Sejak Awal Pandemik, Harta 10 Orang Terkaya Berlipat Ganda

Pendapatan 99 persen populasi dunia telah berkurang

Nairobi, IDN Times - Badan amal internasional, Oxfam, mengatakan pada Minggu (16/1/2022) waktu setempat bahwa kekayaan yang dimiliki oleh 10 orang terkaya di dunia saat ini memiliki jumlah yang berlipat ganda sejak awal pandemi COVID-19. Akan tetapi, di sisi lain jumlah pendapatan yang dirasakan oleh sekitar 99 persen populasi di dunia telah berkurang sejak Maret 2020 hingga Oktober 2021 lalu.

1. Badan amal tersebut mendesak pemerintah mengenakan pajak 99 persen dalam sekali  

Dilansir dari The Guardian, menurut laporan dari Oxfam, sebanyak 10 orang terkaya di
dunia saat ini telah melihat kekayaan global mereka berlipat ganda menjadi 1,5 triliun
dolar AS atau setara dengan Rp21.493,1 triliun sejak awal pandemi COVID-19 global
menyusul lonjakan harga saham dan properti yang telah memperlebar kesenjangan antara
kaya dan miskin.

Mendesak pemerintah untuk mengenakan pajak kekayaan sebesar 99 persen pada keuntungan tak terduga sebanyak satu kali di masa pandemi COVID-19, badan amal itu mengatakan angka dari Bank Dunia menunjukkan 163 juta lebih banyak orang telah terdorong di bawah garis kemiskinan sementara orang super kaya mendapatkan manfaat dari stimulus yang diberikan pemerintah sekitar untuk mengurangi dampak COVID-19.

Oxfam telah memproyeksikan bahwa pada tahun 2030 ini, sebanyak 3,3 miliar orang di
dunia akan hidup dengan kurang dari 5,5 dolar AS atau setara dengan Rp78,8 ribu per hari.

Selain itu, badan amal tersebut mengatakan pendapatan sebanyak 99 persen populasi dunia telah berkurang dari Maret 2020 hinga Oktober 2021 lalu, ketika pendiri perusahaan
mobil listrik Tesla, Elon Musk, bersama 9 miliarder lainnya secara kolektif tumbuh lebih kaya sebesar 1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp18,6 triliun per hari.

Kekayaan Muski sendiri meningkat 10 kali lipat menjadi 294 miliar dolar AS atau setara
dengan Rp4.212,6 triliun dalam 20 bulan pertama pandemi, melambungkannya di atas nama pendiri Amazon, Jeff Bezos, menjadi orang terkaya di dunia.

Selama periode ketika saham teknologi melonjak di Wall Street, kekayaan bersih Bezos naik sekitar 67 persen menjadi 203 miliar dolar AS atau setara dengan Rp2.908,7 triliun, kekayaan dari pendiri Facebook, Mark Zuckerberg berlipat ganda menjadi 118 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.691 triliun, sementara kekayaan pendiri Microsoft, Bill Gates, meningkat 31 persen menjadi 137 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.963 triliun.

2. Pengenaan pajak sebesar 99 persen tersebut dapat membayar cukup vaksinasi seluruh dunia serta kegiatan lainnya 

Sejak Awal Pandemik, Harta 10 Orang Terkaya Berlipat GandaIlustrasi penghitungan laporan pajak. (Pixabay.com/stevepb)

Baca Juga: Harta Kekayaan Jenderal Andika Perkasa Mencapai Rp179,9 M, Wajarkah?

Oxfam mengatakan pajak keuntungan tak terduga sebesar 99 persen sebanyak satu kali dari 10 orang terkaya di dunia dapat membayar cukup vaksinasi seluruh dunia serta
menyediakan sumber daya untuk mengatasi perubahan ikli, menyediakan perawatan kesehatan universal dan perlindungan sosial, serta mengatasi masalah gender dan kekerasan yang berbasis di 80 negara.

