Pihak Senat AS Tolak Dua RUU yang Diajukan Untuk Akhiri Shutdown

Untuk mendapat persetujuan harus membutuhkan 60 suara lebih

Washington D.C., IDN Times - Senat Amerika Serikat memutuskan menolak dua Rancangan Undang-Undang yang diajukan sebagai bagian untuk mengakhiri shutdown pemerintahan Amerika Serikat. Untuk mendapatkan persetujuan dari Kongres membutuhkan setidaknya lebih dari 60 suara. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ini merupakan kekalahan telak bagi pemerintahan Amerika Serikat

Pihak Senat AS Tolak Dua RUU yang Diajukan Untuk Akhiri Shutdowntwitter.com/TPM

Dilansir dari Aljazeera.com, dua Rancangan Undang-Undang yang diajukan untuk mengakhiri shutdown tidak diterima oleh pihak Senat Amerika Serikat. Ini adalah kekalahan telak bagi pemerintahan Amerika Serikat setelah shutdown saat ini sudah memasuki hari ke-34 dan tak ada solusi satupun untuk bisa mengakhiri masalah ini. Terlebih sebanyak 800.000 pekerja federal hingga saat ini masih belum mendapatkan upah yang seharusnya didapatkan dan mereka juga menuntut untuk berakhirnya masalah shutdown ini.

Dalam dua Rancangan Undang-Undang yang diajukan, dari pihak Republik hanya memperoleh suara 50-47 sedangkan dari pihak Demokrat hanya memperoleh suara 52-44. Dalam aturannya, untuk mendapatkan persetujuan diperlukan minimal 60 suara atau lebih. Ini adalah shutdown terpanjang yang pernah ada dalam sejarah Amerika Serikat.

Uniknya, sebanyak 6 anggota Republik justru menyetujui Rancangan Undang-Undang yang dibuat oleh Demokrat, termasuk mantan calon Presiden Amerika Serikat 2012 dan Senator dari Utah, Mitt Romney. Sedangkan di sisi lain, hanya 1 anggota Demokrat saja yang setuju dengan usul Trump untuk tetap mendanai tembok perbatasan di Amerika Serikat.

Setelah itu, para pemimpin Senat dari kedua belah pihak secara singkat membahas proposal baru untuk membuka kembali agen federal setelah 3 minggu lamanya. Trump tidak berkomitmen dan mengatakan bahwa ia hanya akan menandatangani Rancangan Undang-Undang jika itu termasuk dari biaya pembangunan tembok perbatasan. Sedangkan dari Ketua DPR Amerika Serikat yang juga dari Demokrat, Nancy Pelosi, menilai permintaan dari Trump sendiri tidak masuk akal.

2. Trump menggembar-gemborkan persatuan partai Republik selama shutdown berlangsung

Pihak Senat AS Tolak Dua RUU yang Diajukan Untuk Akhiri Shutdowntwitter.com/thehill

Donald Trump telah menggembar-gemborkan persatuan di dalam partai Republik selama shutdown berlangsung. Tetapi sebagai tanda celah dalam tekad itu atau keinginan untuk kompromi, sebanyak 6 dari anggota Republik justru memilih untuk mendukung Rancangan Undang-Undang yang dibuat Demokrat. Kondisi ini justru membuat pemerintahan Trump dinilai tidak solid dalam masalah ini.

Sebuah industri pesawat telah mengeluarkan peringatan mengerikan, termasuk dari National Air Traffic Controllers Association (NATCA). "Dalam industri yang menghindari risiko kami, kami bahkan tidak bisa menghitung tingkat risiko yang saat ini sedang dimainkan, atau memprediksi titik di mana seluruh sistem akan rusak," ungkap pernyataan dari Presiden NATCA, Paul Rinaldi, seperti yang dikutip dari Aljazeera.com.

Di hari yang sama, mantan Kepala Staf Gedung Putih, John Kelly, dan 4 mantan Sekretaris Keamanan Negara menulis surat kepada anggota parlemen dan Presiden dengan menyerukan agar badan-badan negara diberikan dana lagi. Mereka mengatakan tidak masuk akal bahwa pegawai Departemen Keamanan Dalam Negeri bekerja tanpa adanya bayaran untuk masalah keamanan nasional. Dalam surat itu mengatakan para pegawai negeri itu tidak harus bergantung pada kemurahan hati orang lain untuk membantu memberi makan keluarga mereka dan membayar tagihan mereka.

3. Sebelum dimulai, sempat terjadi keributan di ruang Senat

Pihak Senat AS Tolak Dua RUU yang Diajukan Untuk Akhiri Shutdowntwitter.com/CNN

Sebelum digelar voting, seorang anggota Demokrat mewakili Colorado, Michael Bennet, berteriak kepada anggota Republik mewakili Texas, Ted Cruz, dengan menuding mencurahkan air mata buaya di atas pekerja yang tidak dibayar sambil mendukung rencana Presiden untuk tembok perbatasan. Sementara itu, Sekretaris Perdagangan, Wilbur Ross, mempertanyakan mengapa pegawai negeri yang belum dibayar telah mengunjungi bank makanan, padahal menurutnya seharusnya mengambil pinjaman dari bank terlebih dulu.

Pelosi menuduh Ross tentang "biarkan mereka makan kue saja". Menjelang digelar proses pemungutan suara, sebuah survei melaporkan bahwa shutdown ini sendiri sangat berdampak terhadap popularitas Trump. Hanya mencapai 34 persen saja telah mendukung Trump secara keseluruhan, turun dari 42 persen di bulan Desember 2018. Akan tetapi, persetujuannya di antara para pemilih Republik mendekati 80 persen.

Nancy Pelosi dalam konferensi persnya mengatakan dia bersedia untuk bertemu dengan  Trump kapan saja untuk membahas mengakhiri shutdown pemerintahan sebagian. Ia mengatakan pihak Demokrat sedang menyusun paket keamanan perbatasan baru yang akan mencakup uang untuk pagar, teknologi, personel, dan langkah-langkah lain, tetapi bukan dinding perbatasan yang dijanjikan Trump selama ini.

Baca Juga: Ingin Akhiri Shutdown, Trump Tawarkan Opsi Untuk Para Imigran

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya