Polisi Nikaragua Diduga Melakukan Kekerasan Terhadap Jurnalis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Managua, IDN Times - Pasukan kepolisian Nigeria dikabarkan telah melakukan kekerasan terhadap beberapa orang jurnalis di depan kantor mereka. Mereka menggunakan senjata tongkat untuk membubarkan massa. Bagaimana awal ceritanya?
1. Berawal dari protes terhadap Presiden Nikaragua
Dilansir dari BBC, beberapa polisi di Nikaragua telah melakukan kekerasan terhadap beberapa wartawan yang telah melakukan protes di depan kantor kepolisian Nikaragua. Kejadian yang terjadi pada hari Sabtu, 15 Desember 2018, ini berawal dari meningkatnya protes terhadap Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, sehingga mengakibatkan adanya sebuah penyerang secara sewenang-wenang atas penggeledahan kantor mereka.
Para saksi mengatakan bahwa polisi anti huru hara bersenjatakan tongkat untuk mendorong paksa membubarkan para wartawan yang bertindak protes di depan kantor mereka. Jurnalis yang dipimpin oleh seorang editor terkenal, Carlos Fernando Chamorro, telah berkumpul di depan kantor polisi Nikaragua untuk menuntut jawaban atas penggeledahan kantor Chamorro.
Tak hanya melakukan pembubaran paksa saja, sebanyak 7 wartawan yang berasal dari media lokal maupun internasional telah ditangkap oleh pihak kepolisian setempat.
2. Pihak kepolisian menyebut sekelompok wartawan ini merupakan "komplotan kudeta"
Editor’s picks
Pihak kepolisian Nikaragua menyebut sekelompok wartawan yang sedang melancarkan protes di kantor mereka dinilai sebagai "komplotan kudeta". Salah seorang saksi lainnya melihat mereka mengancam akan menyita peralatan mereka.
"Tiga petugas memukuli saya. Mereka menendang saya di kaki yang berusaha menjatuhkan saya," ungkap salah seorang wartawan media Confidencial yang diketahui bernama Nestor Arce seperti yang dikutip dari BBC. Pihak kepolisian setempat sampai saat ini belum memberikan tanggapan mengenai serangan terhadap kantor mereka.
Seperti yang diketahui, media Confidencial merupakan media yang kerap kali memberitakan konfrontatif terhadap pemerintah Nikaragua. Serangan yang terjadi di kantor mereka pada hari Jumat, 14 Desember 2018, lalu menyebabkan beberapa barang berserakan, seperti rak-rak tercecer, kertas serta map berserakan di lantai. Tak hanya itu saja, beberapa perangkat komputer telah diambil saat serangan tersebut.
3. Nikaragua tengah mengalami krisis terburuk, terutama masalah HAM
Sejak April 2018 lalu, Nikaragua telah mengalami salah satu krisis terburuknya sejak perang saudara tahun 1980an lalu. Protes yang terjadi selama berbulan-bulan ini disebabkan karena tindakan keras pemerintah Nikaragua yang dianggap mengekang mereka. Setidaknya sebanyak 322 orang telah tewas dan lebih dari 500 orang dipenjara, menurut Pusat Hak Asasi Manusia Nikaragua, salah satu kelompok yang masuk daftar hitam pemerintah Nikaragua.
Salah satu anggota komisi HAM untuk negara-negara Amerika (IACHR) di Nikaragua, Ana Maria Tello, menyatakan keprihatinannya atas peningkatan represi terhadap LSM serta media independen dan jurnalis. Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, tidak memberikan tanggapan serta menyebut protes tersebut sebagai salah satu bentuk kudeta terhadap dirinya.
Baca Juga: Gunakan Busana Lengan Terbuka, Jurnalis Australia Diusir dari Parlemen
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.