Bahkan setelah pungutan 99 persen, 10 miliarder teratas masih memperoleh 8 miliar dolar
AS atau setara dengan Rp114,6 triliun di antara mereka dibandingkan sebelum pandemi
COVID-19.

Kepala Eksekutif Oxfam GB mengatakan ledakan kekayaan para miliarder ini pada saat
kemiskinan meningkat menunjukkan kelemahan mendasar dalam ekonomi.

Ia menambahkan bahkan selama krisis global, sistem perekonomian kita yang dinilai tidak
adil berhasil memberikan rejeki nomplok yang menggiurkan bagi yang terkaya tetapi gagal
melindungi yang termiskin.

Menurutnya, ini adalah tragedi yang dapat dihindari bahwa setiap hari orang meninggal
karena mereka kekurangan kebutuhan pokok seperti makanan dan perawatan kesehatan.

Harga saha mengalami penurunan tajam pada minggu-minggu awal pandemi COVID-19 tetapi kemudian didorong oleh stimulus yang diberikan oleh bank sentral dan kementerian
keuangan di seluruh dunia.

Pemotongan suku bunga ke rekor tingkat renda dan peningkatan besar-besaran dalam pasokan uang melalui proses pembelian obligasi yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif mengirim pasar saham melonjak, dengan perusahaan teknologi seperti Amazon, Google, Apple, dan Facebook yang didorong oleh peningkatan kerja dari rumah dan belanja online selama pandemi.

3. Di Asia, ada sekitar 20 miliarder baru di masa pandemik

Sejak Awal Pandemik, Harta 10 Orang Terkaya Berlipat GandaSuasana di sekitar wilayah Beijing, Tiongkok. (Pixabay.com/walter688)

Selain secara global, untuk benua Asia sendiri telah menciptakan sebanyak 20 miliarder
di masa pandemik COVID-19 berkat tanggapan internasional terhadap COVID-19, sementara 140 juta orang di seluruh Asia jatuh ke dalam kemiskinan karena kehilangan pekerjaan selama pandemi.

Sebuah laporan mengatakan bahwa pada Maret 2021 lalu, keuntungan dari obat-obatan,
peralatan medis, dan layanan yang dibutuhkan untuk respons COVID-19 telah menjadikan
20 orang miliarder baru ketika lockdown dan stagnasi ekonomi menghancurkan mata
pencaharian ratusan juta orang lainnya.

Dari China, Hong Kong, India, dan Jepang, miliarder baru tersebut termasuk Li Jianquan
(bersama perusahaannya, Winner Medical, yang membuat alat pelindung diri (APD) untuk
petugas kesehatan) dan Dai Lizhong (bersama perusahaannya, Sansure Biotech, yang
membuat tes dan kit diagnostik).

Jumlah total miliarder di kawasan Asia-Pasifik tumbuh hampir sepertiga dari 803 orang pada Maret 2020 lalu menjadi 1.087 pada November 2021 lalu serta kekayaan kolektif mereka meningkat 74 persen.

Dalam laporan tersebut menyebutkan 1 persen terkaya memiliki lebih banyak kekayaan
daripada 90 persen termiskin di Asia.

COVID-19 telah merenggut lebih dari 1 juta nyawa hanya di Asia serta lebih banyak lagi jumlah kematian yang diakibatkan oleh meningkatnya kemiskinan dan gangguan terhadap
layanan kesehatan.

Laporan itu mengatakan perempuan dan anak perempuan kemungkinan kehilangan pekerjaan atau pendapatan.

Perempuan juga lebih cenderung bekerja di peran garis depan yang menempatkan mereka
pada risiko lebih lanjut di kawasan Asia-Pasifik, di mana lebih dari 70 persen pekerja kesehatan dan 80 persen perawat adalah perempuan.

Baca Juga: Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia 2021, Elon Musk hingga Warren Buffett

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya