Tiongkok Beri Sanksi ke Beberapa Individu dan Organisasi AS

Mereka menanggapi sanksi AS yang diberikan baru-baru ini

Beijing, IDN Times - Pihak Tiongkok pada hari Jumat, 23 Juli 2021, waktu setempat memutuskan memberi sanksi kepada beberapa individu dan organisasi di Amerika Serikat. Mereka menanggapi sanksi yang diberikan Amerika Serikat beberapa hari yang lalu. Bagaimana awal ceritanya?

1. Salah satu yang terkena sanksi adalah mantan Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross 

Tiongkok Beri Sanksi ke Beberapa Individu dan Organisasi ASMantan Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Wilbur Ross. (Twitter.com/SecretaryRoss)

Dilansir dari BBC, Tiongkok telah memberlakukan sanksi pada beberapa individu dan organisasi Amerika Serikat sebagai tanggapan atas sanksi yang diberikan Amerika Serikat baru-baru ini terhadap pejabat Tiongkok di Hong Kong. Mereka yang terkena dampaknya termasuk mantan Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Wilbur Ross. Sanksi balasan tersebut datang beberapa hari sebelum Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Wendy Sherman, akan mengunjungi Tiongkok.

Sanksi tersebut adalah yang pertama yang dikenakan oleh Tiongkok di bawah Undang-Undang Sanksi Anti Asing yang baru disahkan pada bulan Juni 2021 lalu. Tiongkok juga memberlakukan sanksi balasan timbal balik yang tidak ditentukan pada perwakilan saat ini dan sebelumnya dari berbagai organisasi, termasuk Komisi Eksekutif Kongres untuk Tiongkok dan Komisi Tinjauan Ekonomi untuk Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok. Lembaga lain yang disebutkan termasuk National Democratic Institute for International Affairs, International Republican Institute, Human Rights Watch (HRW), dan Dewan Demokrasi Hong Kong (HKDC) yang berbasis di Washington, D.C, Amerika Serikat.

Dalam sebuah pernyataan oleh pihak Kementerian Luar Negeri Tiongkok menjelaskan bahwa pihak Amerika Serikat mengarang apa yang disebut penasihat bisnis Hong Kong, mencoreng lingkungan komersial Hong Kong tanpa dasar, serta memberi sanksi ilegal kepada pejabat Tiongkok di Hong Kong. Mereka menambahkan tindakan ini secara serius melanggar hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar hubungan internasional serta secara serius mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok.

2. Pihak AS menyebut ini tidak berpengaruh oleh langkah dari Tiongkok 

Tiongkok Beri Sanksi ke Beberapa Individu dan Organisasi ASGedung Putih Amerika Serikat. (Pixabay.com/12019)

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan dalam konferensi pers bahwa Amerika Serikat tidak terpengaruh oleh langkah Tiongkok. Ia menambahkan tindakan ini adalah contoh terbaru tentang bagaimana Tiongkok menghukum warga negara, perusahaan, dan organisasi masyarakat sipil sebagai cara untuk mengirim sinyal politik, seraya juga menjelaskan bahwa tindakan itu menggambarkan risiko yang telah diperingatkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Ross sendiri sampai saat ini masih belum memberikan pernyataan terkait sanksi yang diberikan kepadanya oleh Tiongkok.

Ini adalah kedua kalinya pada tahun 2021 ini Tiongkok memberlakukan sanksi terhadap pejabat yang menjabat di bawah mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengambil sikap keras terhadap Tiongkok dan menentangnya terkait perdagangan, praktik bisnis, HAM, dan masalah lainnya. Sekitar waktu Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari 2021 lalu, Tiongkok mengumumkan sanksi terhadap Menteri Luar Negeri Amerika Serikat saat itu, Mike Pompeo, bersama 27 pejabat tinggi di pemerintahan Trump lainnya.

Pemerintah Biden menyebut langkah itu tidak produktif dan bersifat sinis. Ia juga telah berusaha untuk menggalang sekutu dan mitra untuk membantu melawan apa yang dikatakan Gedung Putih sebagai kebijakan ekonomi dan luar negeri Tiongkok yang semakin memaksa.

Baca Juga: Risiko Utang Tiongkok Naik, Perhatikan 3 Tanda Penting Ini

3. Beberapa waktu lalu, pemerintah AS memberlakukan saksi perdagangan pada 11 perusahaan Tiongkok

Tiongkok Beri Sanksi ke Beberapa Individu dan Organisasi ASIlustrasi hubungan Amerika Serikat-Tiongkok. (Pixabay.com/priyampatel4)

Beberapa waktu lalu, pihak pemerintah Amerika Serikat memberlakukan sanksi perdagangan pada 11 perusahaan yang dianggap terlibat dalam pelanggaran HAM di
wilayah Xinjiang, Tiongkok. Sanksi tersebut menambah tekanan Amerika Serikat pada Tiongkok atas Xinjiang, di mana Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa dituduh melakukan penahanan massal, kerja paksa, pengendalian lahir paksa, serta pelanggaran lainnya terhadap minoritas Muslim. Xinjiang adalah salah satu dari serangkaian konflik termasuk HAM, perdagangan, dan teknologi yang telah menyebabkan hubungan Amerika Serikat-Tiongkok merosot ke level terendah dalam beberapa dekade.

Pihak Departemen Perdagangan Amerika Serikat mengatakan penambahan 11 perusahaan tersebut ke Daftar Entitas akan membatasi akses mereka ke barang dan teknologi Amerika Serikat. Itu tidak memberikan rincian barang apa yang mungkin terpengaruh. Menurut Ross, tindakan ini akan memastikan bahwa barang dan teknologi Amerika Serikat tidak digunakan dalam serangan tercela Partai Komunis Tiongkok terhadap populasi minoritas Muslim yang tidak berdaya.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menolak sanksi itu sebagai campur tangan dalam urusannya dan upaya Amerika Serikat untuk merugikan perusahaan Tiongkok. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, mengatakan pada saat itu bahwa yang dikhawatirkan Amerika Serikat bukanlah masalah HAM sama sekali, tetapi untuk menekan perusahaan Tiongkok, merusak stabilitas Xinjiang, dan menodai kebijakan Xinjiang di Tiongkok. Ia juga menambahkan pihaknya mendesak Amerika Serikat untuk memperbaiki kesalahannya, mencabut keputusan yang relevan, serta berhenti mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok.

Wang sendiri mengatakan pihaknya akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi bisnis Tiongkok, tetapi tidak memberikan indikasi kemungkinan adanya pembalasan pada saat itu.

Baca Juga: Bukan Tiongkok, AS Jadi Pusat Penambangan Bitcoin Baru di Dunia

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya