Protes Lockdown, Kepolisian Australia Tutup Situs Konstruksi

Beberapa orang yang terlibat sudah ditangkap kepolisian

Jakarta, IDN Times - Akibat melakukan protes besar-besaran terhadap lockdown yang diberlakukan di Victoria, Australia, beberapa waktu lalu, sebuah lokasi konstruksi ditutup sementara selama 2 pekan ke depan dalam keputusannya pada Selasa (21/9) waktu setempat. Sebelumnya, beberapa orang yang terlibat sudah ditangkap oleh kepolisian setempat.

1. Pemerintah Victoria mewajibkan semua pekerja konstruksi harus divaksin minimal satu dosis  

Dilansir dari Aljazeera.com, pihak berwenang Australia telah menutup lokasi konstruksi di Melbourne selama 2 minggu ke depan setelah adanya protes anti-vaksin di kota itu berubah menjadi kekerasan dan kasus COVID-19 di Negara Bagian Victoria dan New South Wales naik drastis yang terjadi pada Senin (20/9) waktu setempat.

Penutupan mulai berlaku pada Selasa waktu setempat serta menyusul adanya bentrokan di mana botol dan peti dilemparkan ke pejabat serikat pekerja dan polisi mengerahkan unit khusus.

Pemerintah Negara Bagian Victoria mewajibkan semua pekerja konstruksi untuk memiliki setidaknya satu dosis vaksin pada Jumat (24/9) ini.

Kepolisian Victoria mengatakan beberapa orang telah ditangkap dalam kerusuhan tersebut.

Menteri Hubungan Industrial Victoria, Tim Pallas, dalam pernyataannya pada Senin malam waktu setempat bahwa pihaknya memberi tahu industri ini hanya seminggu yang lalu telah melihat adanya perilaku mengerikan di lokasi dan jalan-jalan di sekitar serta saat ini pihaknya bertindak tegas dan tanpa ragu-ragu.

Pembatasan ketat yang dilakukan di beberapa wilayah Australia akhir-akhir ini menimbulkan adanya gerakan protes besar-besaran anti-lockdown dengan polisi menangkap ratusan orang di Melbourne dan Sydney selama akhir pekan.

2. Akibat penutupan tersebut, industri konstruksi tersebut menelan kerugian lebih dari 6 miliar dolar Australia

Baca Juga: Garuda Tutup Beberapa Rute Internasional, Melbourne hingga Osaka

Industri konstruksi di Victoria terpaksa ditutup oleh pemerintah setempat yang diperkirakan menelan kerugian lebih dari 6 miliar dolar Australia atau setara dengan Rp62,1 triliun.

Kepala Eksekutif Masters Builders Association of Victoria, Rebecca Casson, mengatakan keputusan itu merupakan pukulan pahit bagi sektor ini dan menjadi kekecewaan khusus bagi para pekerja yang sudah divaksinasi sepenuhnya.

Industri bangunan dan konstruksi adalah sektor terbesar keempat di Victoria, yang menyumbang 46 persen dari pendapatan pajak negara bagian dan mempekerjakan lebih dari 320 ribu warga Victoria.

Proyeksi biaya penutupan industri mencapai 455 juta dolar Australia atau setara dengan Rp4,71 triliun dan hilangnya upah sebesar 63 juta dolar Australia atau setara dengan Rp652 miliar.

Casson menambahkan pihaknya memahami posisi pemerintah Victoria, namun pihaknya juga dapat melihat frustrasi yang ditimbulkan oleh keputusan ini, terutama menutup industrinya 1 hari setelah mengumumkan peta jalan menuju kehidupan normal.

Sekretaris cabang konstruksi CFMEU, John Setka, mengatakan dia tidak pernah mendukung vaksinasi wajib tetapi serikat pekerja itu pro-vaksin dan dia menyalahkan "oknum bodoh" karena menutup industri.

Ia menambahkan pihaknya telah menjaga industrinya berjalan dengan aman sejak COVID-19 melanda serta pihaknya telah mencoba untuk melihat semua anggotanya bekerja dan untuk melihat saat ini, karena segelintir oknum bodoh yang mabuk, ada lebih dari 300 ribu pekerja duduk di rumah setidaknya selama 2 minggu ke depan dan ini sangat mengecewakan.

Seorang mantan pemimpin Partai Buruh yang juga oposisi, Bill Shorten, mengaku terkejut oleh gerakan protes tersebut yang dinilainya banyak pembuat onar profesional lainnya.

Sekretaris konstruksi nasional CFMEU, Dave Noonan, merilis sebuah pernyataan pada Senin malam waktu setempat yang menuduh kerumunan disusupi oleh neo-Nazi serta kelompok ekstremis sayap kanan lainnya.

3. Jumlah kasus COVID-19 di Australia sampai saat ini 

Protes Lockdown, Kepolisian Australia Tutup Situs KonstruksiIlustrasi virus COVID-19. (Pixabay.com/BlenderTimer)

Jumlah kasus COVID-19 di Australia sampai hari Selasa (21/9) waktu setempat mencapai angka 88.728 kasus dengan rincian 1.178 kasus berakhir meninggal dunia serta 63.378 kasus berakhir sembuh.

Di hari yang sama, Australia mengalami penambahan kasus baru sebanyak 1.627 kasus baru dengan rincian 11 kasus berakhir meninggal dunia. Untuk saat ini, Australia berada di urutan ke-111 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

Di Negara Bagian New South Wales, setidaknya tiga dewan regional, di Byron, Kempsey, dan Tweed, diperintahkan untuk lockdown pada Selasa sore waktu setempat setelah melaporkan 1.022 kasus baru dan 10 kematian baru dilaporkan di negara bagian itu.

Begitu juga dengan di seluruh rumah sakit di New South Wales, setidaknya ada 1.266 kasus COVID-19 aktif, termasuk 244 orang dalam perawatan intensif.

Pihak berwenang, sementara itu, telah mulai melonggarkan beberapa pembatasan ketat pada pertemuan di luar ruangan dan olahraga di Sydney dan Melbourne ketika tingkat vaksinasi melonjak, dengan penduduk menjanjikan lebih banyak kebebasan setelah 70-80 persen populasi orang dewasa divaksinasi sepenuhnya.

Sejauh ini, 53 persen di New South Wales, rumah bagi Sydney, telah divaksinasi lengkap dan 44 persen di Victoria.

Sebanyak 603 kasus baru terdeteksi di Victoria pada Selasa waktu setempat, yang merupakan kenaikan harian terbesar tahun 2021 ini, melampaui angka tertinggi sebelumnya 567 kasus sehari sebelumnya. Negara bagian mencatat 1 kasus kematian tambahan.

Bahkan dengan wabah varian Delta, Australia mempertahankan COVID-19 masih lebih rendah dibandingkan banyak negara yang sebanding.

Baca Juga: COVID-19 Naik, Melbourne Putuskan Perpanjang Lockdown

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya