TikTok Luncurkan Fitur untuk Bantu Pencegahan Bunuh Diri

Langkah ini diambil ketika Instagram mendapatkan sorotan

Jakarta, IDN Times - Aplikasi TikTok pada Selasa (14/9) waktu setempat akhirnya meluncurkan sebuah fitur baru yang membantu para pengguna untuk mencegah melakukan tindakan bunuh diri. Langkah tersebut diambil setelah saingannya, Instagram, mendapatkan sorotan akhir-akhir ini atas dampak kesejahteraan terhadap para pengguna.

1. Dalam pengumumannya, TikTok sangat peduli  dengan para penggunanya

Dilansir dari BBC, beberapa fitur yang akan diluncurkan oleh TikTok untuk masalah mental dan pikiran bunuh diri seperti panduan tentang kesejahteraan dan dukungan untuk orang-orang yang berjuang dengan gangguan makan.

Ada juga fitur intervensi pencarian yang mengarahkan pengguna untuk mendukung sumber daya jika mereka mencari istilah seperti "bunuh diri".

Langkah ini sendiri dilakukan ketika Instagram mendapatkan sorotan baru atas dampaknya terhadap kesejahteraan pengguna.

Dalam pengumumannya, TikTok mengatakan sangat peduli dengan para komunitasnya serta selalu mencari cara baru untuk memelihara kesejahteraan mereka.

Perubahan tersebut juga muncul terjadi ketika penelitian Facebook terhadap Instagram pada tahun 2020 lalu yang dilaporkan telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak Instagram terhadap kesehatan mental remaja.

Untuk mendukung percakapan dan koneksi ini dengan lebih aman, beberapa panduan tersebut dikembangkan bersama dengan International Association for Suicide Prevention, Crisis Text Line, Live for Tomorrow, Samaritans of Singapore and Samaritans (UK), dan tersedia di TikTok Safety Center.

Aplikasi itu juga sedang memperbarui label peringatan untuk konten sensitif, sehingga ketika para pengguna mencari istilah yang dapat memunculkan konten yang menyusahkan, seperti "make up menakutkan", halaman hasil pencarian akan menampilkan layar tampilan opt-in. Pengguna juga dapat mengetuk "Tampilkan Hasil" untuk melihat konten itu.

2. Saat ini, platform media sosial telah mendapatkan pengawasan dari para anggota parlemen dan pendukung kesehatan masyarakat

TikTok Luncurkan Fitur untuk Bantu Pencegahan Bunuh DiriPlatform media sosial. (Pixabay.com/BiljaST)

Baca Juga: Belanda Denda TikTok Atas Kasus Pelanggaran Privasi Anak

Pengumuman TikTok datang tepat setelah Pekan Pencegahan Bunuh Diri Nasional, yang berlangsung dari 5-11 September 2021 lalu. Saat ini, platform media sosial telah menghadapi pengawasan berkelanjutan dari anggota parlemen dan pendukung kesehatan masyarakat mengenai dampaknya terhadap harga diri dan kesehatan mental pengguna remaja.

Sebelumnya pada Senin (13/9) lalu, Facebook menugaskan penelitian di mana para peneliti memperingatkan dampak berbahaya bagi kesehatan mental remaja.

Menurut peneliti, sebanyak 32 persen remaja perempuan mengatakan bahwa ketika mereka merasa buruk tentang tubuh mereka, Instagram membuat mereka merasa lebih buruk.

Satu presentasi menunjukkan bahwa di antara remaja yang melaporkan pikiran untuk bunuh diri, sekitar 6 persen pengguna di AS menghubungkan perasaan mereka dengan Instagram.

Sebagai tanggapan, Instagram mengatakan dalam sebuah postingan blog bahwa laporan itu berfokus pada serangkaian temuan terbatas dan melemparkannya ke dalam cahaya negatif.

Kepala Kebijakan Publik Instagram, Karina Newton, mengatakan penelitian yang diulas dalam laporan Journal menunjukkan komitmennya untuk memahami masalah kompleks dan sulit yang mungkin dihadapi anak-anak muda serta menginformasikan semua pekerjaan yang dilakukan untuk membantu mereka yang mengalami masalah ini.

Sama seperti TikTok, Instagram juga memiliki panduan kesehatan dan sumber daya gangguan makan, yang dibuat dalam kemitraan dengan organisasi termasuk National Eating Disorders Association dan The Jed Foundation.

3. TikTok semakin populer setelah mendapatkan sorotan dari mantan Presiden AS, Donald Trump

TikTok Luncurkan Fitur untuk Bantu Pencegahan Bunuh DiriPenggunaan aplikasi TikTok. (Pixabay.com/solenfeyissa)

Pada Agustus 2021 lalu, perusahaan analitik digital, App Annie, menyimpulkan TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia pada tahun 2020 lalu karena menempati posisi teratas.

Aplikasi buatan Tiongkok ini adalah satu-satunya yang tidak dimiliki oleh Facebook yang menempati 5 besar unduhan secara global.

Di negara asalnya, pemilik TikTok ByteDance juga memegang posisi teratas dengan aplikasi video berbahasa Mandarin Douyin.

Popularitas TikTok terus berlanjut di mana mantan Presiden AS, Donald Trump, sempat mencoba melarang aplikasi itu di negaranya.

Ketika itu, pemerintahan Trump mengklaim bahwa TikTok menimbulkan risiko keamanan nasional karena pemerintah Tiongkok memiliki akses ke data penggunanya, meski pihak TikTok berulang kali membantah tuduhan itu.

Selain mengatasi tantangan tersebut di AS, perusahaan telah menjajaki cara baru untuk menarik para pengguna.

Sebelumnya, TikTok sedang melakukan uji coba fitur klip menghilang baru yang mirip dengan fungsi di Snapchat, Facebook, dan Instagram.

Selain itu, TikTok Stories akan memungkinkan pengguna untuk melihat konten yang diposting oleh akun yang mereka ikuti selama 24 jam sebelum dihapus.

Baca Juga: Belanda Denda TikTok Atas Kasus Pelanggaran Privasi Anak

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya