Tidak Terima Disarankan Pakai Masker, Pria Filipina ini Ditembak Mati

Duterte sebelumnya menerapkan kebijakan tembak di tempat

Manila, IDN Times - Seorang pria di Filipina ditembak mati akibat tidak terima diperingatkan menggunakan masker dan pria tersebut mengancam para petugas desa dan polisi. Sebelumnya, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menerapkan tembak di tempat bagi siapa saja yang membuat masalah di negaranya. Bagaimana awal ceritanya?

1. Insiden ini merupakan insiden pertama di tengah wabah virus corona

Tidak Terima Disarankan Pakai Masker, Pria Filipina ini Ditembak MatiSuasana di sekitar Manila, Filipina. pixabay.com/gloverbh222-10801403

Dilansir dari aljazeera.com, seorang pria yang tidak diketahui identitasnya ini tewas ditembak di Filipina setelah membuat kekacauan akibat tak terima disarankan menggunakan masker oleh para petugas desa dan pasukan polisi setempat di pos pemeriksaan virus corona pada hari Sabtu, 4 April 2020, lalu. Pria berusia 63 tahun itu diketahui sambil mabuk saat membuat kekacauan sehari sebelumnya sambil menggunakan kata-kata kasar terhadap para petugas desa dan kepolisian setempat.

Sebelum ditembak, pria itu ditenangkan oleh salah satu polisi yang berjaga dan pada akhirnya emosinya semakin menjadi sehingga salah seorang petugas terpaksa menembak pria itu hingga tewas. Insiden ini merupakan kejadian pertama di tengah wabah virus corona yang terjadi di FIlipina. Ternyata, kejadian penembakan tembak di tempat sebelumnya sudah diterapkan oleh Duterte beberapa hari sebelumnya demi mengantisipasi kekacauan yang terjadi di negaranya.

2. Duterte mempercayakan polisi dan tentara untuk melakukan kebijakan penembakan di tempat

Tidak Terima Disarankan Pakai Masker, Pria Filipina ini Ditembak MatiPresiden Filipina, Rodrigo Duterte, saat sedang berpidato di depan publik. facebook.com/rodyduterte

Pada hari Rabu, 1 April 2020, malam waktu setempat, Duterte telah memperingatkan bagi seluruh warga Filipina telah memberikan kepercayaan kepada polisi dan tentara yang bertugas untuk melakukan kebijakan tembak di tempat. Kebijakan tersebut mengingatkan apa yang dilakukan Duterte selama ini dalam memberantas kejahatan di negaranya, terutama kejahatan narkotika yang saat itu semakin merajalela di Filipina. Peringatan tersebut terjadi setelah Duterte berkunjung ke sebuah tempat tinggal penduduk di kota Quezon, Manila di mana para penduduk telah melakukan protes besar di sepanjang jalan dekat dengan tempat tinggal mereka.

Ketika itu, para warga mengklaim belum menerima paket bantuan makanan dan pasokan bantuan lainnya sejak lockdown diberlakukan sekitar 2 minggu lalu. Para petugas keamanan desa dan polisi mendesak para warga untuk kembali ke rumah masing-masing, namun mereka menolak perintah tersebut. Polisi langsung menangkap 20 orang dan membubarkan protes itu.

Pimpinan kelompok warga saat protes terjadi, Jocy Lopez, mengatakan terpaksa melakukan protes besar-besaran demi mendapatkan makanan di tengah kebijakan lockdown. Sedangkan para penduduk lain mengeluhkan terjadinya penangkapan ini karena banyak di antara mereka yang sedang berjuang demi membutuhkan makanan yang layak. Para kelompok aktivis mengecam penangkapan tersebut dan mendesak pemerintah Filipina melakukan pembebasan serta pemberian bantuan tunai yang dijanjikan di bawah program perlindungan sosial senilai 200 miliar peso atau setara dengan Rp65,5 triliun. 

Para pemerintah provinsi dan kota di seluruh Filipina telah menerapkan kebijakan lockdown dengan menempatkan lebih dari 100 juta penduduk Filipina berada dalam masa karantina. Sebelumnya, pulau Luzon terlebih dahulu menerapkan kebijakan ini dan telah dilakukan selama sebulan lamanya.

3. Jumlah korban virus corona di Filipina hingga saat ini

Tidak Terima Disarankan Pakai Masker, Pria Filipina ini Ditembak MatiIlustrasi hasil tes virus corona. pixabay.com/geralt-9301

Sampai saat ini, pemerintah Filipina telah mengonfirmasi total kasus virus corona di negaranya telah mencapai 3.246 kasus dengan rincian 152 kasus berakhir meninggal dunia dan 64 korban lainnya dinyatakan sembuh. Untuk hari ini tanggal 5 April 2020, pemerintah Filipina telah mengonfirmasi penambahan kasus sebanyak 152 kasus dengan 8 kasus lainnya berakhir meninggal dunia.

Untuk sementara, Filipina merupakan negara kasus virus corona tertinggi kedua di Asia Tenggara di bawah Malaysia, yang saat ini sudah memiliki kasus sebanyak 3.662 kasus (61 kasus lainnya berakhir meninggal dunia dan 1.005 korban dinyatakan sembuh).

Baca Juga: Jangan Percaya! Ini 13 Mitos tentang Virus Corona yang Salah Kaprah

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya