Setelah Hampir Sebulan, Puluhan Ribu Warga Armenia Serukan PM Mundur

Hal ini disebabkan kesepakatan damai Nagarno-Karabakh

Yerevan, IDN Times - Sebanyak puluhan ribu demonstran menuntut Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, untuk mundur dari jabatannya pada hari Sabtu, 5 Desember 2020, waktu setempat. Hal ini disebabkan karena penandatanganan konflik Nagarno-Karabakh yang dinilai sebagian besar warga Armenia sangat mengecewakan. Bagaimana kondisi di Armenia saat ini?

1. Pihak oposisi memperingatkan akan ada pembangkangan sipil di seluruh Armenia jika tidak mengundurkan diri

Dilansir dari The Guardian, kota Yerevan telah dipenuhi oleh puluhan ribu warga Armenia yang menuntut pengunduran diri Nikol Pashinyan dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Armenia. Selama 6 minggu pertempuran sengit yang berakhir dengan kesepakatan damai yang ditengahi oleh Rusia pada tanggal 10 November 2020 lalu, para pasukan militer Azerbaijan kembali merebut tanah yang telah dikuasai pasukan militer Armenia selama lebih dari seperempat abad. Pihak oposisi Armenia telah memperingatkan Nikol Pashinyan akan terjadi pembangkangan warga sipil di seluruh Armenia jika masih belum mundur dari jabatannya.

Pashinyan sendiri menolak untuk mundur dari jabatannya dengan alasan membela perjanjian perdamaian sebagai langkah yang menyakitkan namun perlu mencegah Azerbaijan menguasai seluruh wilayah Nagorno-Karabakh. Lebih dari 20.000 demonstran meneriakkan nama Pashinyan dengan kata-kata kasar dan kemudian berbaris ke kediaman resmi Perdana Menteri Armenia. Pemimpin oposisi dari partai Homeland, Artur Vanetsyan, menilai kursi Perdana Menteri Armenia saat ini sudah diduduki oleh mayat politik.

Tak hanya itu saja, para pemimpin oposisi Armenia menganggap Pashinyan harus bertanggung jawab karena gagal merundingkan penghentian lebih awal dari permusuhan dengan syarat yang bisa lebih menguntungkan bagi Armenia. Pihaknya juga menambahkan bagaimanapun bahwa oposisi tidak mendorong pembatalan kesepakatan damai.

2. Kementerian Pertahanan Azerbaijan akan menampilkan beberapa senjata yang disita oleh pasukan Armenia

Setelah Hampir Sebulan, Puluhan Ribu Warga Armenia Serukan PM MundurPara pasukan militer Azerbaijan yang terlibat dalam konflik Nagarno-Karabakh. (Twitter.com/tcsavunma)

Pemerintah Azerbaijan pada pekan ini telah mengumumkan bahwa sebanyak 2.783 pasukan militer tewas dan lebih dari 100 pasukan lainnya masih hilang. Tak hanya itu saja, sebanyak 94 warga sipil juga tewas dan lebih dari 400 warga sipil mengalami luka-luka. Azerbaijan juga telah merayakan berakhirnya pertempuran Nagarno-Karabakh sebagai kemenangan nasional dan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menetapkan hari libur nasional baru pada tanggal 8 November 2020 lalu yang disebut sebagai Hari Kemenangan untuk memperingati peristiwa tersebut.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan akan melakukan parade militer pada hari Kamis depan yang melibatkan 3.000 pasukan militer dan 150 kendaraan militer. Pada pertunjukan tersebut akan menampilkan beberapa senjata yang telah disita oleh pasukan militer Armenia selama konflik. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dijadwalkan mengunjungi Azerbaijan pada hari itu serta mendukung sekutunya untuk memperluas pengaruhnya di wilayah Azerbaijan.

Baca Juga: Pertempuran Selesai, Armenia Cabut Beberapa Peraturan Darurat Militer

3. Armenia dan Azerbaijan telah sepakat damai dalam konflik Nagarno-Karabakh

Setelah Hampir Sebulan, Puluhan Ribu Warga Armenia Serukan PM MundurPuluhan ribu demonstran di Armenia menuntut Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mundur dari jabatannya pada hari Sabtu, 5 Desember 2020, waktu setempat. (Twitter.com/301_AD)

Pada tanggal 10 November 2020 lalu, peristiwa bersejarah Armenia dan Azerbaijan telah terjadi di mana kedua negara sepakat berdamai dalam sebuah perjanjian damai untuk menyelesaikan konflik Nagarno-Karabakh, dengan Rusia sebagai pihak penengah. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Azerbaijan akan mempertahankan wilayah Nagorno-Karabakh yang telah direbut selama konflik. Armenia juga setuju untuk menarik diri dari beberapa daerah lain yang berdekatan selama beberapa pekan ke depan.

Selama pidato yang disiarkan secara virtual, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan untuk patroli di garis terdepan. Pemimpin Armenia di kawasan Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan, mengatakan gencatan senjata tidak terhindarkan setelah hilangnya kota terbesar kedua di Karabakh, Shusha. Tak ayal, sehari setelahnya sejak saat itu para demonstran di Armenia melakukan protes besar-besaran terhadap keputusan yang diambil oleh Pashinyan serta menuntutnya untuk mundur dari jabatannya yang sudah berlangsung hingga saat ini.

Baca Juga: Pertempuran Selesai, Armenia Cabut Beberapa Peraturan Darurat Militer

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya