Rekor Harian Tertinggi, RS India Kekurangan Oksigen

Kasus COVID-19 di India mengalami peningkatan drastis

New Delhi, IDN Times - Kasus harian COVID-19 di India mencapai rekor tertinggi pada hari Kamis, 22 April 2021, waktu setempat yang mengakibatkan beberapa rumah sakit di India mengalami kekurangan oksigen. Dalam beberapa hari terakhir ini, India mengalami jumlah penambahan kasus yang semakin meningkat. Bagaimana situasi di sana saat ini?

1. Kekurangan pasokan oksigen benar-benar dirasakan di beberapa rumah sakit yang ada di New Delhi

Rekor Harian Tertinggi, RS India Kekurangan OksigenBeberapa warga di India menjalani pemeriksaan swab test. (Twitter.com/PranshuParasha4)

Dilansir dari BBC, sebanyak 6 rumah sakit di New Delhi benar-benar mengalami kekurangan oksigen dan para dokter mengatakan rumah sakit lain hanya memiliki persediaan untuk beberapa jam. Sejumlah orang telah meninggal saat menunggu pasokan oksigen dan lebih dari 99 persen dari semua tempat tidur perawatan intensif penuh. India berada dalam cengkeraman gelombang kedua COVID-19 yang begitu tinggi dari kasus baru di manapun di seluruh dunia.

Pada hari Kamis, 22 April 2021, waktu setempat India tercatat telah memiliki jumlah kasus sebanyak 16.263.695 kasus dengan rincian 186.928 kasus berakhir meninggal dunia dan 13.648.159 kasus berakhir sembuh. Jumlah penambahan kasus di hari yang sama telah mencapai angka 332.503 kasus baru dengan rincian 2.256 kasus berakhir meninggal dunia. Dengan demikian, India saat ini berada di urutan ke-2 jumlah kasus COVID-19 terbanyak di dunia.

2. PM India langsung menggelar pertemuan tingkat tinggi di hari yang sama

Rekor Harian Tertinggi, RS India Kekurangan OksigenPerdana Menteri India, Narendra Modi. (Instagram.com/narendramodi)

Perdana Menteri India, Narendra Modi, langsung menggelar pertemuan tingkat tinggi pada hari Kamis, 22 April 2021, waktu setempat untuk membahas masalah pasokan oksigen. Menurut pernyataan pemerintah India, dia diberitahu bahwa latihan yang rumit sedang dilakukan, dengan pemerintah negara bagian untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka sehingga mereka dapat disuplai dengan oksigen. Untuk mengangkut oksigen ke seluruh negeri lebih cepat, tabung-tabung tersebut diangkut melalui udara dan dipasang langsung di kereta api.

Sampai saat ini, pemerintah India belum menerapkan lockdown nasional dan baru pemerintah daerah setempat saja yang menerapkan aturan sendiri. Pemerintah New Delhi mengumumkan selama seminggu pada akhir pekan, dengan hanya menyisakan kantor pemerintah dan layanan penting seperti rumah sakit, apotek, dan toko grosir yang buka saat ini. Pembatasan ketat telah diumumkan di negara bagian Maharashtra yang paling parah terkena dampak, yang merupakan wilayah terkaya di India dan rumah bagi pusat keuangan nasional, tepatnya di Mumbai.

Negara Bagian Maharashtra sempat menjadi titik hostpot COVID-19 sejak dimulainya situasi pandemi ini, terhitung seperempat kasus di India.

Baca Juga: Bentrokan India-Pakistan di Kashmir Sebabkan Tiga Tentara India Tewas

3. Penyebab terjadinya gelombang COVID-19 di India yang terjadi baru-baru ini

Rekor Harian Tertinggi, RS India Kekurangan OksigenKasus COVID-19 di India mengalami peningkatan drastis dalam beberapa hari terakhir ini. (Twitter.com/SheikhAnasIYC)

India mengalami peningkatan pesat dalam jumlah kasus selama sebulan terakhir yang didorong oleh pengawasan protokol kesehatan yang lemah, di mana ada sebuah festival keagamaan yang dihadiri oleh jutaan warga setempat sehingga menyebabkan berbagai muncul varian COVID-19. Menurut National Institute of Virology, telah terdeteksi sekitar 61 persen sampel yang sudah diuji di Maharashtra. Tak hanya itu saja, digelarnya Pemilu di Negara Bagian Benggala Barat tidak dihentikan dan memilih untuk digelar secara bertahap dalam beberapa bulan terakhir.

Untuk program vaksinasi sendiri, sampai sejauh ini India masih tertinggal dibanding negara-negara lainnya. Sampai sekarang, baru 130 juta dosis telah diberikan, tetapi dengan populasi yang mencapai lebih dari 1 miliar warga, itu merupakan persentase kecil dan dorongan tersebut telah dibatasi untuk petugas kesehatan, staf garis terdepan, serta mereka yang berusia di atas 45 tahun. Para ahli mengatakan India tidak mungkin memenuhi targetnya untuk mencakup sebanyak 250 juta warga pada bulan Juli 2021 ini. 

Mulai awal Mei 2021 ini, orang-orang yang berusia di atas 18 tahun juga berhak mendapatkan vaksin, tetapi ada kekurangan dosis yang dapat memperlambatnya lebih jauh.

Baca Juga: Ratusan WN India Masuk Indonesia, 9 Orang Positif COVID-19

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya