Presiden Tiongkok Peringatkan Kebijakan Pertama Amerika Serikat

Ketegangan Amerika Serikat-Tiongkok menjadi pusat perhatian

Port Moresby, Papua Nugini, IDN Times - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, kembali memperingatkan Amerika Serikat. Pasalnya, ia menilai ada hal-hal yang terselubung dalam kebijakan pertama Amerika Serikat. Ketegangan antara Amerika Serikat-Tiongkok menjadi pusat perhatian selama KTT APEC berlangsung di Papua Nugini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Xi Jinping menilai tidak ada pemenang dalam perang dagang ini

Presiden Tiongkok Peringatkan Kebijakan Pertama Amerika Serikattwitter.com/PaperOpen

Dilansir dari Bloomberg.com, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menilai perang dagang akan menghasilkan "tidak ada pemenang" dan menyerukan kepada negara-negara untuk menegakkan aturan yang berdasarkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Ia menekankan bahwa negara-negara yang menerapkan proteksionisme akan mengalami kegagalan. "Menerapkan tarif dan memotong hubungan ekonomi adalah pendekatan yang berpandangan pendek dan itu pasti akan gagal. 

Proteksionisme dan unilateralisme membayangi pertumbuhan global, dan kebijakan membangun penghalang ekonomi ditakdirkan gagal," ujar pernyataan Xi Jinping dalam konferensi KTT APEC seperti yang dikutip dari Bloomberg.com. Xi Jinping menegaskan bahwa ketidaksepakatan kedua belah pihak harus diselesaikan melalui konsultasi. "Ketidaksepakatan harus diselesaikan melalui konsultasi. Upaya untuk membentuk blok eksklusif atau memaksakan kehendak seseorang pada orang lain harus ditolak. 

Sejarah telah menunjukkan bahwa konfrontasi, baik dalam bentuk perang dingin, perang panas atau perang dagang, tidak akan menghasilkan pemenang," ungkap Xi Jinping dalam menambahkan pernyataannya secara tegas seperti yang dikutip dari Bloomberg.com.

2. Wakil Presiden Amerika Serikat berbicara setelah Presiden Tiongkok dalam pertemuan yang sama

Presiden Tiongkok Peringatkan Kebijakan Pertama Amerika Serikattwitter.com/AJENews

Setelah Presiden Tiongkok berbicara, giliran Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, mendapatkan giliran berbicara. Pence menanggapi tarif tersebut merupakan tanggapan ketidaseimbangan terhadap Tiongkok. 

"Amerika Serikat, bagaimanapun, tidak akan mengubah arah sampai Tiongkok mengubah cara kerjanya," ungkap pernyataan Pence seperti yang dikutip dari BBC. Pence memulai pidatonya dengan mengatakan bahwa komitmen Amerika Serikat terhadap Indocina tidak pernah lebih kuat. 

Ia juga mengkritik pendanaan infrastruktur yang membebani negara-negara berkembang dengan utang serta membawa mereka mengikuti jalan inisiatif Tiongkok.

3. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat optimis kesepakatan antara Amerika Serikat dan Tiongkok bisa dilakukan

Presiden Tiongkok Peringatkan Kebijakan Pertama Amerika Serikattwitter.com/Sditomaso

Sehari sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, merasa optimis bahwa kesepakatan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok bisa dilakukan. Namun, ia mengatakan sejumlah masalah utama belum dimasukkan dalam daftar untuk negosiasi menjelang KTT G20 bulan depan di Argentina, yang berarti itu "tidak dapat diterima" belum kepada Presiden. Beberapa pejabat Gedung Putih justru mengatakan tidak akan ada tanda-tanda kesepakatan antara kedua negara.

Baca Juga: Jadi Presiden Seumur Hidup, Xi Jinping Tegaskan Pentingnya Sosialisme

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya