Hukuman penjara menanti jika masih melanjutkan kegiatan di organisasi tersebut. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menurut juru bicara kejaksaan setempat, organisasi tersebut juga melakukan tindakan ekstremis serta menyebarkan berita menghasut kebencian 

Pengadilan Rusia Putuskan Organisasi Navalny sebagai EkstremisPengadilan Rusia memutuskan untuk menjadikan organisasi yang dikelola tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, sebagai organisasi terlarang. (Instagram.com/navalny)

Dilansir dari BBC, sebuah pengadilan di Moskow, Rusia telah melarang organisasi politik yang terkait dan dikelola oleh Navalny dan mengklasifikasikan mereka sebagai organisasi ekstremis. Aktivis akan mengambil risiko hukuman penjara jika mereka masih melanjutkan pekerjaan mereka dan siapapun yang secara terbuka mendukung jaringan politik Navalny saat ini dapat dilarang mencalonkan diri untuk jabatan publik. Akan tetapi, Navalny justru mengatakan dia tidak akan mundur serta meminta para pendukungnya untuk mengubah cara kerja mereka.

Menyusul putusan pada hari Rabu, 9 Juni 2021, waktu setempat, sebuah pernyataan pengadilan setempat mengatakan kantor jaringan regional Navalny dan Yayasan Anti-Korupsi (FBK) miliknya telah dilarang dengan segera. Juru bicara kejaksaan setempat, Alexei Zhafyarov, mengatakan bahwa telah ditemukan organisasi-organisasi ini tidak hanya menyebarkan informasi yang menghasut kebencian dan permusuhan terhadap pemerintah Rusia, tetapi juga melakukan tindakan ekstremis.

2. Pengacara Navalny akan mengajukan banding atas putusan tersebut 

Pengadilan Rusia Putuskan Organisasi Navalny sebagai EkstremisPengacara Navalny akan mengajukan banding atas putusan tersebut. (Twitter.com/vtofighi)

Baca Juga: Rusia Tahan 400 Orang Lebih Demonstran Pro Navalny

Selama persidangan yang berlangsung lebih dari 12 jam ini diadakan di balik pintu tertutup dengan alasan bahwa materi rahasia akan dibahas. Hakim menolak banding pembela untuk mengizinkan Navalny mengambi bagian melalui link video dari penjara dan menolak mosi lain oleh pembela. Pengacara Navalny, Yevgeny Smirnov, mengatakan selama persidangan bahwa mosi jaksa dimaksudkan untuk melarang rekan Navalny mencalonkan diri untuk jabatan publik.

Pengacara tersebut juga mengatakan mereka akan mengajukan banding atas putusan tersebut. Kantor Navalny di puluhan wilayah Rusia sudah ditutup sejak April 2021 lalu setelah jaksa mengeluarkan perintah untuk menangguhkan kegiatan mereka sambil menunggu keputusan pengadilan, tetapi rekan pemimpin oposisi telah bersumpah untuk melanjutkan pekerjaam dalam format yang berbeda. Seorang rekan Navalny yang memimpin yayasannya, Ivan Zhdanov telah bersumpah bahwa timnya akan terus menerbitkan paparan pejabat korup dan menerapkan strategi Smart Voting.

Yayasannya yang dibentuk sekitar 10 tahun yang lalu tanpa henti menargetkan pejabat senior pemerintah dengan video yang penuh warna dan ditontont secara luas yang merinci tuduhan korupsi terhadap mereka. Salah satu produksi video terbarunya, yang telah ditonton sebanyak 117 kali di YouTube mengklaim bahwa sebuah istana mewah di tepi Laut Hitam dibangun untuk Putin melalui skema korupsi yang rumit. Akan tetapi, pemerintah Rusia membantah tuduhan tersebut.

3. Departemen Luar Negeri AS mengutuk keputusan pengadilan Rusia

Pengadilan Rusia Putuskan Organisasi Navalny sebagai EkstremisJuru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, menyayangkan keputusan yang diambil oleh Pengadilan Rusia terkait Alexei Navalny. (Instagram.com/statedeptspox)

Pihak Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengutuk putusan pengadilan dengan
mengatakan bahwa Rusia telah secara efektif mengkriminalisasi salah satu dari sedikit gerakan politik independen yang tersisa di Rusia. Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price, mengatakan bahwa rakyat Rusia, seperti semua orang, memiliki hak berbicara dengan bebas, membentuk asosiasi damai untuk tujuan bersama, menjalankan kebebasan beragama, dan suara mereka didengar melalui Pemilu yang bebas dan adil.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, akan menghadiri KTT pertama Amerika Serikat-Rusia di Jenewa, Swiss, pada tanggal 16 Juni 2021 ini dan itu datang di akhir perjalanan Biden yang memberi Presiden banyak waktu untuk mendengar dari sekutu Amerika Serikat sebelumnya. Pihak Gedung Putih telah mengindikasikan bahwa ia bermaksud untuk meliput berbagai masalah mendesak dengan mitranya dari Rusia, termasuk pengendalian senjata, perubahan iklim, keterlibatan militer Rusia di Ukraina, aktivitas peretasan dunia maya Rusia, serta pemenjaraan Alexei Navalny.

Pada hari Rabu, 9 Juni 2021, malam waktu setempat, Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mencari konflik dengan Rusia tetapi menginginkan hubungan yang stabil dan dapat diprediksi. Dia juga mengatakan dia akan memberi tahu Putin ada konsekuensi karena melanggar kedaulatan demokrasi di Amerika Serikat, Eropa, dan tempat lain.

Baca Juga: Sekutu Navalny Minta Para Pendukungnya Lakukan Protes

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya