Pentagon Prihatin Atas Laporan PBB soal Bahan Nuklir Korut

Tempat Yongdoktong sebelumnya diidentifikasi intelijen AS

Washington, D.C, IDN Times - Pihak Pentagon Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya terhadap laporan PBB mengenai pemrosesan bahan bakar ulang nuklir Korea Utara pada hari Selasa, 2 Maret 2021, waktu setempat. Tempat Yongdoktong yang berada di Korea Utara sebelumnya telah diidentifikasi oleh intelijen Amerika Serikat. Bagaimana awal ceritanya?

1. Laporan PBB tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara Amerika Serikat-Korea Utara

Pentagon Prihatin Atas Laporan PBB soal Bahan Nuklir KorutHubungan kerja sama Amerika Serikat-Korea Utara. (Pixabay.com/geralt)

Dilansir dari Reuters, pihak Pentagon menyatakan keprihatinannya pada hari Selasa, 2 Maret 2021, waktu setempat mengenai laporan PBB yang menunjukkan kemungkinan pemrosesan ulang bahan bakar nuklir untuk bom oleh Korea Utara dan mengatakan kegiatan semacam itu dapat meningkatkan ketegangan dengan Korea Utara. Kepala Intelijen Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat, Laksamana Muda Michael Studeman, mengatakan aktivitas Korea Utara yang disorot minggu ini oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dapat dimaksudkan untuk mendapatkan perhatian pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan sebagai alal tawar-menawar untuk keringanan sanksi. Pemerintah Amerika Serikat sedang meninjau kebijakan Amerika Serikat-Korea Utara.

Dalam sebuah pernyataan kepada Dewan Gubernur IAEA pada hari Senin, 1 Maret 2021, lalu bahwa Direktur Jenderal Badan PBB, Rafael Mariano Grossi, merujuk pada aktivitas di fasilitas nuklir Yongbyong dan Kangson, Korea Utara. Ia mengatakan baru-baru ini ada indikasi beroperasinya pembangkit listrik tenaga uap yang melayani laboratorium radiokimia. Korea Utara telah menggunakan laboratorium radiokimia di Yongbyon untuk memproses kembali plutonium dari reaktor di sana untuk dijadikan bom nuklir.

Grossi menyebut kelanjutan aktivitas nuklir Korea Utara sebagai pelanggaran yang jelas terhadap sanksi PBB dan sangat disesalkan di mana mengacu pada pernyataan Grossi, Studerman mengatakan Dewan Gubernur IAEA mengeluarkan pemberitahuan bahwa ada bukti Korea mungkin memproses ulang bahan bakar nuklir. 

2. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, sedang melakukan peninjauan penuh atas kebijakan Korea Utara

Pentagon Prihatin Atas Laporan PBB soal Bahan Nuklir KorutPresiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Instagram.com/potus)

Biden, yang sudah mulai menjabat sejak Januari 2021 lalu, sedang melakukan peninjauan penuh atas kebijakan Korea Utara menyusul keterlibatan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, yang gagal membujuk Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan pendekatan ke Korea Utara dapat melibatkan lebih banyak sanksi atau insentif diplomatik yang tidak ditentukan.

Anggota parlemen dari partai Republik di Komite Urusan Luar Negeri, Adam Kinzinger, mengatakan dia masih percaya pemerintahan Biden harus terus bekerja menuju Korea Utara bebas nuklir tetapi mengakui tidak ada jawaban yang mudah sejauh bagaimana mengejar tujuan itu. Menurutnya, menggulingkan Kim Jong-un dari kursi kekuasaan Korea Utara untuk saat ini tidak realistis dan itu seharusnya tidak menjadi kebijakan di pihaknya. Reunifikasi Korea mungkin tidak terlalu realistis, jadi bagaimana kita mencegah pecahnya perang nuklir atau Korea Utara menggunakan kemampuan nuklir mereka yang seharusnya sebagai cara untuk dimanfaatkan.

Baca Juga: Parlemen Korea Selatan Setujui UU Anti Korea Utara

3. Gambar citra satelit diambil oleh Maxar pada tanggal 11 Februari 2021 lalu

Sebuah citra satelit baru mengungkapkan bahwa Korea Utara baru-baru ini mengambil langkah-langkah untuk menyembunyikan fasilitas yang diyakini oleh Badan Intelijen Amerika Serikat digunakan untuk menyimpan senjata nuklir, sebuah langkah yang dapat menambah rasa urgensi dari para kritikus yang berpendapat bahwa pemerintahan Biden perlu mengartikulasikan strategi yang jelas tentang bagaimana hal itu akan menangani Kim Jong-un di masa depan. Gambar ini sendiri diambil oleh Maxar pada tanggal 11 Februari 2021 lalu dan dianalisi oleh para ahli di Middlebury Institute, yang menunjukkan Korea Utara membangun struktur baru di situs Yongdoktong selama tahun 2020 lalu.

Ini merupakan sebuah upaya yang menurut para peneliti kemungkinan dimaksudkan untuk mengaburkan sepasang sepatu masuk terowongan bawah tanah yang mengarah ke fasilitas tempat penyimpanan senjata nuklir. Menurur seorang profesor di Middlebury Institute of International Studies, Prof. Jeffrey Lewis, mengatakan gambar yang dirilis oleh Maxar menunjukkan sepasang pintu masuk terowongan hingga akhir Desember 2019 dan struktur seperti bangunan baru terlihat pada bulan Februari 2021 lalu. Seorang pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan Yongdoktong sebelumnya telah diidentifikasi oleh Badan Intelijen Amerika Serikat sebagai fasilitas penyimpanan senjata nuklir yang dicurigai Korea Utara dan masih diyakini digunakan untuk tujuan itu.

Gambar dari satelit tersebut menegaskan kembali apa yang telah diketahui secara luas di antara para pejabat dan pakar keamanan nasional Amerika Serikat selama bertahun-tahun di mana Korea Utara terus secara aktif mengembangkan senjata nuklir di situs-situs di seluruh Korea Utara sambil mengambil langkah lebih lanjut untuk menyembunyikan persediaan yang telah terkumpul. Pembangunan baru-baru ini di situs tersebut pasti akan menarik perhatian badan-badan intelijen Amerika Serikat karena mereka dengan hati-hati memantau situs-situs yang dicurigai sebagai bagian dari program senjata nuklir Korea Utara.

Baca Juga: Korea Utara Kecam Korea Selatan karena Diragukan Bebas COVID-19

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya