Ukraina Bentrok, Trump Kabarnya Akan Batalkan Pertemuan Dengan Putin

Hal ini dikarenakan bentrokan antara Rusia dengan Ukraina

Washington, D.C., IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kemungkinan akan membatalkan pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang sudah dijadwalkan jauh-jauh hari sebelumnya. Pasalnya, karena belum lama ini terjadi bentrokan militer antara Rusia dengan Ukraina. Bagaimana awal ceritanya?

1. Amerika Serikat mendesak negara-negara Uni Eropa untuk mendukung Ukraina

Ukraina Bentrok, Trump Kabarnya Akan Batalkan Pertemuan Dengan Putintwitter.com/Eire_QC

Dilansir dari CNN, Donald Trump memungkinkan batal untuk bertemu dengan Vladimir Putin. Ia juga mengatakan akan menunggu laporan lengkap mengenai bentrokan antara Rusia dengan Ukraina, dimana Rusia telah menyita 3 buah kapal milik Ukraina beberapa hari lalu. Sebenarnya, kedua pemimpin ini akan bertemu dalam rangka KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, akhir pekan ini. 

Sementara itu, Amerika Serikat mendesak negara-negara Uni Eropa untuk mendukung dan berbuat lebih banyak terhadap Ukraina. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert, mengatakan pihak Amerika Serkat akan memberikan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia. Meski demikian, Trump ternyata tidak menyalahkan Rusia dan tidak senang sama sekali atas perlakuan Rusia terhadap Ukraina. 

"Mungkin saya tidak akan mengadakan pertemuan dengan Putin. Mungkin saya bahkan tidak akan mengadakan pertemuan. Saya tidak suka agresi itu. Saya sama sekali tidak menginginkan agresi itu," ungkap Trump seperti yang dikutip dari BBC.

2. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menyebut ini adalah pelanggaran hukum internasional

Ukraina Bentrok, Trump Kabarnya Akan Batalkan Pertemuan Dengan Putintwitter.com/SecPompeo

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menyebut langkah yang diambil Rusia ini merupakan ekskalasi berbahaya dan pelanggaran hukum internasional. Pompeo segera merilis sebuah pernyataan yang menyatakan "keprihatinan mendalam" serta mengutuk Rusia dan menyerukan untuk menahan diri dari kedua belah pihak. Beberapa negara lain juga bereaksi serupa terhadap tindakan Rusia. 

Salah satunya adalah Inggris yang mengutuk perilaku destabiliasi Rusia di wilayah ini dan pelanggaran yang sedang berlangsung terhadap kedaulatan teritorial Ukraina. Dari pihak Jerman melalui Kanselir Angela Merkel menekankan perlunya deskalasi dan dialog. Merespon pihak Jerman, Vladimir Putin menilai bahwa orang-orang Ukraina dengan sengaja mengabaikan aturan-aturan perjalanan damai di laut teritorial Federasi Rusia.

3. Sebelumnya, Presiden Ukraina memberlakukan darurat militer

Ukraina Bentrok, Trump Kabarnya Akan Batalkan Pertemuan Dengan Putintwitter.com/KevinJona4

Pada hari Senin malam waktu setempat, parlemen Ukraina mendukung keputusan yang diambil oleh Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, untuk memberlakukan darurat militer selama 30 hari dari 26 November kemarin di 10 wilayah perbatasan. Hari Selasa kemarin, Poroshenko mengatakan ada ancaman "perang skala penuh" dengan Rusia. 

"Jumlah tank Rusia di pangkalan yang terletak di sepanjang perbatasan kami telah meningkat tiga kali," ungkap Poroshenko seperti yang dikutip dari BBC. Sebanyak 5 dari 10 wilayah perbatasan Rusia sementara dua bersebelahan dengan wilayah Trans-Dniester yang memisahkan diri di Moldova, dimana pasukan Rusia ditempatkan, sedangkan tiga wilayah lainnya berbatasan dengan Laut Hitam atau Laut Azov dekat dengan Krimea. Perpindahan ke darurat militer belum pernah terjadi sebelumnya di Ukraina dan memberi otoritas militer hak untuk melarang protes dan pemogokan.

Baca Juga: Kado Spesial Presiden Putin untuk Suporter: Masuk Rusia Tanpa Visa

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya