Polusi Udara, 8 Juta Orang Meninggal Tiap Tahun

Angka tersebut jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya

Massachusetts, IDN Times - Sebuah studi penelitian menunjukkan bahwa sebanyak lebih dari 8 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya yang disebabkan oleh polusi udara. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya yang mencapai 4,2 juta orang. Bagaimana awal ceritanya?

1. Penelitian juga menemukan hubungan tingkat polusi udara dan kematian akibat COVID-19

Polusi Udara, 8 Juta Orang Meninggal Tiap TahunIlustrasi polusi udara. (Pixabay.com/Chris_LeBoutillier)

Dilansir dari CNN, sebanyak lebih dari 8 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat menghirup polusi udara yang tercemar mengandung partikel dari bahan bakat fosil. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak menghasilkan gas rumah kaca yang memerangkap radiasi matahari di atmosfer dan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Tapi itu juga melepaskan partikel beracun kecil yang dikenal sebagai PM2.5. 

Cukup kecil kemungkinan untuk menembus jauh ke dalam paru-paru, namun partikel ini dapat memperburuk kondisi pernapasan seperti asma dan dapat menyebabkan terjadinya kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, stroke, serta kematian dini. Penelitian ini juga menghubungkan antara tingkat polusi jangka panjang yang lebih tinggi dan lebih banyak kematian akibat COVID-19. Para peneliti dari Harvard University yang telah bekerja sama dengan University of Birmingham, University of Leicester, dan University College London menerbitkan sebuah studi penelitian dalam jurnal Enviromental Research pada hari Selasa, 9 Februari 2021, waktu setempat yang menemukan bahwa paparan materi partikulat dari emisi bahan bakar fosil menyumbang 18 persen dari total emisi bahan bakar fosil.

Pada tahun 2019 lalu, para ilmuwan memperkirakan sebanyak 4,2 juta orang meninggal akibat polusi udara di luar ruangan dan sebuah studi baru menunjukkan bahwa pada tahun 2018 lalu, diperkirakan sebanyak 8,7 juta orang meninggal akibat emisi bahan bakar fosil. Seorang profesor geografi fisik University College London, Eloise Marais, mengatakan penelitian tersebut merambah bukti yang semakin meningkat bahwa polusi udara dari bahan bakar fosil merusak kesehatan global.

Baca Juga: Menyehatkan, 5 Makanan yang Ampuh Mengurangi Efek Buruk Polusi Udara

2. Para ilmuwan menemukan Amerika Serikat bagian timur, Tiongkok, Eropa, India, serta Asia Tenggara merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah

Polusi Udara, 8 Juta Orang Meninggal Tiap TahunIlustrasi pembakaran hutan. (Pixabay.com/FOTOKALDE)

Para ilmuwan menemukan beberapa wilayah seperti Amerika Serikat bagian timur, Tiongkok, Eropa, India, serta Asia Tenggara merupakan wilayah yang terdampak paling parah terkena polusi udara. Menurut data yang dikeluarkan, tingkat persentase sebesar 30,7 persen kematian berada di kawasan Asia Tenggara dan Timur, 16,8 persen di Eropa, dan 13,1 persen di Amerika Serikat yang disebabkan oleh polusi bahan bakar fosil. Untuk memodelkan pencemaran, para peneliti menggunakan data emisi dan meteorologi nyata, yang sebagian besar dari tahun 2012 lalu.

Tahun tersebut dipilih dengan alasan menghilangkan pengaruh fenomena El Nino, yang dapat memperburuk atau meningkatkan pencemaran tergantung pada wilayahnya. Mereka kemudian memperbarui data untuk mencerminkan penurunan sebanyak 44 persen polusi bahan bakar fosil di Tiongkok antara tahun 2012 dan 2018. Para peneliti memperkirakan bahwa langkah Tiongkok untuk mengurangi emisi bahan bakar fosil telah menyelamatkan sebanyak 2,4 juta nyawa di seluruh dunia, termasuk 1,5 juta diantaranya di Tiongkok.

3. Tanggapan dari para ahli mengenai hasil penelitian tersebut

Polusi Udara, 8 Juta Orang Meninggal Tiap TahunIlustrasi polusi udara. (Pixabay.com/Emphyrio)

Direktur Program untuk Kesehatan Masyarakat Global dan Kebaikan Bersama dari Boston College, Philip J. Landrigan, mengatakan penelitian terbaru telah mengeksplorasi penggunaan fungsi respons pemaparan yang lebih baru dan beberapa makalah terbaru yang menggunakan fungsi yang lebih baru ini telah menghasilkan perkiraan yang lebih tinggi kematian terkait polusi. Ia juga menganggap penting bahwa model penilaian resiko yang berbeda saat ini sedang dikembangkan, karena perkembangannya akan memaksa pemeriksaan ulang asumsi yang mendasari model saat ini dan akan memperbaikinya.

Kepala Divisi Kesehatan Lingkungan dari University of Southern California (USC), Ed Avol, mengatakan para penulis telah menerapkan metodologi yang lebih baik untuk mengukur eksposur dengan lebih baik serta mendokumentasikan hasil kesehatan yang lebih baik untuk mencapai kesimpulan yang meresahkan, akan tetapi tidak mengejutkan bahwa polusi udara yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil lebih merusak kesehatan manusia dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya. Baginya, spesialis pemaparan citra satelit jarak jauh dan ahli epidemiologi kesehatan dalam tim peneliti adalah penyelidik yang sangat kompeten dan di antara para lulusan paling berbakat di bidang yang dinamis ini.

Baca Juga: 9 Penyakit Ngeri akibat Polusi Udara, Pembunuh Perlahan

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya