Promosikan Myanmar, CEO Twitter Mendapat Kecaman Keras

Mereka menilai mengabaikan penderitaan kaum Rohingya

California, IDN Times - CEO Twitter, Jack Dorsey, belum lama ini mendapatkan kecaman keras setelah mempromosikan Myanmar setelah berkunjung ke sana. Para netizen menilai Dorsey mengabaikan kaum Rohingya yang menjadi korban pelanggaran HAM di sana. Bagaimana awal ceritanya?

1. Mereka mengkritik Dorsey "tuli" dengan keadaan korban Rohingya

Promosikan Myanmar, CEO Twitter Mendapat Kecaman Kerasfirstpost.com

Dilansir dari The Guardian, CEO Twitter kini menghadapi kecaman keras dari para netizen setelah mempromosikan Myanmar sebagai tujuan wisata dalam beberapa cuitan yang dibuatnya. Para netizen mengingatkan Dorsey akan nasib para korban Rohingya yang memilih melarikan diri dari negaranya akibat tindakan pelanggaran HAM di sana. Ia mengaku di Myanmar selama 10 hari untuk melakukan meditasi.

Bahkan, para netizen menilai Dorsey "tuli" dan mengabaikan penderitaan para korban Rohingya. Tahun 2017 lalu, militer Myanmar telah melancarkan tindakan serangan keras setelah militan Rohingya melakukan serangan terhadap beberapa pos polisi. Ribuan orang tewas dan pihak organisasi HAM menyebut para tentara telah membakar lahan dan melakukan pembunuhan serta pemerkosaan.

2. Cuitan Dorsey sendiri membuat para korban Rohingya sulit berkata-kata

Promosikan Myanmar, CEO Twitter Mendapat Kecaman Kerastwitter.com/jack

Para pengungsi Rohingya mendengar cuitan yang dibuat oleh Dorsey sendiri sangat menyinggung perasaannya serta tidak bisa berkata-kata. Begitu juga dengan Direktur Media HAM Eropa, Andrew Stroehlen, menilai tidak pantas Dorsey terobsesi untuk melakukan seperti ini di negara dengan kondisi darurat.

"Saya bukan ahli dalam meditasi, tetapi apakah itu seharusnya membuat anda begitu terobsesi pada diri sendiri sehingga anda lupa menyebutkan bahwa anda berada di sebuah negara di mana militer telah melakukan pembunuhan massal & pemerkosaan massal, memaksa ratusan ribu orang melarikan diri, dalam salah satu bencana kemanusiaan terbesar saat ini?" ungkap pertanyaan yang disampaikan oleh Andrew Stroehlen seperti yang dikutip dari The Guardian.

Beberapa kritikus mencatat bahwa media sosial telah memainkan peran dalam penyebaran misinformasi dalam krisis Rohingya.

Baca Juga: Pejabat Kemlu RI Soal Rohingya: "Myanmar Harus Akui Hak Mereka"

3. Dorsey juga ternyata memiliki masalah di India sebelumnya

Promosikan Myanmar, CEO Twitter Mendapat Kecaman Kerastwitter.com/TheSiasatDaily

Sampai saat ini, Dorsey belum menanggapi kritikan dari para netizen tersebut, namun sebelumnya ia akan menanggapi balasan cuitan yang diterimanya. Pada tanggal 1 Desember 2018 lalu, Dorsey ternyata memiliki masalah saat berkunjung ke India. Pasalnya, sebuah pengadilan di Rajasthan meminta untuk melaporkan masalah Dorsey yang dinilai telah menyakiti komunitas Brahmana dengan pose dalam sebuah foto yang memegang pesan "anti Brahmana". Belum diketahui sejauh proses mana kasus Dorsey yang dihadapinya di India ini.

Baca Juga: Myanmar Bersiap Terima Kembali Gelombang Pertama Masyarakat Rohingya

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya