Protes Besar di Kuba, Presiden Kuba Salahkan Pihak AS

Ribuan warga Kuba menuntut adanya vaksin untuk atas COVID-19

Havana, IDN Times - Protes besar-besaran yang terjadi di Kuba pada hari Minggu, 11 Juli 2021, waktu setempat membuat Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel, menyalahkan Amerika Serikat kali ini. Sebagian besar warga Kuba menuntut adanya vaksin untuk mengatasi pandemi COVID-19. Bagaimana situasi di sana saat ini?

1. Karena COVID-19, situasi seperti ini baru terlihat di Kuba

Dilansir dari BBC, ribuan orang yang tergabung dalam protes besar-besaran terhadap pemerintah komunis Kuba terjadi di Havana, ibu kota Kuba, dan beberapa kota lainnya pada hari Minggu, 11 Juli 2021, waktu setempat. Beberapa video yang diposting di media sosial menunjukkan orang-orang setempat menyerukan adanya kebebasan, demokrasi, dan menuntut adanya vaksin untuk mengatasi pandemi COVID-19. Situasi protes besar-besaran yang terjadi di Kuba kali ini jarang terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel, yang juga mengepalai Partai Komunis Kuba, menyalahkan Amerika Serikat atas kerusuhan yang terjadi dalam pidato yang disiarkan secara nasional di hari yang sama. Jip pasukan khusus, dengan senapan mesin terpasang di bagian belakang, terlihat di kota Havana dan Diaz-Canel meminta para pendukungnya untuk bersiap menghadapi provokasi. Di tengah ribuan orang berkumpul, terdapat beberapa penangkapan dan perkelahian oleh anggota polisi setempat terhadap demonstran.

Seorang polisi kedapatan menyemprotkan merica ke beberapa demonstran dan memukul yang lain dengan pentungan, tetapi tidak ada upaya untuk secara langsung menghadapi ribuan orang yang meneriakkan "Kebebasan" ketika mereka berkumpul dan berbaris di pusat kota. Teriakan mereka yang meminta "Diaz-Canel mundur" menenggelamkan kelompok pendukung pemerintah yang meneriakkan "Fidel".

2. Diaz-Canel menuding banyak demonstran yang dimanipulasi oleh Amerika Serikat

Protes Besar di Kuba, Presiden Kuba Salahkan Pihak ASPresiden Kuba, Miguel Diaz-Canel. (Twitter.com/DiazCanelB)

Baca Juga: Kuba: Vaksin Soberana 02 Punya Hasil Efikasi di Atas 90 Persen

Diaz-Canel, yang baru saja kembali dari San Antonio de los Banos, mengatakan banyak demonstran tulus tetapi dimanipulasi oleh kampanye media sosial yang diatur Amerika Serikat serta tentara bayaran di lapangan dan memperingatkan bahwa provokasi lebih lanjut tidak akan ditoleransi. Ada protes pada hari Minggu, 11 Juli 2021, waktu setempat ratusan mil ke timur di Palma Soriano, Santiago de Cuba, di mana video yang diunggah di media sosial menunjukkan ratusan orang berbaris di jalan-jalan, sekali lagi dikonfirmasi oleh orang setempat. Menurut seorang warga bernama Claudia Perez, mereka memprotes krisis, bahwa tidak ada makanan atau obat-obatan, bahwa mereka harus membeli semuanya di toko mata uang asing dan daftarnya terus bertambah.

Dalam pidatonya, Diaz-Canel meminta pihaknya menyerukan semua revolusioner di Kuba, semua Komunis, untuk turun ke jalan di manapun ada upaya untuk menghasilkan provokasi ini. Negara yang dikelola ideologi Komunis ini telah mengalami krisis ekonomi yang memburuk selama 2 tahun, yang pemerintah Kuba menyalahkan terutama pada sanksi yang diberikan Amerika Serikat serta pandemi COVID-19, sementara para pencelanya mengutip ketidakmampuan dan sistem satu partai gaya Soviet. Kombinasi sanksi, inefisiensi lokal, dan pandemi telah menutup pariwisata serta memperlambat aliran pendapatan asing lainnya di negara yang bergantung pada mereka untuk mengimpor sebagian makanan, bahan bakar, serta input untuk pertanian dan manufaktur.

3. Jumlah kasus COVID-19 di Kuba sampai saat ini

Protes Besar di Kuba, Presiden Kuba Salahkan Pihak ASIlustrasi pandemi COVID-19. (Pixabay.com/fernandozhiminaicela)

Jumlah kasus COVID-19 di Kuba sampai hari Minggu, 11 Juli 2021, waktu setempat mencapai angka 238.491 kasus dengan rincian 1.537 kasus berakhir meninggal dunia serta 204.810 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, Kuba mengalami penambahan kasus sebanyak 6.923 kasus baru dengan rincian 47 kasus berakhir meninggal dunia, yang di mana itu merupakan rekor penambahan kasus tertinggi sejak pandemi pertama kali terjadi. Untuk saat ini, Kuba berada di urutan ke-77 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Pada akhir Juni 2021 lalu, Kuba mengatakan bahwa vaksin buatan lokal, Abdala, dengan 3 suntikannya terhadap COVID-19 telah terbukti 92,28 persen efektif dalam uji klinis tahap terakhir. Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah pemerintah Kuba mengatakan vaksin buatan sendiri lainnya, Soberana 2, telah terbukti 62 persen efektid hanya dengan 2 dari 3 dosisnya. Kuba sendiri memilih untuk tidak melakukan impor vaksin buatan asing tetapi mengandalkan produksi lokal.

Beberapa ahli mengatakan itu adalah taruhan yang berisiko tetapi tampaknya lebih membuahkan hasil, yang menempatkan Kuba pada posisi untuk meningkatkan reputasi ilmiahnya, menghasilkan mata uang keras yang sangat dibutuhkan melalui ekspor dan memperkuat upaya vaksinasi di seluruh dunia.Protes Besar di Kuba, Presiden Kuba Salahkan Pihak AS

Baca Juga: Kuba Klaim Vaksin Abdala Punya Efikasi Lebih dari 90 Persen

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya