Wanita Asli Mapuche Dipercaya Rancang Konstitusi Baru Chile

Ia mendapatkan persetujuan sebanyak 96 dari 155 delegasi

Santiago, IDN Times - Seorang akademisi sekaligus wanita pribumi asli Mapuche, Elisa Loncon, dipercaya memimpin merumuskan kembali Konstitusi baru Cile pada hari Minggu, 4 Juli 2021, waktu setempat. Ia mendapatkan persetujuan sebanyak 96 dari 155 delegasi. Bagaimana awal ceritanya?

1. Ia berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan dalam mengubah sejarah negara ini 

Dilansir dari Aljazeera.com, arsitek konstitusi baru Cile telah memilih seorang wanita asli Mapuche untuk memimpin proses perubahan konstitusi, saat Majelis Konstitusi Cile diresmikan pada hari Minggu, 4 Juli 2021, waktu setempat di Santiago, ibu kota Cile. Elisa Loncon, yang merupakan seorang profesor dan aktivis hak pendidikan dan bahasa Mapuche, dipilih oleh 96 dari 155 delegasi, termasuk 17 orang pribumi yang membentuk badan konstitusional. Para delegasi dipilih untuk merancang teks baru untuk menggantikan Magna Charta Chili sebelumnya, yang diproduksi selama kediktatoran Augusto Pinochet.

Tak lupa, Loncon berterima kasih atas dukungan dari koalisi yang berbeda yang menempatkan kepercayaan serta impian di tangan bangsa Mapuche, yang memilih orang Mapuche, seorang wanita, untuk mengubah sejarah bangsa Cile. Merasa kecewa dengan status quo politik dan mendesak reformasi sistemik, pemilih Cile pada bulan Mei 2021 lalu memilih lusinan delegasi progresif dan independen untuk merancang ulang konstitusi, memberikan pukulan mengejutkan bagi calon konservatif yang gagal mengamankan sepertiga kursi untuk memveto proposal apapun.

2. Pemilihan Loncon merupakan titik tertinggi dalam beberapa hari terakhir terjadi drama tinggi 

Wanita Asli Mapuche Dipercaya Rancang Konstitusi Baru ChileSeorang wanita pribumi asli Mapuche, Elisa Loncon, ditunjuk untuk merumuskan kembali konstitusi baru Cile pada hari Minggu, 4 Juli 2021, waktu setempat. (Instagram.com/elisa.loncon)

Baca Juga: Argentina Ekstradisi Walter Klug Rivera ke Chile

Pemilihan Loncon sendiri merupakan titik tertinggi dalam beberapa hari drama tinggi yang mencakup penangguhan pengambilan sumpah delegasi setelah protes di luar dan di dalam venue serta bentrokan dengan polisi memaksa penundaan acara tersebut. Masalah muncul setelah pawai yang diselenggarakan oleh kelompok independen, sayap kiri dan pribumi yang menurunkan delegasi untuk badan konstitusional, serta kelompok kepentingan lainnya, bertemu dengan polisi bersenjata lengkap yang menjaga barikade di luar bekas Gedung Kongres Santiago, tempat upacara diadakan.

Delegasi di dalam acara tersebut kemudian memprotes dengan pihak penyelenggara atas taktik polisi yang keras, menabuh genderang, serta meneriakkan orkestra klasik pemuda yang memainkan lagu kebangsaan. Di tengah tuntutan delegasi agar polisi pasukan khusus represif ditarik, pejabat pengadilan pemilihan yang memimpin upacara setuju untuk menunda acara hingga tengah hari. Pertengkaran itu menggarisbawahi tantangan berat untuk penyusunan magna charta baru dengan latar belakang perpecahan mendalam yang masih membara setelah Cile dilanda kekacauan oleh protes besar-besaran yang dimulai pada Oktober 2019 lalu atas ketidaksetaraan dan elitisme serta dipicu oleh tanggapan polisi yang sengit.

Badan konstitusional dipilih melalui pemungutan suara pada bulan Mei 2021 lalu dan didominasi oleh kandidat independen serta kiri, beberapa berakar pada gerakan protes, dengan bagian yang lebih kecil dari calon yang lebih konservatif yang didukung oleh pemerintah sayap kanan-tengah saat ini. Para delegasi telah berjanji untuk membahas topik-topik termasuk air dan hak milik, independensi bank sentral dan praktik perburuhan, yang memicu kegelisahan di antara investor mengenai kemungkinan perubahan signifikan pada sistem pasar bebas produsen tembaga utama dunia.

3. Kelompok Mapuche sudah lama memperjuangkan adanya pengakuan karena konstitusi Cile sebelumnya

Wanita Asli Mapuche Dipercaya Rancang Konstitusi Baru ChileKelompok masyarakat pribumi Mapuche. (Instagram.com/elisa.loncon)

Pada bulan November 2020 lalu, ketika orang-orang Cile turun ke jalan untuk merayakan suara "ya" yang luar biasa dalam sebuah referendum mengenai apakah konstitusi baru saat itu harus ditulis ulang dan banyak dari mereka yang
mengibarkan bendera Mapuche. Kelompok Mapuche sendiri membentuk sekitar 12 persen dari populasi Cile dan sejauh ini merupakan kelompok pribumi terbesarnya. Mereka sendiri telah lama memperjuangkan pengakuan karena konstitusi Cile sebelumnya adalah satu-satunya di Amerika Latin yang tidak mengakui penduduk asli pribumi.

Tetapi anggota Dewan setempat, Marcelo Vega Melinao, berpikir suara "ya" dalam referendum bisa menandakan dimulainya era baru. Vega merupakan orang Mapuche pertama yang terpilih menjadi dewan kota di Victoria dan kota ini terletak di wilayah Araucania, lokasi di mana banyak populasi Mapuche yang berjumlah 2 juta orang di Cile. Bagi warga kelompok Mapuche bernama Hugo Alcaman, menurutnya ini bukan hanya masalah sumber daya tetapi juga sikap.

Dia mengatakan bahwa Mapuche telah belajar untuk hidup dalam budaya asli dan non-pribumi, tetapi orang Cile non-pribumi justru menolak untuk beradaptasi dengan cara Mapuche. Dia juga berpendapat bahwa orang Cile non-pribumi tidak pernah sepenuhnya memeluk asal-usul mereka, alih-alih mencari ke Eropa untuk budaya dan arsitektur mereka.

Baca Juga: Australia Tolak Ungkap Perannya dalam Kudeta Chile

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya