Ratusan Ribu Murid  di Australia Mogok Sekolah, Alasannya Bikin Salut

Aksi ini merupakan gelombang kedua

Sekitar ratusan ribu murid di Australia melakukan mogok sekolah pada Jumat (24/5). Mereka melakukan ini untuk menuntut adanya tindakan  menghadapi perubahan iklim.

Protes besar-besaran tersebut merupakan gelombang kedua pemogokan sekolah. Panitia mengharapkan lebih dari 1 juta murid bergabung dalam aksi demo besar-besaran tersebut. Mereka mendesak para politisi dan pengusaha untuk bergerak cepat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca

Lalu seperti apa fakta-fakta aksi mogok murid di Australia? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

1. Mereka meminta kepada para politisi dan pengusaha untuk mengurangi emisi gas rumah kaca

Ratusan Ribu Murid  di Australia Mogok Sekolah, Alasannya Bikin Saluttwitter.com/evnsocial

Dilansir The Guardian, ratusan ribu murid sekolah menuntut adanya tindakan segera terhadap perubahan iklim. Protes besar-besaran tersebut merupakan gelombang kedua pemogokan sekolah. Panitia mengharapkan lebih dari 1 juta murid bergabung dalam aksi demo besar-besaran tersebut.

Mereka menuntut para politisi dan pengusaha untuk bergerak cepat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. "Saya khawatir tentang semua bencana cuaca. Setiap kali kita mengalami kebakaran besar di sini, hewan lain mungkin punah. Pemerintah tidak melakukan sebanyak yang seharusnya. Itu hanya menakutkan bagi generasi muda," ungkap salah satu murid sekolah Nina Pasquilini, seperti yang dikutip dari Aljazeera.com.

Apa yang dilakukan mereka ini ternyata terinspirasi dari aktivis lingkungan remaja asal Swedia bernama Greta Thunberg, yang melakukan aksi setiap Minggu di depan gedung parlemen di Stockholm, Swedia, sejak Agustus 2018 lalu.

Baca Juga: 7 Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang Perubahan Iklim Global!

2. Belum lama ini, Australia mengalami suhu terpanas selama musim panas

Ratusan Ribu Murid  di Australia Mogok Sekolah, Alasannya Bikin Saluttwitter.com/JayDaiKun

Menurut para ilmuwan, pemanasan global karena gas rumah kaca memerangkap panas dari pembakaran bahan bakar fosil telah membuat kekeringan dan gelombang panas, pencairan gletser, naiknya permukaan laut, serta banjir. Australia belum lama ini telah mengalami suhu terpanas pada musim panas kali ini.

Tahun 2018 lalu, emisi gas karbon global mencapai rekor tertinggi, meskipun ada peringatan dari Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim yang didukung oleh PBB pada Oktober 2018 bahwa output gas harus dikurangi selama 12 tahun ke depan dengan tujuan menstabilkan iklim. Seorang murid asal Sydney bernama Eloise Kieler mengatakan bahwa dia merasa tak punya pilihan selain meninggalkan pelajaran saat itu juga.

"Meskipun menyaksikan krisis iklim terjadi, meskipun mengetahui faktanya, para politisi tidak bertindak, industri bahan bakar fosil terus menghasilkan keuntungan besar. Ini adalah masa depan kita, jadi kita akan keluar dari sekolah, berhenti dari kuliah, dan turun ke jalan untuk mengatakan cukup sudah. Tidakkah Anda akan mogok juga, jika Anda berpikir hal itu dapat membantu melindungi masa depan Anda sendiri?" ungkap Eloise Kieler seperti yang dikutip dari The Guardian.

3. Di beberapa negara, murid-murid juga turut melakukan aksi serupa

Ratusan Ribu Murid  di Australia Mogok Sekolah, Alasannya Bikin Saluttwitter.com/freeradionews

Di beberapa negara lainnya, murid-murid juga menggelar aksi serupa menuntut adanya tindakan terhadap perubahan iklim. Seperti yang terjadi di Inggris, ribuan anak sekolah mengadakan demo besar-besaran dan panitia sendiri mengatakan mereka akan fokus pada perlunya reformasi radikal dari sistem pendidikan untuk mengatasi krisis ekologis. Wakil dari Jaringan Iklim Pelajar Inggris, Noga Levy Rapoport, mengatakan kerusakan iklim menimbulkan ancaman besar bagi kehidupan di Bumi.

"Untuk mengatasi krisis dengan tepat, kita membutuhkan lembaga pendidikan kita untuk menjadi pusat keberlanjutan yang menyediakan ruang untuk belajar dan mengajar untuk mempersiapkan siswa saat ini untuk tidak hanya mereka yang memimpin transisi yang adil, tetapi untuk mempersiapkan dunia yang berubah," ungkap Noga Levy Rapoport seperti yang dikutip dari The Guardian.

Di Selandia Baru juga mengadakan aksi serupa dengan diikuti ribuan murid sekolah dari berbagai jenjang. Dengan demikian, sebanyak 130 negara, dari Australia hingga Uruguay turun ke jalan melakukan aksi ini demi menyelamatkan kehidupan di Bumi. 

Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Efendi Ari Wibowo

Berita Terkini Lainnya