Presiden Brazil Tunjuk Marcelo Queiroga Jadi Menkes

Ini adalah keempat kali pergantian menteri selama pandemi

Brasilia, IDN Times - Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, menunjuk Marcelo Queiroga sebagai Menteri Kesehatan Brazil yang baru pada hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat. Ini adalah pergantian yang keempat kalinya di posisi tersebut selama pandemi COVID-19. Bagaimana awal ceritanya?

1. Menteri Kesehatan Brazil sebelumnya mengatakan Bolsonaro telah memikirkan pengganti di Kementerian Kesehatan

Presiden Brazil Tunjuk Marcelo Queiroga Jadi MenkesMantan Menteri Kesehatan Brazil, Eduardo Pazuello. (Twitter.com/Belem_Noticias)

Dilansir dari Aljazeera.com, Bolsonaro telah menunjuk Marcelo Queigora sebagai Menteri Kesehatan Brazil yang baru karena saat ini Brazil telah bergulat dengan lonjakan kasus dan kematian akibat COVID-19. Menteri Kesehatan Brazil sebelumnya, Eduardo Pazuello, mengatakan bahwa Bolsonaro sedang memikirkan pengganti di Kementerian Kesehatan Brazil dan sedang mengevaluasi nama. Pazuello juga berjanji untuk memastikan adanya kontinuitas dan transisi yang tepat.

Orang nomor satu di Brazil ini mengatakan Queigora akan mengikuti agenda Pazuello di Kementerian Kesehatan Brazil, sambil mempercepat upaya untuk memberikan vaksin kepada para warga Brazil di tengah peluncuran vaksin COVID-19 yang terganggu oleh penundaan dan ketidakefisienan. Bolsonaro mengatakan transisi pergantian Menteri Kesehatan akan memakan waktu 1-2 minggu untuk diselesaikan.

2. Dua pendahulu dari Pazuello memilih mundur dari jabatannya karena alasan internal

Presiden Brazil Tunjuk Marcelo Queiroga Jadi MenkesSituasi di sekitar wilayah Sao Paulo, Brazil. (Pixabay.com/joelfotos)

Selama menjabat sebagai Menteri Kesehatan Brazil, Pazuello seringkali mendapatkan kritikan keras karena dianggap tidak memiliki keahlian dalam kesehatan masyarakat dan mendukung dorongan sebelumnya oleh Bolsonaro untuk menggunakan obat yang belum terbukti ampuh dalam mencegah virus COVID-19. Kejadian serupa juga dialami oleh dua Menteri Kesehatan Brazil sebelum Pazuello yang memilih mundur dari jabatannya pada tahun 2020 lalu dengan alasan sebagian dari mereka tidak akan sepenuhnya mendukung pengobatan pasien COVID-19 dengan obat anti-malaria hydroxychloroquine.

Pada bulan Februari 2021 lalu, Jaksa Agung Brazil telah membuka penyelidikan awal terhadap Pazuello dan Bolsonaro atas kemungkinan kelalaian setelah jaringan perawatan kesehatan di kota Manaus di Negara Bagian Amazon ditarik hingga batasnya di tengah lonjakan infeksi. Kurangnya oksigen juga mendorong Brazil untuk mengangkut pasokan ke wilayah Amazonas, yang juga merupakan tempat ditemukannya varian baru COVID-19. Bolsonaro sendiri sering mendapatkan kritikan keras dan kemarahan publik terkait penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintahannya karena jumlah kasus dan kematian akibat COVID-19 yang semakin meningkat akhir-akhir ini.

Baca Juga: Pengadilan Brazil Batalkan Hukuman Mantan Presiden Lula

3. Jumlah kasus COVID-19 di Brazil sampai saat ini

Presiden Brazil Tunjuk Marcelo Queiroga Jadi MenkesSituasi di sekitar wilayah Sao Paulo, Brazil. (Pixabay.com/joelfotos)

Sampai hari Senin, 15 Maret 2021, waktu setempat jumlah kasus COVID-19 di Brazil telah mencapai angka 11.525.477 kasus dengan rincian 279.602 kasus berakhir meninggal dunia dan 10.111.954 kasus berakhir sembuh. Untuk penambahan kasus sendiri di hari yang sama mencapai 42.107 kasus dengan rincian 1.275 kasus berakhir meninggal dunia. Saat ini, Brazil berada di urutan ke-2 jumlah kasus terbanyak COVID-19 di dunia.

Pada hari Minggu, 14 Maret 2021, lalu sekitar 21 negara bagian Brazil dan Distrik Federal setempat memiliki tingkat hunian ruang ICU yang mencapai lebih dari 80 persen dan dari jumlah tersebut, 14 negara bagian diantaranya berada di ambang kehancuran dengan pekerjaan di atas 90 persen. Di Negara Bagian Rio Grande bagian selatan, ruang ICU sudah terlalu penuh sehingga rumah sakit umum terbesar yang ada di sana mengatakan di hari yang sama bahwa mereka terpaksa menutup pintunya untuk menerima pasien baru.

Para ahli menyimpulkan bahwa penyebaran virus tersebut merupakan kegagalan dari para warga Brazil yang tidak mematuhi protokol kesehatan, ditambah dengan tindakan oleh Bolsonaro yang menganggap remeh tindakan pencegahan dapat berbahaya bagi ekonomi dan stabilitas sosial di Brazil. 

Baca Juga: Lagi! Brazil Cetak Rekor Penambahan Kematian karena COVID-19

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya