Setahun COVID-19, Brazil Lampaui 250 Ribu Kematian

Presiden Brazil mendapatkan berbagai serangan kritikan keras

Brasilia, IDN Times - Tepat setahun virus COVID-19, Brazil telah melampaui jumlah kasus kematian akibat virus tersebut sebanyak lebih dari 250 ribu kasus. Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, telah mendapatkan kritikan keras dari berbagai pihak dalam penanganan virus COVID-19. Bagaimana awal ceritanya?

1. Brazil memiliki jumlah kasus COVID-19 terbanyak ketiga di dunia

Setahun COVID-19, Brazil Lampaui 250 Ribu KematianSituasi di salah satu tempat wisata yang ada di Brazil. (Pixabay.com/guertzen)

Dilansir dari Aljazeera.com, setahun setelah kasus COVID-19 pertama yang melanda Brazil, jumlah kasus kematian di Brazil akibat virus tersebut sudah mencapai 251.661 kasus per tanggal 25 Februari 2021 ini, dengan situasi virus COVID-19 masih menyebar di saat upaya vaksinasi secara nasional. Sampai tanggal yang sama, Brazil sudah mencatat jumlah kasus yang mencapai 10.393.886 kasus, yang menjadikan Brazil menempati urutan ke-3 terbanyak kasus COVID-19 di dunia. Penambahan kasus di tanggal yang sama telah mencapai 67.878 kasus baru dengan rincian 1.582 kasus berakhir meninggal dunia.

Menurut angka dari Kementerian Kesehatan Brazil, virus COVID-19 membuat situasi di Brazil tampak semakin memburuk yang disebabkan adanya varian baru yang dinilai oleh para peneliti lebih menular dibandingkan dengan varian aslinya. Selama 2 minggu terakhir ini, Brazil telah mencatat rata-rata harian tertinggi kematian akibat virus COVID-19 yang mencapai hampir 1.100 kasus, melebihi puncak sebelumnya pada akhir Juli 2020 lalu.

2. Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, mengabaikan nasihat dari ahli kesehatan untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas

Setahun COVID-19, Brazil Lampaui 250 Ribu KematianPresiden Brazil, Jair Bolsonaro. (Instagram.com/jairmessiasbolsonaro)

Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, telah mencela langkah-langkah lockdown serta dia juga mengatakan tidak akan mengambil vaksin COVID-19, sehingga ia mendapatkan kritikan keras dari berbagai pihak dalam penanganan virus COVID-19. Tak sampai di situ, Bolsonaro juga mengabaikan nasihat para ahli tentang penanganan pandemi COVID-19 di setiap kesempatan, namun ia malah menggembar-gemborkan obat malaria yang bisa digunakan untuk mengatasi virus COVID-19. Padahal, obat tersebut sudah diteliti dan menunjukkan hasil tidak efektif melawan virus tersebut.

Menurut ahli epidomologi dari University of Brasilia, Mauro Sanchez, mengatakan ada berbagai hal yang mendorong gelombang kedua COVID-19 di Brazil, seperti kelelahan dalam menjaga jarak sosial, penundaan dalam mendapatkan lebih banyak vaksin, serta pesan yang bertentangan dari pihak berwenang. Menurutnya, ini adalah sebagian besar dari contoh yang diberikan oleh para pemimpin politik di Brazil.

Baca Juga: Sayap Ayam Beku Asal Brazil Ditemukan Positif COVID-19 di Tiongkok

3. Saat ini, Brazil sedang berjuang untuk mendapatkan akses ke lebih banyak vaksin

Setahun COVID-19, Brazil Lampaui 250 Ribu KematianIlustrasi vaksin COVID-19. (Pixabay.com/torstensimon)

Saat ini, Brazil sedang berjuang keras untuk mendapatkan akses ke lebih banyak vaksin guna melawan virus COVID-19. Sejauh ini, Brazil baru melakukan vaksinasi sebanyak 2 juta orang, yang sebagian besar merupakan para lansia dan pekerja kesehatan di Brazil, dengan vaksin yang dibuat oleh Tiongkok, Sinovac, dan buatan Inggris, AstraZeneca. Pada hari Kamis, 26 Februari 2021, waktu setempat, Kementerian Kesehatan Brazil telah menandatangani kontrak dengan pembelian sebanyak 20 juta dosis vaksin Covaxin, yang dibuat oleh perusahaan India, Bharat Biotech.

Rencananya, pengiriman vaksin tersebut akan dilakukan antara bulan Maret 2020 dan Mei 2020 ini. Pihak Kementerian Kesehatan Brazil mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kesepakatan itu bernilai sebesar 1,6 miliar reais atau setara dengan Rp4,13 triliun, dengan rincian 8 juta dosis diharapkan tiba di bulan Maret 2020 ini. Demi mempercepat pembelian vaksin di Brazil dan menangani wabah virus COVID-19, pihak Kementerian Kesehatan Brazil mengatakan pihaknya sudah menerbitkan aturan baru pada pekan lalu yang mengabaikan proses penawaran.

Baca Juga: Sayap Ayam Beku Asal Brazil Ditemukan Positif COVID-19 di Tiongkok

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya