Pertemuan AS-Inggris, Johnson: Hubungan yang Kuat

Ia bersikeras Biden tidak menegurnya karena Irlandia Utara

London, IDN Times - Pertemuan antara Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, berlangsung pada hari Jumat, 11 Juni 2021, waktu setempat dan Johnson menilai hubungan kedua negara ini tidak dapat dihancurkan. Ia juga tidak menegur Biden atas konflik yang terjadi di Irlandia Utara. Bagaimana awal ceritanya?

1. Johnson mengatakan dia telah melakukan pembicaraan hebat dengan Biden

Pertemuan AS-Inggris, Johnson: Hubungan yang KuatPertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menjelang KTT G7 di London, Inggris. (Instagram.com/borisjohnsonuk)

Dilansir dari BBC, Johnson mengatakan aliansi antara Amerika Serikat dan Inggris harus dikenal sebagai hubungan yang tidak dapat dihancurkan setelah bertemu dengan Biden untuk pertama kalinya. Dia mengatakan dia melakukan pembicaraan hebat dengan Biden, yang telah melakukan perjalanan ke Cornwall, Inggris, untuk menghadiri KTT G7 para pemimpin dunia. KTT dimulai kemudian dengan agenda vaksin dan perubahan iklim.

Johnson bersikeras bahwa Biden tidak menegurnya atas ketegangan pasca-Brexit di Irlandia Utara, namun Biden memiliki keprihatinan mendalam atas situasi tersebut. KTT tersebut akan dihadiri oleh para pemimpin dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris berkumpul secara langsung untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19. Menjelang pertemuan, Johnson berjanji Inggris akan menyumbangkan
lebih dari 100 juta vaksin ke negara-negara miskin di tahun 2022 ini, sementara Biden sendiri telah menjanjikan sebanyak 500 juta dosis vaksin Pfizer ke 92 negara berpenghasilan rendah dan menengan serta Uni Afrika.

Negara-negara G7 diharapkan secara kolektif setuju untuk menyediakan 1 miliar dosis vaksin COVID-19 dalam upaya untuk mengakhiri pandemi COVID-19 pada tahun 2022 ini.

2. Meski pertemuan berlangsung hangat, Biden diharapkan untuk berbicara dengan Johnson mengenai ketidaksepakatan atas Brexit

Pertemuan AS-Inggris, Johnson: Hubungan yang KuatPertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menjelang KTT G7 di London, Inggris. (Instagram.com/potus)

Meski pertemuan keduanya berlangsung hangat, Biden juga diharapkan untuk berbicara dengan Johnson mengenai ketidaksepakatan atas Brexit, menyatakan dukungan untuk protokol Irlandia Utara, yang telah menghadapi tentangan sengit dari serikat pekerja dan loyalis yang mengatakan itu memisahkan kawasan itu dari bagian Inggris lainnya. Selain itu, Biden diharapkan memberi tahu Johnson bahwa Amerika Serikat melihat protokol
itu sebagai bagian penting dari menjaga perdamaian jangka panjang di Irlandia Utara dan khususnya, Perjanjian Jumat Agung, di mana Amerika Serikat menjadi penjaminnya.

Sebuah sumber mengatakan Biden diperkirakan akan memperingatkan Perdana Menteri Inggris bahwa kesepakatan perdagangan potensial antara Amerika Serikat dan Inggris akan rusak jika situasinya tidak diselesaikan, sementara juga memberi tahu kepada para pemimpin di Uni Eropa bahwa ia mengharapkan Uni Eropa lebih fleksibel dan kurang birokratis. Biden, yang merupakan keturunan Irlandia, menegaskan kembali dukungannya
untuk Perjanjian Jumat Agung pada Maret 2021 lalu setelah ketegangan atas protokol tersebut yang menyebabkan kerusuhan dengan kekerasan.

Protokol ini awalnya dibuat untuk mencegah perbatasan darat yang keras di Irlandia dengan secara efektif menjaga Irlandia Utara di dalam pasar tunggal.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson akan Nikahi Tunangannya pada Juli 2022

3. Presiden Komisi Eropa mengatakan protokol itu adalah satu-satunya solusi

Pertemuan AS-Inggris, Johnson: Hubungan yang KuatPresiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen. (Instagram.com/ursulavonderleyen)

Berbicara pada hari Kamis, 10 Juni 2021, waktu setempat, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan Protokol Irlandia Uara adalah satu-satunya solusi dan harus dilaksanakan sepenuhnya. Begitu juga dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan ia berpikir tidak serius untuk ingin meninjau pada bulan Juli 2021 ini apa yang pihaknya selesaikan setelah bertahun-tahun berdebat dan bekerja pada bulan Desember 2021 ini. Ia juga menambahkan kesepakatan perdagangan, itu telah dibahas dengan menyakitkan selama bertahun-tahun, jika 6 bulan kemudian mereka mempertanyakan apa yang pihaknya negosiasikan dengan mereka, lalu pihaknya tidak tahu bagaimana cara menghormatinya, maka dengan demikian itu tidak ada yang terhormat lagi.

Setelah pertemuan dengan Biden, Inggris telah berjanji untuk terus bekerja dengan Uni Eropa untuk menemukan solusi, tetapi juga tidak mengesampingkan mengambil tindakan sepihak. Emmanuel Macron mengatakan dia bersiap untuk terbang ke Cornwall, Inggris jika tidak ada yang bisa dinegosiasikan mengenai protokol tersebut. Larangan daging dingin termasuk sosis dan dangin cincang diekspor dari Inggris ke Irlandia Utara, yang mematuhi aturan pangan pertanian Uni Eropa, akan mulai berlaku pada tanggal 30 Juni 2021 ini.

Para pemimpin G7 lainnya akan tiba di Cornwall, Inggris, pada hari Jumat, 11 Juni 2021, waktu setempat serta mereka akan membahas pemulihan dari pandemi pada sesi formal pertama di sore hari, sebelum bertemu dengan Ratu Elizabeth II di Eden Project.

Baca Juga: Boris Johnson Ternyata Punya Utang Rp10,7 Juta

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya