Prancis Akhirnya Beri AstraZeneca ke Para Lansia

Pemerintah Prancis sebelumnya ragu terhadap vaksin tersebut

Paris, IDN Times - Pemerintah Prancis akhirnya melonggarkan aturan pemberian vaksinasi di mana vaksin buatan AstraZeneca bisa diberikan kepada para lansia berusia 65 tahun ke atas dengan kondisi yang sudah ada. Sebelumnya, pemerintah Prancis justru meragukan vaksin tersebut jika diberikan kepada mereka. Bagaimana awal ceritanya?

1. Hal ini merujuk pada panel ahli kesehatan pemerintah Prancis

Prancis Akhirnya Beri AstraZeneca ke Para LansiaIlustrasi pemberian vaksin COVID-19. (Unsplash.com/cdc)

Dilansir dari BBC, Menteri Kesehatan Prancis, Olivier Veran, mengatakan orang dengan terkena penyakit penyerta dapat divaksinasi dengan menggunakan produk dari AstraZeneca, termasuk mereka yang berusia 65-74 tahun. Berbicara pada hari Senin, 1 Maret 2021, malam waktu setempat, Olivier Veran, mengatakan orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya bisa mendapatkan vaksin AstraZeneca yang diperoleh dari tindakan operasi, didapat di rumah sakit, serta di apotik.

Mereka yang berusia di atas 75 tahun akan diberikan pilihan antara Pfizer atau Moderna di pusat vaksinasi. Olivier Veran mengumumkan perubahan aturan tersebut dengan merujuk pada saran dari panel ahli kesehatan pemerintah Prancis. Pembatasan usia pemberian vaksinasi memiliki efek yang tidak sengaja memperlambat program kampanye vaksinasi Prancis, yang menyebabkan akumulasi persediaan suntikan vaksin AstraZeneca.

2. Perubahan kebijakan pemberian vaksin di Prancis kemungkinan akan diikuti oleh negara lain

Prancis Akhirnya Beri AstraZeneca ke Para LansiaIlustrasi suntikan vaksin. (Pixabay.com/qimono)

Masalah serupa terkait penumpukan vaksin AstraZeneca juga terjadi di negara-negara lain seperti Jerman, Italia, dan Spanyol, di mana otoritas kesehatan setempat telah merekomendasikan pembatasan usia. Sebaliknya, pihak European Medicines Agency, yang tak lain adalah regulator Uni Eropa, mendukung penggunaan vaksin untuk semua individu yang berusia 18 tahun ke atas. Inggris juga telah menggunakan vaksin secara luas untuk orang tua lansia dalam kampanye program vaksinasi, yang telah dijalankan sebelum peluncuran di negara-negara Uni Eropa.

Perubahan kebijakan Prancis kemungkinan akan diikuti oleh negara-negara lainnya. Pada hari Minggu, 28 Februari 2021, lalu pejabat Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan telah berjanji untuk mengeluarkan rekomendasi terbaru yang akan membuat penyesuaian pada poin ini, dengan mengacu pada batasan usia. Pada hari Selasa, 1 Maret 2021, lalu panel penasihat ilmiah Prancis tentang vaksin diharapkan merinci alasan di balik keputusan tersebut.

Pekan lalu, pejabat Prancis merujuk pada studi baru yang diterbitkan di Skotlandia dengan menunjukkan suntikan vaksin AstraZeneca menurunkan kemungkinan dirawat di rumah sakit selama 4-6 pekan sebesar 94 persen setelah diberikan satu dosis dan efektif pada orang tua lansia.

Baca Juga: Dinkes Palembang Targetkan 172 Ribu Lansia Vaksinasi COVID-19 

3. Badan Keamanan Obat Nasional Prancis sebelumnya telah menerima laporan dari 149 efek samping setelah suntikan pertama vaksin AstraZeneca

Prancis Akhirnya Beri AstraZeneca ke Para LansiaIlustrasi vaksin COVID-19. (Pixabay.com/torstensimon)

Para ahli medis di Prancis mengatakan efek samping dari vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca jarang terjadi dan bahkan bisa menjadi pertanda baik bahwa suntikan vaksin tersebut bekerja saat peluncuran di mulai di tempat kerja untuk para staf berusia 50-64 tahun. Vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama Oxford University, mencatat sekitar 80 persen efektif dalam melawan gejala parah COVID-19 setelah diberikan 2 dosis. Namun, beberapa pusat kota di Prancis seperti di Brest, Saint-Lo, Morlaix, dan Paris, telah menangguhkan pengiriman vaksin tersebut karena laporan efek samping yang parah seperti flu pada staf perawatan kesehatan yang diberikan suntikan.

Ini termasuk kelelahan, gemetar, sakit kepala, mual, muntah, dan demam. Badan Keamanan Obat Nasional Prancis mengatakan telah menerima laporan dari 149 efek samping yang parah setelah suntikan pertama AstraZeneca pada tanggal 6-10 Februari 2021 lalu. Ini dari 10 ribu orang yang telah divaksinasi dengan suntikan selama periode ini, dengan pasien yang memiliki efek samping parah yang mencapai 1,5 persen.

Akan tetapi, Kepala Ahli Penyakit Menular di Rumah Sakit Henri-Modor, Creteil, Prancis, Prof. Jean-Daniel Lelievre, bersama ahli vaksin di otoritas kesehatan setempat mengatakan Prancis tidak perlu khawatir dan bahwa efek sebenarnya menunjukkan bahwa vaksin itu sedang bekerja. Dia juga menambahkan mereka sesuai dengan penempatan kekebalan bawaan agar ada kekebalan, harus ada antibodi dan sel kekebalan tubuh yang melindungi organisme dari patogen.

Vaksin itu menyebabkan tubuh membuat antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Prof. Lelievre mengatakan bahwa efek samping dari suntikan COVID-19 mirip dengan sakit perut setelah meminum obat antibiotik. Ia juga mengatakan tidak perlu khawatir jika dibandingkan dengan vaksin lain, seperti suntikan vaksin H1N1 tahun 2013 lalu yang menyebabkan neurologis pada beberapa pasien.

Dia mengatakan bahwa setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap benda asing dan bahkan jika tidak memiliki efek samping, itu tidak berarti bahwa vaksin tersebut tidak bekerja.

Baca Juga: Mantan Presiden Prancis Dijatuhi Hukuman Penjara

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya