Tolak Bitcoin, Ribuan Warga El Salvador Gelar Protes

Mereka menuduh Presiden melakukan cara terkesan otoriter 

Jakarta, IDN Times - Sebanyak ribuan warga El Salvador turun ke jalan melakukan gerakan protes besar-besaran dengan menolak Bitcoin sebagai alat transaksi yang sah di negaranya pada Rabu (15/9) waktu setempat. Mereka menuduh Presiden El Salvador, Nayib Bukele, melakukan cara yang terkesan otoriter.

1. Para demonstran khawatir kebijakan itu justru membawa ketidakstabilan dan inflasi

Dilansir dari BBC, sebanyak ribuan warga El Salvador melakukan gerakan protes besar-besaran yang mengecam dengan pengenalan Bitcoin sebagai alat transaksi yang sah.

Para demonstran merasa khawatir itu akan membawa ketidakstabilan dan inflasi ke negara Amerika Latin tersebut.

Beberapa demonstran telah membakar mesin ATM Bitcoin yang baru saja dipasang, sementara yang lain memegang papan yang bertuliskan "Bukele Dictator".

Mereka berkumpul di San Salvador, ibu kota El Salvador, pada peringatan 200 tahun kemerdekaan negaranya, dengan mengacungkan plakat bertuliskan "Tidak untuk Bitcoin" dan "Hormati Konstitusi".

Tak hanya itu, mereka menuduh Presiden El Salvador menggunakan cara otoriter untuk mempererat cengkeramannya pada kekuasaan.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengeluarkan pernyataan yang memberi selamat kepada negara-negara Amerika Tengah yang merayakan hari kemerdekaan mereka bersama pada Rabu waktu setempat.

Tetapi Blinken juga memperingatkan bahwa perkembangan anti-demokrasi menimbulkan ancaman yang berkembang bagi masa depan Amerika Tengah dengan menambahkan AS mendukung semua orang yang berbicara kebenaran kepada kekuasaan.

Dompet digital tampaknya telah kelebihan beban oleh banyaknya orang El Salvador yang ingin memanfaatkan bonus 30 dolar AS atau setara dengan Rp427,3 ribu yang diberikan pemerintah di setiap akun warga untuk mendorong adopsi Bitcoin.

2. Pekan lalu, El Salvador telah membeli bitcoin dengan total 20,9 juta dolar AS atau setara dengan Rp297,9 miliar

Baca Juga: Aplikasi Bitcoin El Salvador Gangguan Teknis, Calon Investor Kabur

Pekan lalu, tepatnya tanggal (7/9) waktu setempat, El Salvador telah membeli bitcoin dengan total sebesar 20,9 juta dolar AS atau setara dengan Rp297,9 mililar, tepat sehari sebelum secara resmi mengadopsi cryptocurrency paling populer di dunia itu sebagai alat pembayaran yang sah.

Bukele mengungkapkan di hari yang sama bahwa negara tersebut telah membeli total sebanyak 400 bitcoin, langkah pertama dalam dorongan yang lebih besar untuk menambahkan mata uang digital ke neraca keuangannya.

Ungkapan tersebut muncul beberapa jam sebelum Undang-Undang Bitcoin El Salvador, yang disahkan pada Juni 2021 lalu, mulai berlaku pada Selasa pekan lalu.

Para pendukung serta kritikus di seluruh dunia akan menyaksikan untuk melihat bagaimana eksperimen yang belum pernah terjadi sebelumnya ini berjalan.

Pengumuman yang disampaikan Bukele telah menandai tonggak utama untuk Bitcoin. El Salvador saat ini adalah negara pertama yang secara resmi menempatkan bitcoin di neraca dan menyimpannya dalam cadangannya.

Namun kebijakan tersebut menuai kritik di seluruh El Salvador. Hampir 70 persen warga El Salvador yang disurvei oleh Central American University tidak setuju dengan keputusan pemerintah untuk mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.

Banyak juga yang merasa tidak yakin bagaimana menggunakan mata uang digital.

Pendukung langkah El Salvador mengatakan bahwa itu menunjukkan meningkatnya penerimaan bitcoin dan negara lain bisa mengikuti.

Pemerintah setempat berharap itu akan meningkatkan inklusi keuangan di negara di mana sekitar 70 persen warganya tidak memiliki akses ke layanan keuangan tradisional.

3. Sebanyak 200 ATM bitcoin telah terpasang di El Salvador

Pada saat bersamaan, El Salvador telah memasang 200 ATM dan mempersiapkan lebih dari 50 cabang bank untuk bitcoin.

Ini akan berjalan seiring dengan aplikasi cryptocurrency pemerintah yang dinamai Chivo, yang dapat dilihat sebagai dompet digital yang dapat diakses oleh warga dan wisatawan.

Transaksi dalam aplikasi tersebut akan dikenai bebas komisi, menghemat biaya negara Amerika Tengah sebesar 400 juta dolar AS atau setara dengan Rp5,7 triliun setiap tahunnya.

Bukele sendiri mengakui peluncuran tersebut dianggap terlalu ambisius dan dia mengatakan gangguan teknis telah mencegah aplikasi bekerja pada beberapa jenis ponsel.

Ia sendiri belum lama ini telah bergerak untuk memperkuat kontrol atas peradilan yang baru-baru ini mengizinkannya untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua berturut-turut meskipun ada batasan konstitusional.

Ada skeptisisme tentang adopsi bitcoin yang antusias oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah bersama dengan dolar AS sejak Bukele mengumumkannya pada Juni 2021 lalu.

Padahal, nilai bitcoin sendiri tunduk pada perubahan nilai yang begitu liar dalam hitungan menit saja.

Meski demikian, Bukele masih menikmati dukungan yang begitu kuat di negaranya, dengan jajak pendapat saat ini menunjukkan 85,7 persen tetap mendukung Bukele.

Baca Juga: El Salvador Beli Bitcoin Senilai Rp303 Miliar

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya