Swiss Larang Penggunaan Burka di Tempat Umum

Hasil tersebut berdasarkan voting dalam sebuah referendum

Bern, IDN Times - Pemerintah Swiss akhirnya melarang penggunaan burka di tempat-tempat umum pada hari Minggu, 7 Maret 2021, waktu setempat. Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil referendum yang memenangkan 51 persen lebih untuk menyatakan setuju pelarangan burka di tempat-tempat umum. Bagaimana awal ceritanya?

1. Para pendukung larangan beralasan bahwa itu dimaksudkan menghentikan tindakan demonstran yang kejam serta para perusuh di sepakbola yang kerap menggunakan topeng

Swiss Larang Penggunaan Burka di Tempat UmumIlustrasi penggunaan burka. (Pixabay.com/jusch)

Dilansir dari The Guardian, sebanyak lebih dari 51 persen pemilih di Swiss memberikan suara mereka untuk mendukung inisiatif larangan penggunaan burka sepenuhnya di jalan, toko, dan restoran. Cadar wajah masih akan diizinkan untuk dipakai di dalam rumah ibadah dan untuk acara adat istiadat. Penutup wajah yang dikenakan dengan alasan kesehatan dan keselamatan juga dikecualikan dari larangan tersebut, artinya masker yang dikenakan selama pandemi COVID-19 tidak akan terpengaruh oleh undang-undang baru tersebut.

Para pendukung larangan berpendapat bahwa larangan itu juga dimaksudkan untuk menghentikan demonstran liar dan perusuh dalam pertandingan sepakbola yang kerap kali menggunakan topeng, serta dalam teks referendum tidak secara eksplisit menyebutkan Islam atau kata-kata niqab dan burka. Dengan demikian, hasil referendum di Swiss akan mengikuti Prancis, yang sebelumnya melarang penggunaan cadar di depan umum sejak 2011 lalu. Larangan penuh juga diberlakukan di negara-negara seperti Austria, Belgia, Denmark, dan Belanda.

2. Kelompok Muslim di Swiss mengkritik keras hasil keputusan tersebut

Swiss Larang Penggunaan Burka di Tempat UmumIlustrasi penggunaan burka. (Pixabay.com/Olgaozik)

Mendengar hasil keputusan tersebut, kelompok Muslim di Swiss mengkritik keras larangan tersebut. Mereka mengatakan larangan itu dianggap merupakan serangan terhadap komunitas Muslim di Swiss serta apa yang dimaksudkan di sini adalah untuk lebih menstigmatisasi dan meminggirkan kaum Muslim di Swiss. Dalam sebuah pernyataannya, kebijakan simbolis ini telah ditujukan terhadap pria dan wanita Muslim serta menambahkan tetapi itu juga dapat merusak seluruh Swiss, yang dianggap merusak nilai-nilainya sendiri dengan menerima inisiatif.

Tak hanya kelompok Muslim, pihak parlemen Swiss bersama 7 anggota Dewan Eksekutif lainnya juga ikut menentang proposal referendum tersebut. Mereka berpendapat bahwa burka mewakili fenomena pinggiran dan sebaliknya mengusulkan inisiatif yang memaksa orang untuk membuka penutup wajah mereka ketika diminta untuk mengkonfirmasi identitas mereka kepada pejabat. Aliansi para pelaku bisnis dan perhotelan juga tak ketinggalan menentang larangan itu dengan alasan akan mengurangi jumlah kunjungan wisatawan dari negara-negara Arab.

Baca Juga: Pakai Burka Saat Rapat, Anggota Parlemen Ini Curi Perhatian

3. Sebagian dari komunitas Muslim justru mendukung larangan tersebut

Swiss Larang Penggunaan Burka di Tempat UmumSuasana di salah satu tempat wisata yang ada di Swiss. (Pixabay.com/TeeFarm)

Ada yang unik dalam menanggai hasil referendum ini, sebagian dari komunitas Muslim justru mendukung adanya larangan tersebut. Menurut Imam Mustafa Memeti, motivasi di balik kampanye itu sebenarnya adalah Islamofobia, akan tetapi dia mengatakan tetap mendukung larangan itu dengan alasan bisa membantu emansipasi wanita Muslim di Swiss. Sebelum adanya larangan tersebut, wilayah Ticino, Swiss juga telah memberlakukan larangan ini terlebih dahulu pada tahun 2016 lalu.

Sebuah studi dari University of Lucerne mengatakan bahwa hampir tidak ada kaum Muslim di Swiss yang mengenakan burka dan hanya mencapai 30 wanita saja yang memakai niqab. Swiss memiliki jumlah populasi Muslim sebanyak 5 persen dari total sebanyak 8,6 juta penduduk, yang di mana mereka berasal dari Turki, Bosnia. dan Kosovo.

Baca Juga: Atas Nama Demokrasi, Pemerintah Daerah Ini Larang Pemakaian Burka

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya