WHO: Varian COVID-19 dari India Terdeteksi di 44 Negara

Hal ini justru meningkatkan kekhawatiran banyak orang

Jenewa, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa varian COVID-19 dari India, B.1.617, telah ditemukan di sekitar 44 negara di seluruh dunia. Hal ini justru meningkatkan kekhawatiran banyak orang secara global karena varian inilah yang membuat jumlah kasus COVID-19 semakin meningkat akhir-akhir ini. Bagaimana awal ceritanya?

1. Awal pekan ini, WHO menyatakan bahwa varian B.1.617 sebagai varian perhatian

WHO: Varian COVID-19 dari India Terdeteksi di 44 NegaraSuasana keramaian yang terjadi di India di tengah pandemi COVID-19. (Twitter.com/weatherindia)

Dilansir dari Aljazeera.com, WHO mengatakan pada hari Rabu, 12 Mei 2021, waktu setempat bahwa varian B.1.617, yang merupakan varian COVID-19 dari India, telah terdeteksi di lebih dari 4.500 sampel yang diunggah ke database akses terbuka dari 44 negara di keenam wilayah WHO dan belum lama ini, WHO telah menerima laporan deteksi dari 5 negara tambahan lainnya. Di luar India, dikatakan Inggris telah melaporkan jumlah kasus COVID-19 terbesar yang disebabkan oleh varian tersebut. Awal pekan ini, WHO menyatakan varian B.1.617, yang menghitung tiga sub-garis keturunan dengan mutasi dan karakteristik yang sedikit berbeda, dinilai sebagai varian perhatian.

Oleh karena itu, varian tersebut ditambahkan ke daftar varian lainnya yang berisi 3 varian lainnya, seperti varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Brazil, dan Afrika Selatan. Varian B.1.617 dipandang lebih berbahaya dibandingkan versi asli COVID-19 karena lebih mudah menular, mematikan, atau mampu melewati beberapa perlindungan vaksin. WHO menjelaskan bahwa varian tersebut ditambahkan ke daftar varian lainnya karena lebih mudah menular menunjuk pada peningkatan pesat dalam prevalensi di banyak negara.

2. Seorang ilmuwan menilai keputusan yang diambil oleh WHO sudah tepat

WHO: Varian COVID-19 dari India Terdeteksi di 44 NegaraIlustrasi virus COVID-19. (Pixabay.com/geralt)

Seorang ilmuwan genomik dari University of California, Stacia Wyman, mengatakan bahwa langkah WHO dalam membuat keputusan sudah tepat. Dia menunjuk fakta bahwa varian tersebut sudah menyebar di sekitar puluhan negara di dunia dan ini tampaknya menjadi ancaman besar saat ini dalam hal penularan, dengan banyak negara yang melaporkan peningkatan lintasan varian B.1.617. 

Pada Oktober 2020 lalu, varian B.1.617 pertama kali ditemukan di India. Ada sejumlah mutasi, beberapa diantaranya terbukti mengkhawatirkan pada varian lain dan sebuah studi pendahuluan tentang mutasi ini menunjukkan bahwa beberapa di antaranya mungkin memberi virus COVID-19 sebuah cengkeraman yang lebih erat pada sel serta meningkatkan peluang mereka untuk terkena infeksi. Mutasi lain juga dapat mempersulit antibodi yang diproduksi oleh infeksi dengan varian lain untuk menempel padanya.

Studi tentang antibodi yang diproduksi oleh orang yang divaksinasi juga menunjukkan bahwa antibodi tersebut kurang berhasil melawan B.1.617 serta para ahli berharap bahwa sebagian besar vaksin akan tetap efektif melawan varian tersebut. 

Baca Juga: WHO Beri Izin Vaksin COVID-19 Sinopharm Tiongkok

3. Lonjakan kasus COVID-19 di India mendorong sebagian besar rumah sakit mengalami kekurangan oksigen dan tempat tidur

WHO: Varian COVID-19 dari India Terdeteksi di 44 NegaraIndia mengalami peningkatan drastis kasus harian COVID-19. (Twitter.com/nitishshekhawa1)

Lonjakan kasus baru telah melanda kota-kota utama di India, termasuk New Delhi dan Mumbai, yang mendorong sebagian besar rumah sakit ke titik puncak dan menyebabkan kekurangan oksigen serta tempat tidur. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa acara pertemuan massal keagamaan dan politik yang meningkatkan percampuran sosial dan berkurangnya kepatuhan terhadap kesehatan publik serta langkah-langkah jarak sosial.

WHO menekankan bahwa sejauh ini, hanya 0,1 persen dari tes COVID-19 positif di India yang telah diurutkan secara genetik dan diunggah ke database GISAID untuk mengidentifikasi varian yang dimaksud.

Jumlah kasus COVID-19 di India sampai hari Selasa, 11 Mei 2021, waktu setempat sudah mencapai angka 23.340.938 kasus dengan rincian 254.225 kasus berakhir meninggal dunia dan 19.382.642 kasus berakhir sembuh. Di hari yang sama, India mengalami penambahan kasus sebanyak 348.499 kasus baru dengan rincian 4.200 kasus berakhir meninggal dunia.

Baca Juga: WHO Akan Buka Pusat Kecerdasan Pandemik Global di Jerman

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya