Semua Pelaku Pembunuhan Jurnalis Anti-Korupsi Malta Ditangkap

Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada tahun 2017 lalu

Valetta, IDN Times - Semua pelaku pembunuhan terhadap jurnalis anti-korupsi Malta, Daphne Caruana Galizia, telah ditangkap pada hari Rabu, 24 Februari 2021, waktu setempat. Peristiwa ini sendiri telah terjadi sekitar tahun 2017 lalu yang sebelumnya menggemparkan Malta dan negara-negara Eropa lainnya. Bagaimana awal ceritanya?

1. Mereka yang dituduh termasuk taipan properti di Malta

Semua Pelaku Pembunuhan Jurnalis Anti-Korupsi Malta DitangkapPeristiwa pembunuhan terhadap jurnalis Malta, Daphne Caruana Galizia, yang terjadi pada tahun 2017 lalu. (Twitter.com/AlessDeeCrespo)

Dilansir dari The Guardian, komisaris Angelo Gafa berbicara sebelum persidangan pada hari Rabu, 24 Februari 2021, malam waktu setempat di mana baru 3 tersangka yang didakwa. Sejauh ini, sekitar 7 pria dituduh terlibat dalam pembunuhan Caruana Galizia, termasuk taipan properti dan energi di Malta, Yorgen Fenech, yang justru membantah mendalangi peristiwa pembunuhan tersebut beserta seorang sopir taksi yang telah mengaku sebagai perantara dalam dugaan kontak pembunuhan salah satu jurnalis paling terkemuka di Malta.

Menurut Gafa, dengan bukti yang dimiliki, pihaknya berada dalam posisi untuk mengatakan bahwa setiap orang yang terlibat, baik itu dalang atau kaki tangan, harus ditahan atau menghadapi dakwaan. Pernyataan tersebut justru dapat menimbulkan kontroversi, di mana Fenech telah memberikan bukti kepada polisi yang menuduh tokoh politik senior Malta memiliki pengetahuan sebelumnya tentang plot tersebut.

2. Sehari sebelumnya, salah satu pelaku mengubah pembelaan di persidangan secara dramatis

Semua Pelaku Pembunuhan Jurnalis Anti-Korupsi Malta DitangkapIlustrasi palu pengadilan. (Pixabay.com/Daniel_B_photos)

Pada hari Selasa, 23 Februari 2021, malam waktu setempat, salah seorang pelaku bernama Vincent Muscat, mengakui dalam keterlibatannya atas peristiwa pemboman mobil yang menewaskan jurnalis tersebut. Pengakuannya ini dilakukan secara dramatis dan setuju untuk memberikan informasi jelas tentang pembunuhan tersebut serta diwajibkan membayar sebesar 42 ribu euro atau setara dengan Rp718,6 juta untuk biaya pengadilan.

Dua terdakwa lainnya, George bersaudara dan Alfred Degiorgio, juga berada di ruang pengadilan di hari yang sama meski tidak berbicara. Ketiga pria tersebut didakwa melakukan pembunuhan berencana dan memicu pemboman yang menewaskan Caruana Galizia di dekat rumahnya pada bulan Oktober 2017 lalu. Tak lama, mereka kemudian ditangkap pada Desember 2017 lalu, meski Degiorgio tetap berpegang teguh dengan membantah keras tudingan tersebut.

Keesokan harinya di persidangan, dua pelaku lainnya bernama Robert Agius dan Jamie Vella, mengaku tidak terlibat atas pembunuhan terhadap Caruana Galizia. Vella sendiri dinyatakan positif COVID-19 dan muncul di persidangan dengan menggunakan setelan jas hujan yang dijaga sangat ketat. Penggerebekan di rumah dan kendaraan milik Agius serta Vella menemukan uang tunai senilai 70 ribu euro atau setara dengan Rp1,2 miliar, senjata api, 350 gram heroin, dan 2 sachet kokain. 

Di salah satu tempat tinggal, polisi menemukan 10 mobil yang diperkirakan akan disita.

Baca Juga: Aljazair Bebaskan Puluhan Jurnalis dan Aktivis Pro Demokrasi

3. Semasa hidupnya, Caruana Galizia berani mengungkapkan skandal korupsi di pemerintahan Malta

Semua Pelaku Pembunuhan Jurnalis Anti-Korupsi Malta DitangkapJurnalis anti-korupsi Malta, Daphne Caruana Galizia. (Twitter.com/MandyMallia)

Daphne Caruana Galizia lahir di Silema, Malta, pada tahun 1964 lalu dan dibesarkan dalam keluarga kelas menengah. Ayahnya sempat masuk dunia politik sebagai orang liberal sekaligus memiliki usaha layanan lift. Dia adalah seorang wanita yang gemar membaca dan mendapat gelar arkeologi dari University of Malta.

Sebelum meluncurkan blog miliknya, Caruana Galizia merupakan kolumnis reguler untuk media setempat, The Sunday Times of Malta, kemudian berpindah ke media lainnya, The Malta Independet, dan di sanalah dia menulis dan menjadi editor artikel gaya hidup. Akan tetapi, dia juga dikenal sebagai salah satu penulis paling berpengaruh di Malta, di mana ia menggambarkannya dengan cara yang sempurna. Dalam blog miliknya, Caruana Galizia menyerang politisi partai Buruh yang berkuasa dan pendukungnya, tetapi juga para pejabat dari partai Nasional Malta.

Dia juga menuduh bahwa istri Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, adalah pemilik manfaat dari perusahaan rahasia Panama yang digunakan untuk menyalurkan dana dari keluarga Aliyev yang berkuasa di Azerbaijan. Akan tetapi, Muscat dan istrinya bersikeras membantah tudingan itu, akan tetapi setelah skandal itu terungkap, pemerintah Malta langsung menggelar Pemilu lebih awal dan akhirnya kembali dimenangkan olehnya. 

Tak sampai di situ, ia juga mengkritik mantan Komisaris Eropa untuk Malta, John Dalli, yang terlibat dalam skandal lobi industri tembakau yang berujung pada kehilangan pekerjaannya sebagai Kepala Kebijakan Kesehatan Uni Eropa. Dengan tindakannya itulah, Caruana Galizia dijuluki sebagai "wanita Wikileaks". Akan tetapi, pada bulan Oktober 2017 lalu, Caruana Galizia ditemukan tewas dalam kondisi tragis setelah berada dalam mobil yang dikemudikannya sehingga peristiwa ini sendiri dikecam keras oleh berbagai kalangan pihak di Malta mauoun negara-negara Eropa lainnya.

Baca Juga: Belarusia Jatuhkan Hukuman 2 Tahun Penjara pada 2 Jurnalis

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya