Wilayah Fujian, China Alami Lonjakan Kasus Baru COVID-19

Wabah tersebut berawal dari ayah salah seorang siswa SD

Jakarta, IDN Times - Wilayah Fujian di Tiongkok akhir-akhir ini mengalami lonjakan kasus baru COVID-19 yang terkait dengan sebuah sekolah dasar yang ada di wilayah tersebut. Sebuah laporan awal pada Selasa (14/9) waktu setempat menunjukkan ayah dari salah seorang siswa SD dengan hasil tes positif COVID-19 menyebabkan wabah telah tersebar luas di Fujian.

1. Semua guru dan siswa sekolah SD harus diuji dalam seminggu ke depan

Dilansir dari BBC, pihak berwenang di Fujian telah memerintahkan agar semua guru dan siswa harus diuji dalam seminggu ke depan, setelah terdapat lebih dari 100 kasus baru dilaporkan dalam 4 hari terakhir.

Gelombang terbaru datang sebulan setelah Tiongkok mengatasi wabah di Nanjing, yang terbesar sejak Wuhan.

Kota Putian di Provinsi Fujian, rumah bagi sekitar 3 juta warga, tampaknya menjadi salah satu tempat yang paling parah terkena dampak. Kasus pertama di sana terkait dengan sebuah sekolah dasar di Fujian.

Diduga sumber wabah tersebut bermula dari seorang ayah salah satu siswa yang hasil tes menunjukkan positif COVID-19 pada (10/9) lalu, 38 hari setelah kembali dari Singapura pada (4/8) lalu.

Dia telah menjalani karantina selama 21 hari, di mana dia telah menjalani 9 tes asam nukleat dan serologi, yang semuanya negatif.

Tidak jelas apakah ayah siswa tersebut memang telah terkena COVID-19 di luar negeri, karena masa inkubasi yang begitu lama sangat tidak biasa.

Sementara itu, para pejabat telah mengambil langkah-langkah untuk mencoba dan menahan wabah tersebut.

2. Pemerintah setempat telah menutup beberapa tempat umum untuk sementara waktu

Baca Juga: China Janji Beri Rp441 Miliar dan 3 Juta Vaksin COVID kepada Taliban

Pemerintah Putian telah menutup sekolah dan siapapun yang meninggalkan wilayah Putian harus memiliki tes negatif COVID-19 dalam 48 jam terakhir.

Beberapa tempat umum seperti bioskop, museum, dan perpustakaan telah diberitahu untuk menangguhkan kegiatan dalam ruangan serta restoran diminta untuk membatasi jam operasional mereka.

Serupa seperti Putian, wilayah Xiamen juga telah melakukan lockdown di beberapa area dengan risiko penularan virus yang lebih tinggi, memotong kelas offline di sekolah TK, SD dan SMP serta SMA, menutup tempat-tempat umum seperti bioskop, pusat kebugaran, dan bar.

Selain itu, pemerintah Xiamen mengatakan kepada warga untuk tidak meninggalkan Xiamen karena alasan yang tidak penting.

Pasien pertama di cluster Xiamen merupakan kontak dekat dari sebuah kasus di Putian. Wilayah Xiamen sendiri dikenal karena cuacanya yang sejuk dan gaya hidup yang santai, sehingga Xiamen merupakan tujuan wisata populer di Tiongkok.

Bandara Internasional Xiamen Gaoqi juga merupakan pusat transportasi utama yang menghubungkan Delta Sungai Yangtze dan Pearl.

Sekitar 60 persen penerbangan ke dan dari Xiamen dibatalkan pada Selasa waktu setempat. Baik Putian dan Xiamen memulai pengujian COVID-19 di seluruh wilayah pada Selasa waktu setempat.

Namun, kota-kota tersebut belum mengumumkan lockdown seluruh kota yang begitu ketat seperti pada awal tahun 2020 lalu.

3. Seorang ahli mengatakan pendekatan strategi nol COVID sulit dilakukan jika menghadapi varian Delta

Wilayah Fujian, China Alami Lonjakan Kasus Baru COVID-19Ilustrasi virus COVID-19. (Pixabay.com/Crissa)

Sementara strategi nol COVID tampak berhasil, para ahli mengatakan butuh waktu lebih lama bagi otoritas Tiongkok untuk mengembalikan nol kasus dibandingkan dengan wabah sebelumnya.

Seorang ahli senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri Tiongkok, Yanzhong Huang, mengatakan strategi tersebut menghadapi masalah pengembalian yang semakin berkurang ketika berhadapan dengan varian Delta yang sangat menular.

Menurutnya, akan menjadi semakin sulit untuk mempertahankan pendekatan itu dalam hal waktu, energi organisasi, dan kesulitan keuangan serta ekonomi yang diperlukan untuk mengatur ulang ke nol kasus.

Negara-negara seperti Australia dan Singapura sudah beralih ke pendekatan baru untuk belajar hidup dengan virus, setelah mengandalkan strategi nol COVID untuk mencegahnya hampir sepanjang tahun 2020 lalu.

Di Australia, publik semakin membenci tindakan lockdown yang ketat, dengan protes anti-lockdown pecah di beberapa kota besar di Australia meskipun kasus telah melonjak bulan Agustus 2021 lalu.

Tiongkok, bagaimanapun, telah menggandakan upaya penahanannya yang ketat, mendapatkan pujian dari Partai Komunis Tiongkok sebagai bukti superioritas sistem politik otoriternya.

Jumlah kasus COVID-19 di Tiongkok hingga tanggal (14/9) waktu setempat mencapai angka 95.340 kasus dengan rincian 4.636 kasus berakhir meninggal dunia serta 89.894 kasus berakhir sembuh.

Di hari yang sama, Tiongkok mengalami penambahan kasus baru sebanyak 92 kasus baru.

Baca Juga: China Janji Beri Rp441 Miliar dan 3 Juta Vaksin COVID kepada Taliban

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya