Setelah Diperiksa 11 Tahun, Mahasiswa Ini Ternyata Tewas Akibat Racun

Ketika itu, ia selesai mengkonsumsi spaghetti berusia 5 hari

Brussels, IDN Times - Setelah 11 tahun lamanya penyelidikan terhadap kematian seorang mahasiswa di Amerika Serikat, ia diduga meninggal karena bakteri bacillus cereus di dalam spaghetti. Seperti yang diketahui, bakteri ini merupakan bakteri pembentuk spora yang menghasilkan racun sehingga menyebabkan muntah dan diare. Ketika itu, ia mengkonsumsi spaghetti yang merupakan sisa makanan 5 hari setelahnya.

Bagaimana awal ceritanya?

1. Seorang dokter menjelaskan penyebab meninggalnya mahasiswa tersebut

Setelah Diperiksa 11 Tahun, Mahasiswa Ini Ternyata Tewas Akibat Racunpixabay.com/qimono

Dilansir dari Nzherald.co.nz, kisah mengejutkan datang dari seorang dokter bernama Dr. Bernard, dokter dengan lisensi praktek yang mempelajari berbagai kasus medis aneh yang ditemukan di seluruh dunia dan memiliki channel Youtube untuk kasus-kasus aneh yang ditemukan. Ia sendiri ikut menganalisis kasus ini yang semula ditampilkan dalam jurnal US Journal of Clinical Microbiology bersama dengan beberapa yang lainnya menjelaskan bakteri berbahaya yang menyebabkan organ hati mahasiswa bernama AJ berhenti.

Sampel pasta spaghetti dan saos tomat yang dikonsumsi korban juga dianalisis dengan jurnal National Reference Laboratory for Foodborne Outbreak. Dalam jurnal tersebut mengkonfirmasi spaghetti ini terkontaminasi dengan jumlah yang signifikan dari bakteri bacillus cereus, sementara itu tidak ada dalam saus. Dr. Bernard menilai AJ adalah seorang pria yang sehat semasa hidupnya.

https://www.youtube.com/embed/5ujTYLV2Qo4

"Banyak orang makan pasta, atau bentuk mie lainnya, yang tersisa untuk satu atau dua hari dan mereka baik-baik saja. Hati-hati dengan makanan yang ditinggalkan selama lebih dari beberapa jam," ungkap pernyataan dari Dr. Bernard seperti yang dikutip dari Nzherald.co.nz.

2. Kejadian saat mahasiswa tersebut meninggal akibat spaghetti

Setelah Diperiksa 11 Tahun, Mahasiswa Ini Ternyata Tewas Akibat Racunpixabay.com/Divily

Ketika itu pada tahun 2008 lalu, AJ mengkonsumsi spaghetti yang tersimpan di dapur selama 5 hari dan memutuskan untuk dimakan hingga habis. Setelah dikonsumsi, ia meraskan kesakitan pada bagian perutnya dan mencoba berbagai cara untuk bisa mengobati penyakit yang dialaminya dan ditemukan meninggal pada keesokan harinya.

Dalam hasil otopsi yang dilakukan dan diteliti selama bertahun-tahun, ternyata ia mengalami keracunan akibat bakteri bacilus cereus. Racun tersebut dengan cepat menyebabkan kegagalan beberapa fungsi organ tubuh. Orang tua dari AJ merasa sangat kehilangan dan terpukul mendengar anaknya meninggal setelah makan spaghetti.

3. Penyakit-penyakit yang disebabkan bakteri bacillus cereus

Setelah Diperiksa 11 Tahun, Mahasiswa Ini Ternyata Tewas Akibat Racunbccdc.ca

Keracunan makanan karena bakteri bacillus cereus terbagi menjadi dua jenis penyakit yang disebabkan oleh dua metabolit yang berbeda. Penyakit dengan gejala diare (tipe diare) disebabkan oleh protein dengan berat molekul besar, sementara penyakit dengan gejala muntah (tipe emetik) diyakini disebabkan oleh peptida tahan panas dengan berat molekul rendah.

Gejala-gejala keracunan makanan tipe diare karena bakteri Bacillus cereus mirip dengan gejala keracunan makanan yang disebabkan oleh Clostridium perfringens. Gejala-gejala seperti diare berair, kram perut, dan rasa sakit mulai terjadi 6 hingga 15 jam setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi. Rasa mual mungkin menyertai diare, tetapi jarang terjadi muntah.

Pada sebagian besar kasus, gejala-gejala ini tetap berlangsung selama 24 jam. Keracunan makanan dengan tipe emetik ini ditandai dengan mual dan muntah dalam waktu 30 menit hingga 6 jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kadang-kadang mengalami kram perut atau diare dapat juga terjadi. Umumnya, gejala tersebut terjadi selama kurang dari 24 jam.

Gejala-gejala keracunan makanan dengan tipe ini mirip dengan gejala keracunan makanan yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Keberadaan bakteri Bacillus cereus dalam jumlah besar, yang mencapai lebih dari 10,6 organisme/gram dalam makanan merupakan indikasi adanya pertumbuhan dan pembelahan sel bakteri secara aktif dan berpotensi membahayakan kesehatan tubuh.

Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan. Namun demikian, makanan yang dimasak, dipanaskan, dan disimpan dengan benar umumnya aman dari racun yang menyebabkan muntah. Resiko paling besar yaitu kontaminasi silang, yakni apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi, misalnya alas pemotong daging.

Baca Juga: Keracunan Makanan? Jangan Panik Dulu, Segera Atasi dengan Cara Ini!

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya